Kisah Burung Pelatuk Acorn yang Suka Merawat Anak Individu Lain

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
10 September 2020 22:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Burung Pelatuk. Foto: Carola68 from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Burung Pelatuk. Foto: Carola68 from Pixabay
ADVERTISEMENT
Keluarga merupakan orang-orang terdekat dan akan tumbuh bersama melalui suka dan duka. Meskipun begitu, tak semuanya keluarga harmonis, ada yang terjebak dalam pertengkaran orang tua, bahkan dengan saudara sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika membayangkan hubungan keluarga yang dimiliki oleh beberapa hewan, terkadang itu bisa menjadi sama atau berbeda. Burung pelatuk ditemukan sering melakukan ‘pembiakan kooperatif’. Pembiakan kooperatif mengacu pada definisi induk hewan dalam sebuah kelompok untuk membantu merawat anak individu lain.
Melansir dari Abc Science, berikut alasan burung pelatuk acorn melakukan pembiakan kooperatif.

Koloni selalu bersama-sama

Burung pelatuk acorn, yang memiliki tubuh kecil dengan seringkali bercak bulu merah di kepalanya yang terlihat botak, mempraktikan pembiakan kooperatif. Beberapa dewasa akan bekerja sama untuk membesarkan anak-anak dalam koloni, meskipun tidak selalu memiliki kedekatan. Pelatuk hidup dalam keluarga besar, terdiri dari paling tidak selusin anggota atau lebih. Anggota koloni dapat memiliki hubungan kekerabatan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Burung pelatuk acorn membutuhkan wilayah yang luas mengingat jumlah anggotanya yang banyak. Setidaknya, wilayah yang dikuasai satu koloni besar membentang 15 hektar, yang hampir sama dengan luas 15 lapangan sepak bola. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan keluarga dari persaingan spesies lain. Beberapa anggota bertugas untuk memastikan anak-anaknya aman dan sehat, dan yang lainnya bisa membantu mencari makan.

Semakin banyak anggota akan semakin banyak masalah

Jangan tertipu dengan kata kooperatif, mengira burung-burung ini adalah satu keluarga besar yang bahagia, hidup berdampingan dalam utopia cinta dan persahabatan. Seperti keluarga mana pun, burung-burung ini memiliki perseteruan dan konflik.
Pelatuk acorn memiliki kesadaran untuk mengetahui siapa anggota kelompok mereka sendiri ataupun anggota kelompok lain, dan apa hubungan masing-masing dengan yang lain.
ADVERTISEMENT
Terdapat persaingan kenaikan tahta jika anggota yang meninggal memiliki jabatan tertentu dalam kelompok. Tak hanya itu, terkadang persaingan melibatkan kelompok lain. Jika seekor betina mati dalam kelompok, pembantu laki-laki yang tidak bisa kawin dengannya karena dia adalah ibu mereka, maka sekarang dapat berkembang biak dengan betina lain.
Di antara burung betina, ada persaingan untuk kelangsungan hidup anaknya sendiri. Dalam keluarga yang terdapat beberapa indukan betina, salah satu akan sering menyabotase telur yang lain dengan membuangnya dari sarang. Membuang telur sangat umum sehingga hampir sepertiga telur hilang karena perilaku ini.
Tampaknya ada batasan ukuran untuk keluarga spesies ini. Jika keluarga terlalu kecil, tidak ada cukup pembantu untuk mengasuh dan melindungi burung muda. Jika keluarga terlalu besar, seringkali persaingan di antara pasangan meningkat.
ADVERTISEMENT

Mengapa Bekerja Sama?

Sudah lebih dari 50 tahun sejak pertama kali para ilmuwan mulai mempelajari keluarga burung pelatuk acorn. Dari kemampuan untuk menyimpan seluruh hirarki keluarga di kepala mereka, hingga sistem keluarga yang menyaingi sistem paling kompleks seperti manusia. Dengan kata lain, burung ini adalah makhluk luar biasa.
Manusia sering menganggap sebagai makhluk yang lebih unggul atau terpisah dari kerajaan hewan, namun kenyataanya manusia memiliki banyak kesamaan dengan hewan, seperti halnya dalam hubungan kekerabatan dan keluarga.