Penemuan Keragaman Budaya dan Perilaku pada Simpanse dalam Menangkap Rayap

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
26 Agustus 2020 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Simpanse. Foto: suju from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Simpanse. Foto: suju from Pixabay
ADVERTISEMENT
Transformasi budaya lintas generasi hanya ditemukan pada beberapa spesies hewan. Simpanse adalah salah satu spesies yang menunjukkan keragaman budaya dan perilaku dalam berburu sesuatu.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan di Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman, memprakarsai ‘Program Pan Afrika: Simpanse Berbudaya’ atau disingkat dengan ‘PanAf’ pada tahun 2010, yang tak lain untuk membuktikan hipotesis lebih lanjut.
Melansir dari Jurnal Nature Human Behaviour dan laman Science Daily, berikut penjelasan keragaman budaya dan perilaku simpanse terbaru yang menambah khazanah ilmu pengetahuan dunia fauna.

Metode Penelitian yang Dilakukan

Penelitian terbaru oleh Boesch dkk (2020) menemukan kelompok simpanse memiliki budaya menangkap rayap yang unik. Penangkapan rayap oleh simpanse diamati baik sarang rayap yang terletak di atas dan di bawah permukaan tanah.
Ilmuwan memanfaatkan protokol standar, yaitu memasang kamera jebakan, mengumpulkan sampel, dan mencatat data ekologi di lebih dari 40 lokasi penelitian sementara dan jangka panjang di seluruh Benua Afrika.
ADVERTISEMENT
Pengamatan ini dilakukan dengan pengambilan sampel 39 komunitas simpanse agar hasil penelitian lebih valid. Penelitian mengungkapkan terdapat 38 cara teknis yang dilakukan simpanse sebagai upaya menangkap rayap. Selain itu, individu dalam komunitas yang sama tak segan membagikan ketrampilan ini pada individu lain.

Keragaman yang Mengejutkan

Boesch menyatakan bahwa keragaman teknik yang terlihat pada penangkapan rayap oleh simpanse merupakan kejutan bagi dunia penelitian. Tidak hanya setiap komunitas memiliki cara berburu yang sangat unik, mereka menggabungkan sejumlah elemen berbeda dalam etiket mendapatkan rayap.
Contoh paling mencolok dari hal ini adalah bagaimana simpanse Wonga Wongue di Gabon biasanya berbaring menyamping untuk berburu rayap, sementara simpanse Korup di Kamerun hanya bersandar pada sikunya, dan simpanse Goualougo di Kongo kepergok duduk sambil menunggu rayap untuk dimangsa.
ADVERTISEMENT
Komunitas simpanse hidup di habitat yang sama dengan akses sumberdaya yang sama pula, ini memungkinkan primata untuk meniru teknik dalam memancing rayap. Selain itu, cara berburu yang inovatif juga sangat mungkin diciptakan oleh beberapa individu setiap kali mereka mempelajarinya secara berulang.

Budaya Menyesuaikan dalam Kelompok

Sama seperti etiket manusia, simpanse akan menyesuaikan diri dengan apa yang dilakukan anggota kelompok lainnya. Pada manusia, ini serupa dengan budaya sumpit di berbagai negara Asia. Misalnya, di Thailand dan Jepang tidak hanya sumpit yang bentuknya berbeda, tapi cara memegangnya pula tak sama. Fenomena ini juga terjadi pada simpanse.
ADVERTISEMENT
Variasi budaya pada manusia telah didokumentasikan dengan sangat rapi dalam ratusan populasi berbeda. Namun, mengenai kelompok simpanse masih sangat terbatas, padahal manusia dapat mempelajari lebih lanjut kekayaan keragaman budaya pada hewan yang termasuk dalam keluarga Homonidae ini.