Serigala Berwarna yang Sering Disebut Anjing Liar Afrika

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
26 September 2020 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Serigala Berwarna atau Anjing Liar Afrika. Foto: Elli60 from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Serigala Berwarna atau Anjing Liar Afrika. Foto: Elli60 from Pixabay
ADVERTISEMENT
Begitu banyak nama lain dari serigala berwarna, seperti, anjing liar Afrika, anjing pemburu Cape, anjing hyena, hingga anjing pemburu berwarna. Satwa yang memiliki nama lain Lycaon pictus memiliki arti sebagai serigala berwarna, karena dikenal karakteristik bulu karamel berbintik dan coklat.
ADVERTISEMENT
Genus Lycaon sebenarnya lebih dekat hubungannya dengan serigala daripada anjing domestik. Terlepas dari nama yang membingungkan, hewan karnivora ini tetap unik untuk diketahui. Melansir dari Live Science dan BBC Earth, berikut fakta serigala berwarna, yang juga terkenal dengan sebutan anjing liar Afrika.

Struktur Sosial yang Kuat dalam Sebuah Koloni

Serigala ini bukanlah hewan soliter seperti beberapa hewan pemangsa lainnya. L. pictus membentuk koloni hingga 15 anggota, dimana terdapat jantan alfa dan betina alfa, yang merupakan pasangan monogami dan paling subur berkembang biak.
Para sekutu ini berkomunikasi melalui tindakan, gerakan dan sentuhan fisik, dan vokalisasi, seperti kicauan dan gerutuan. Bahkan, studi terbaru membuktikan bahwa setiap individu mampu memberikan suara melalui bersin.
ADVERTISEMENT
Layaknya manusia, serigala berwarna memiliki ikatan yang sangat kuat, dan lebih mirip pada kelompok lebah atau semut yang saling bergotong royong. Tingkah laku serigala memiliki beberapa prinsip untuk membantu satu sama lain, salah satunya, semua untuk satu, dan satu untuk semua.
Setiap anggota bertanggung jawab atas perannya masing-masing, namun tetap memiliki derajat yang sama. Para anggota diwajibkan merawat serigala muda, tua, dan yang terluka. Ketika menemukan individu yang lambat dan tak sigap, koloni tidak akan mencampakannya, justru dengan baik hati bersedia untuk menampung sebagai tambahan tenaga merawat anak.

Perkembang Biakan dan Populasi

Betina alfa dapat melahirkan dua hingga 20 anak. Anggota tua disini terlihat berperan signifikan dalam hal berburu untuk anak muda. Ketika para balita dan anak tidak mampu menjangkau mangsa, maka senior lah yang akan turun berburu, segera melahap hasil buruan, dan memuntahkan makanan untuk anak serigala.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan jurnal Behavioral Ecology, fenomena ini sangat menarik, karena secara alamiah dewasa ingin menjaga kelangsungan hidup juniornya. Di satu sisi, dewasa yang tidak kawin dan kehilangan kemampuan berburu, rela mati demi anak-anak serigala.

Ancaman Populasi Masa Depan

Terdapat beberapa ancaman yang dikhawatirkan mengganggu kelangsungan spesies ini, yaitu secara alamiah, dan non-alamiah. Ancaman di alam liar jelas dihadapi oleh serigala. Singa sebagai predator utama, akan memangsa kawanan, terutama anak serigala. Hyena yang licik juga akan mencuri hasil buruan serigala berwarna.
Makhluk ini dikenal dengan kelincahan dan jangkauan penjelajahannya. Seringkali, serigala berwarna ditemukan keluar dari cagar alam yang dilindungi dan tanpa sadar ke daerah yang sering dikunjungi manusia.
Oleh karena itu, populasi menghadapi rintangan baru, seperti melewati jalan raya yang akhirnya ditabrak pengguna jalan, dan pembunuhan yang dilakukan oleh petani karena takut hewan ternaknya dicuri. Selain itu, interaksi yang mungkin terjadi dengan anjing domestik, membuat serigala berwarna terkena ancaman penyakit menular.
ADVERTISEMENT
Para ahli menyimpulkan keberadaan serigala berwarna paling jelas terancam akibat dari penambahan aktivitas manusia di habitat asli. The International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengklasifikasikan Lycaon pictus sebagai spesies ‘terancam punah’, dengan tren populasi yang terus menurun, sejak perhitungan ini dilakukan tahun 2012. Bahkan, serigala dewasa yang tercatat menyisakan 1.409 ekor.
Satu area di mana beberapa konservasionis berharap untuk membalikkan tren ini adalah kematian yang tidak disengaja oleh jerat. Para pemburu memasang jebakan untuk menangkap antelop, namun seringkali seekor serigala berwarna lah yang terperangkap.
Merespons kejadian ini, Brandon Davis, salah satu pendiri Painted Dog Protection Initiative, bersama timnya telah merencanakan kerah anti jeratan. Kerah dirancang dengan perangkat keras untuk melindungi hewan agar tidak mencekik atau melukai dirinya sendiri ketika tidak sengaja terjerat.
ADVERTISEMENT