Lebah Raksasa Asia yang Membuat Warga Amerika Serikat Resah

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
2 September 2020 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lebah Raksasa Asia. Foto: Wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Lebah Raksasa Asia. Foto: Wikipedia
ADVERTISEMENT
Pada akhir 2019, lebah terbesar di dunia, yang lalu dikenal dengan lebah raksasa Asia ditemukan di British Columbia, Negara Bagian Washington. Sebuah artikel viral menjulukinya sebagai “lebah pembunuh”, julukan yang sebenarnya masih diperdebatkan.
ADVERTISEMENT
Melansir dari beberapa sumber, berikut ini hal yang harus diketahui tentang lebah raksasa yang meresahkan masyarakat Amerika Serikat belakangan ini.

Mengapa Dijuluki Lebah Raksasa?

Lebah raksasa Asia menempati peringkat lebah terbesar di dunia. Science News for Students memperkirakan sang ratu lebah dapat mencapai sekitar 5 cm panjangnya atau kira-kira seukuran ibu jari wanita dewasa. Rentang sayap bisa melebihi 7 cm. Sedangkan para lebah pekerja tidak lebih besar dari sang ratu.

Pemangsa Lebah Madu

Menurut Science News for Students, lebah raksasa ditemukan memangsa lebah madu dengan cara menukik ke bawah dan menangkap santapannya di udara. Sang predator lalu membawa pulang hasil buruan ke sarang untuk diberi kepada anaknya. Bahkan, hewan dengan nama lain Vespa Mandarinia ini mampu membunuh seluruh sarang lebah madu.
ADVERTISEMENT
Para penyerang yang hanya terdiri dari lusinan dapat memenangkan pertarungan dengan ribuan lebah madu dalam waktu beberapa jam. Dalam serangan massal itu, raksasa menggigit kepala lebah madu dewasa dan meninggalkan tubuh korbannya. Sedangkan lebah madu muda dibawa sebagai protein untuk anak lebah raksasa.

Seberapa Berbahaya Sengatannya?

Lebah raksasa Asia menghasilkan racun yang cukup kuat dalam dosis besar. Justin Schmidt bersama rekannya dari Southwestern Biological Institute dan University of Arizona, menghitung ini berdasarkan penelitian dengan tikus sebagai objeknya.
Sengatan lebah raksasa dapat menghasilkan racun dengan massa sekitar 1.100 mikrogram. Fakta ini 7 kali lebih banyak dari yang dihasilkan oleh lebah madu. Para peneliti juga menemukan satu sengatan penuh lebah raksasa memiliki peluang 50 persen untuk membunuh hewan pengerat.
ADVERTISEMENT

Meresahkan Warga Amerika Serikat

Kemunculan lebah raksasa mengkhawatirkan masyarakat di beberapa negara bagian AS. Berdasarkan keterangan Departemen Pertanian Negara Bagian Washington (WSDA), terdapat 9 penyerangan yang dilaporkan. Bahkan, WSDA dan Departemen Pertanian AS-Layanan Pemeriksaan Kesehatan Hewan dan Tanaman (USDA-APHIS) melakukan tinjauan lingkungan dan mengusulkan untuk mendeteksi serta membasmi lebah raksasa Asia dari Negara Bagian Washington.

Merubah Perspektif

Lebah raksasa ini hanya terlihat di wilayah Washington, namun banyak orang di seluruh AS telah mengira spesies lebah asli sebagai lebah raksasa. Banyak lebah yang tidak berbahaya di seluruh AS dibunuh karena ketakutan yang tidak berdasar tentang lebah pembunuh, kata Chris Looney, ahli entomologi di Departemen Pertanian Negara Bagian Washington, mengatakan kepada National Geographic.
ADVERTISEMENT
Kisah ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan publik tentang serangga, Jeffrey Lockwood, seorang ahli entomologi dan profesor Ilmu Alam dan Humaniora di University of Wyoming, menambahkan. Antipati terhadap serangga pada masyarakat harus diubah melalui pengetahuan, karena faktanya serangga memberi kontribusi dalam penyerbukan tiga perempat tanaman di dunia. Permusuhan dan ketidaktahuan yang mengakar secara budaya pada serangga dapat berbahaya bagi manusia dan populasi serangga.
Lebah Raksasa Asia. Foto: Wikipedia