news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jamur dan Virus Dapat Menjadi Obat bagi Tanaman

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2020 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penampakkan Sclerotinia pada Tanaman. Foto: Screen youtube Plant Pathology
zoom-in-whitePerbesar
Penampakkan Sclerotinia pada Tanaman. Foto: Screen youtube Plant Pathology
ADVERTISEMENT
Jamur beracun yang berbahaya bagi tanaman, seperti “jamur putih”, dapat bermanifestasi dalam bentuk tekstur seperti kapas, dan bulu halus berwarna krem yang menempal pada batang tanaman.
ADVERTISEMENT
Jamur dapat berperan sebagai hama dengan mencungkil bagian tubuh tanaman seperti luka. Tak hanya itu, sel tumbuhan juga dapat terancam, di mana jamur menyemburkan cairan beracun pada bagian dalam tanaman. Jika bernasib nahas, flora malang itu akan mati dalam hitungan hari.
Sekitar 400 spesies tanaman dianggap rentan terhadap patogen, termasuk kedelai, yang terkena serangan jamur pada tahun 2009. Akibat fenomena ini, kerugian petani mencapai 560 juta dollar. Jamur juga tidak hanya aktif di tanah, namun dapat menyebarkan infeksi baru yang mampu menghancurkan seluruh bidang tanaman.
Daohong Jiang, seorang ahli mikrobiologi pertanian dari Agricultural University di Hubei, Tiongkok, memberikan keterangan pada New York Times, bahwa dia dan rekan-rekannya berpikir untuk mengubah jamur menjadi probiotik yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tak hanya itu, jamur dimodifikasi untuk meningkatkan ketahanan terhadap penyakit tanaman di masa depan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut melibatkan jasa virus SsHADV-1, yang sering meredakan serangan serangga pemakan jamur dan mampu menjinakkan jamur sclerotinia. Sebenarnya, tim ilmuwan pertama kali menyadari pengaruh virus yang tidak biasa terhadap sclerotinia lebih dari satu dekade yang lalu. Saat itu, mereka menemukan tanaman dapat hidup berdampingan dengan jamur yang terinfeksi. Namun, para ilmuwan belum mendalami dengan detail.
Penemuan menunjukkan bahwa virus membajak sel inang dalam skala global, mengendalikan gen yang mematikan saat menyusup ke tanaman lobak. Meskipun begitu, jamur yang terinfeksi virus, ditemukan tidak lagi membanjiri tanaman dengan cairan yang merusak jaringan. Namun, interaksi tidak berhenti sampai disini.
Sclerotinia mendorong tanaman untuk menumbuhkan daun dan akar yang lebih kuat. Fakta ini memberikan petunjuk bahwa jamur yang terinfeksi virus telah bertindak sebagai semacam vaksin untuk melawan penyakit di masa depan. Bahkan, Dr. Jiang mengkonfirmasi bahwa jamur jinak ini bisa menjadi pengobatan pencegahan untuk tanaman yang rentan.
ADVERTISEMENT
Para peneliti mencoba menyemprot tanaman dengan potongan-potongan sclerotinia yang terinfeksi virus. Hasilnya, tanaman menjadi lebih sehat dari yang tidak dirawat sama sekali. Pada keadaan alami, lalat pemakan jamur juga dapat membawa virus dari satu tempat ke tempat lain.
Visi Dr. Jiang dalam merepons hal tersebut adalah dengan menggunakan jamur yang telah dimasukkan oleh virus penenang. Ini akan memberikan opsi bagi para petani untuk menghindari penyakit tanaman di masa datang.
Jika hubungan antara virus dan jamur tahan lama, itu akan memicu pertanyaan menarik tentang bagaimana dua mikroba bisa berevolusi berdampingan, kata Dr. Romeo Olivares, ahli jamur dari New Mexico State University.