Mengenal Merpati "Dada Berdarah", Burung Unik Berasal dari Luzon

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
24 Agustus 2020 21:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Merpati Luzon "Dada Berdarah". Foto: Youtube Paul Dinning Channel
zoom-in-whitePerbesar
Merpati Luzon "Dada Berdarah". Foto: Youtube Paul Dinning Channel
ADVERTISEMENT
Genus Gallicolumba memiliki sejumlah spesies yang dikenal dengan “dada berdarah”, yaitu merpati yang memiliki bulu berwarna merah tepat di bagian dadanya. Inilah yang memicu merpati ini terlihat seolah-olah terluka. Secara visual, jantan dan betina terlihat sangat mirip, meskipun betina secara keseluruhan lebih kusam, dan bercak merah pada dada betina lebih kecil dan pucat. Burung endemik ini mendiami wilayah tengah dan selatan Luzon, Filipina. Melansir dari laman Animalia dan Animal Diversity, berikut ini fakta-fakta tentang merpati “dada berdarah”.
ADVERTISEMENT

Habitat

Berdasarkan penelitian de Hoyo, dkk pada tahun 1997, Gallicolumba Luzonica mendiami hutan dataran rendah dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk makan di hutan. Burung-burung ini bertengger dan bersarang di pohon dengan ketinggian rendah hingga sedang, serta semak dan tanaman merambat. Semak belukar menjadi benteng pertahanan dari para predator. Selain itu, burung cantik ini ditemukan hingga ketinggian 1400 mdpl.

Tingkah Laku

Penelitian Peterson, dkk pada tahun 2000 menemukan spesies merpati darat ini sangat tertutup dan pemalu. Ketika didekati, mereka hanya terbang dalam jarak pendek dan melarikan diri dengan berjalan kaki. Fakta lain menyebutkan mereka terbang bersama pasangannya atau dalam kawanan kecil. Di alam, merpati Luzon relatif jinak, namun menjadi agresif di penangkaran. Seringkali, kawanan harus dipisahkan dan hanya satu pasangan di setiap kandang.
ADVERTISEMENT

Kemampuan Bertahan Hidup dan Menghadapi Mangsa

Meskipun tergolong pemalu, spesies ini sangat teritorial. Jantan tak takut mempertahankan wilayahnya dengan membuat panggilan peringatan, kemudian jika perlu, bertempur sampai mati. Jika dihadapkan pada burung pemangsa yang lebih besar, “dada berdarah” akan mengeluarkan suara mendengus atau terengah-engah. Bunyi panggilan burung pendiam ini adalah satu kali "cooooo", dengan menaikan sedikit vokal suara di tengah-tengah.

Perkawinan

Penelitian Naether pada tahun 1973 memberikan sumbangsih pada pengetahuan tentang bagaimana merpati Luzon kawin. Jantan lebih tertarik dengan betina yang membusungkan bulu merah pada dadanya dengan jelas. Para jantan mengeluarkan suara "co-co-cooooo" lembut selama pacaran untuk menarik hati betina. Begitu jantan berhasil menarik perhatian betina, sang jantan akan menundukkan kepalanya dan dengan penuh kasih sayang kawin dengan pasangannya. Penelitian lain menunjukkan bahwa musim kawin terjadi pada pertengahan bulan Mei, dan biasanya berpasangan untuk seumur hidup.
ADVERTISEMENT

Kebiasaan Makan

Grzimek pada tahun 1972 meneliti tentang kebiasaan makan merpati “dada berdarah”. Di habitat aslinya, burung omnivora ini lebih suka memakan biji-bijian dan buah yang jatuh, serta berbagai serangga dan cacing yang ditemukan di hutan. Namun di penangkaran, merpati diberi makan minyak sayur, sayuran, dan keju untuk menambah nutrisi saat pasangan sedang berkembang biak.