Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perlindungan Primata Harus Dilakukan Secara Efektif untuk Mencegah Kepunahan
19 September 2020 11:34 WIB
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Primata merupakan hewan yang mengagumkan dan sering dikaitkan bagian dari evolusi manusia. Dari lemur hingga orangutan, tarsius hingga gorila, dan 500 spesies lainnya di muka bumi menerima banyak perhatian penelitian dan upaya konservasi.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari serangkaian rencana yang telah dan akan dilakukan, faktanya lebih dari 60% spesies primata berada pada ancaman kepunahan. Ini disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengakibatkan hilangnya habitat dan jatuhnya populasi, melalui perburuan, perdagangan ilegal, perubahan iklim, dan penyakit.
Melansir dari the Conversation, berikut ini penjelasan keluarga primata berada diambang kepunahan, jika upaya konservasi tidak berjalan secara efektif.
Isu krisis kepunahan membuat tindakan konservasi yang efektif menjadi penting. Terdapat beberapa pilihan tindakan konservasi untuk melindungi primata, seperti anti perburuan, patroli, relokasi hewan, mengembalikan primata ke habitatnya, dan mempublikasikan upaya konservasi agar masyarakat luas mendapatkan edukasi tentang masalah ini.
Meskipun begitu, studi terbaru dari Durham University, sebenarnya hanya sedikit yang diketahui tentang fakta di lapangan dalam upaya perlindungan terhadap keluarga primata.
ADVERTISEMENT
Jo Setchell, yang merupakan penulis, dan salah satu bagian dari tim ahli primatologi dan konservasionis dari 21 negara, mengevaluasi apakah 162 tindakan konservasi primata benar-benar berhasil. Para ilmuwan menemukan tidak ada penelitian yang menguji keefektifan tindakan ini.
Para ilmuwan dihadapkan pada masalah kekurangan bukti untuk mempertegas hipotesis. Tindakan konservasi yang efektif harus diinvestigasi setidaknya 20 hingga 30 kali secara berkelanjutan. Peneliti khawatir akan keberlangsungan upaya konservasi jika tidak dilakukan sesuai dengan prosedur, dan akan berdampak pada kepunahan primata.
Spesies yang hilang
Studi tersebut hanya mencakup sekitar 14% dari lebih 500 spesies primata dan hanya 12% dari spesies yang terancam. Penelitian fokus pada primata besar dan beberapa spesies kera yang lebih besar. Selain itu, Amerika Selatan dan Asia minim penelitian konservasi terkini tentang primata. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan karena kedua benua merupakan rumah bagi hewan mengagumkan ini.
ADVERTISEMENT
Mengapa ini terjadi?
Para konservasionis dihadapkan pada anggaran dan waktu yang terbatas, dan urgensi dari banyak skenario konservasi. Problematika menyebabkan evaluasi tindakan seperti dilupakan. Selain itu, banyaknya spesies primata yang hidup di hutan tropis dengan jarak pandang terbatas, menjadi tantangan tersendiri bagi para konservasionis.
Jika peneliti tidak dapat memantau jumlah primata yang ada, mereka tidak dapat mengetahui apakah jumlahnya menurun, stabil, atau meningkat. Oleh karena itu, tindakan pemantauan primata dalam jangka waktu yang tak sebentar dapat dibilang sebagai urgensi untuk mengambil setiap tindakan, mengingat primata berkembang biak sangat lambat.
Meningkatkan bukti
Saat masalah telah diketahui, para pemangku kepentingan perlu mengidentifikasi kesenjangan untuk memfasilitasi penelitian fokus pada spesies terancam dan kawasan yang belum dipelajari. Selain itu, organisasi pemberi dana harus mendedikasikan sumber daya untuk mengevaluasi tindakan konservasi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, para ahli seperti Primate Specialist Group dapat berkontribusi dengan mengembangkan pedoman cara menguji evaluasi secara ketat. Akademisi diharapkan mampu berkolaborasi dengan ahli konservasi dan merancang studi yang sesuai. Ahli konservasi juga harus berhati-hati karena keefektifan upaya perlindungan masih belum banyak diketahui dalam banyak khasus.