Mengenal Fishing Cat, Kucing yang Enggak Takut Air

Fishing cat. Foto: Wikipedia

Kucing pada umumnya tak suka air terlebih berenang, tetapi fishing cat justru sebaliknya. Fishing cat adalah satu di antara perenang yang andal dan benar-benar suka berada di dalam air.

Memiliki nama latin Prionailurus viverrinus, fishing cat merupakan kucing liar di Asia Selatan dan Tenggara. Umumnya fishing cat hidup di lahan basah, di sepanjang sungai, danau, rawa-rawa dan hutan bakau. Meski begitu, kadang-kadang fishing cat ditemui di hutan kering tropis dan bahkan terlihat di Himalaya India pada ketinggian 4.900 kaki di vegetasi lebat dekat sungai.

Warna bulu fishing cat adalah abu-abu kekuningan dengan garis-garis hitam disertai bintik-bintik. Ekornya terbilang pendek karena kurang dari setengah panjang tubuhnya. Untuk panjang dari fishing cat adalah 57 hingga 78 cm dengan ekor 20 hingga 30 cm.

Fishing cat. Foto: Capture Youtube Animalogic

Sebagai kucing perenang, bulu fishing cat berlapis. Lapisan pendek berfungsi menjaga kulit tetap hangat dan kering saat berada di air, sedangkan lapisan lain sebagai pola warna dari fishing cat.

Fishing cat aktif di malam hari dan sering berada di dekat air. Tak hanya bisa berenang jarak jauh, tapi juga bisa menyelam di bawah air sungai. Mangsa utama fishing cat adalah ikan, sementara lainnya adalah burung, serangga, dan tikus kecil. Fishing cat akan turun ke air dan menggunakan cakarnya untuk menangkap ikan atau langsung melahap memakai giginya.

Fishing cat menandai wilayahnya dengan urinnya yang berbau tajam. Musim kawin fishing cat diperkirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari dan anak-anaknya lahir pada Maret atau April. Usai menjalani masa kehamilan 63 -70 hari, betina akan melahirkan dua atau tiga anak kucing. Anak-anak kucing itu akan mampu bergerak aktif pada usia satu bulan dan mulai bermain di air sekitar usia dua bulan.

Sayangnya, fishing cat masuk di daftar merah IUCN karena terancam perusakan lahan basah yang merupakan habitatnya.