Mampu Mengendus Ranjau Darat, Tikus ini Menerima Penghargaan Medali Emas

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
28 September 2020 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Magawa, Tikus Pahlawan. Foto: Screen Youtube Cobrapost
zoom-in-whitePerbesar
Magawa, Tikus Pahlawan. Foto: Screen Youtube Cobrapost
ADVERTISEMENT
Sebuah medali penghargaan diberikan kepada penyelamat nyawa manusia melalui kemampuan mendeteksi ranjau darat di Kamboja. Siapa sangka, bukan manusia yang menerimanya, melainkan seekor tikus bernama Magawa.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini tentu saja mengejutkan berbagai pihak. Melansir dari New York Times dan USA Today, berikut kisah Magawa, seekor tikus yang baru saja menerima medali emas atas dedikasi dan keberaniannya dalam menemukan ranjau darat.
Medali emas diberikan oleh People's Dispensary for Sick Animals (PDSA), sebuah badan amal Inggris, yang sering disebut Animal's George Cross. Pandangan umum pada tikus yang sering diasosiasikan dengan selokan kumuh dan berbau perlahan ditentang oleh kemunculan Ratatouille, sebuah film Disney-Pixar tahun 2007.
Hadirnya Magawa tentu saja diharapkan membantu menambah perubahan pandangan buruk tersebut. Faktanya, tikus ini berjasa menemukan 39 ranjau darat dan 28 persenjataan lain yang belum meledak. Jac McLoughlin, direktur jenderal amal, memberikan keterangan:
ADVERTISEMENT
Penggulingan Khmer Merah dan konflik internal pada 1980-an dan 1990-an diduga bertanggung jawab atas penyebaran lebih dari lima juta ranjau darat di Kamboja. Tak hanya itu, sebuah laporan tahun 2019 dari Congressional Research Service, menyebutkan bahwa serangan udara Amerika Serikat dalam Perang Vietnam juga telah mengotori persenjataan yang tidak meledak yang ditemukan di beberapa lokasi negara.
Menurut sebuah laporan, korban ledakan ranjau darat dan bahan peledak lainnya di Kamboja mencapai 64.000 orang sejak tahun 1979. Selain itu, menurut HALO Trust, sebuah badan amal pembebasan ranjau darat kemanusiaan terbesar di dunia, mencatat setidaknya 25.000 jiwa harus diamputasi akibat ledakan.
ADVERTISEMENT
Karir Magawa dimulai ketika tikus tersebut menjadi objek pelatihan proyek “Hero Rat”, yang diinisiasi oleh organisasi nirlaba Belgia, APOPO. Organisasi ini bekerja dalam wilayah Asia Tenggara dan Afrika, dimana memiliki misi melatih tikus untuk menyelamatkan nyawa dengan mendeteksi ranjau darat dan tuberkulosis.
Magawa, tikus raksasa berkantung Afrika, merupakan alumni pelatihan yang paling berhasil. Terbukti, hewan berusia lima tahun ini mampu mendeteksi TNT, senyawa kimia di dalam bahan peledak.
Kemampuannya lebih mumpuni dibandingkan dengan detektor logam yang masih sering tidak dapat membedakan bahan peledak dan besi tua. Magawa mampu mengendus TNT jauh lebih cepat daripada siapapun dan alat manapun dalam mencari ranjau darat.
Terbukti, hewan cerdik itu hanya menghabiskan waktu 30 menit dalam area pencarian seluas lapangan tenis. Sedangkan, alat detektor dengan bantuan sumberdaya manusia membutuhkan empat hari dalam area yang sama.
ADVERTISEMENT
Magawa peka terhadap bahan peledak dengan mengandalkan indra penciuman dan ingatan yang luar biasa. Magawa memberikan isyarat kepada pawang ketika menemukan tanda-tanda ranjau, dengan menggaruk tanah di atasnya. Tak hanya menyelamatkan manusia, penemuan bahan ledakan berbahaya juga mengembalikan tanah warga kembali aman.
Mawen, pawang utama, menceritakan bahwa Magawa adalah makhluk ramah dan pekerja keras, namun sangat menyukai tidur siang saat istirahat. Saat tidak berada di ladang ranjau, tikus ini suka memakan pisang, kacang tanah dan semangka, dan bermain. Namun, karier Magawa yang gemerlap mungkin akan segera berakhir. APOPO hanya mengizinkan para tikus pahlawan bertugas empat hingga lima tahun. Setelah itu, masa pensiun diisi dengan bermain.
Magawa tetaplah menjadi penerima penghargaan spesial bagi PDSA. Bahkan, organisasi tersebut merancang medali khusus bagi hewan pengerat itu. Keberanian dan pengabdian luar biasanya patut diapresiasi dengan medali yang berbeda dari hewan lainnya, kata McLoughlin.
ADVERTISEMENT