news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Uniknya Long-Wattled Umbrellabird, Punya Pial Panjang Bak 'Janggut'

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
7 Agustus 2020 16:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Long-wattled Umbrellabird. Foto: Capture Youtube Schmidt's Birding Index
zoom-in-whitePerbesar
Long-wattled Umbrellabird. Foto: Capture Youtube Schmidt's Birding Index
ADVERTISEMENT
Long-Wattled Umbrellabird merupakan salah satu dari tiga spesies cotinga yang berasal dari hutan tropis di barat Kolombia dan Ekuador. Umumnya, long-Wattled Umbrellabird terkenal karena jambulnya yang seperti payung di atas kepala serta pialnya yang panjang bak 'janggut'. Sementara itu, long-Wattled Umbrellabird betina diketahui tak memiliki pial atau pialnya berukuran lebih pendek. Pial jantan tersebut, bisa memanjang atau menjadi pendek dalam situasi tertentu seperti terbang.
ADVERTISEMENT
Melansir Britania, long-wattled umbrellabird ini memiliki panjang 38-50 sementara betina memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari jantan. Long-wattled umbrellabird menghabiskan sebagian besar hidupnya di pepohonan tinggi. Spesies yang satu ini adalah pemakan buah-buahan.
Pial pada long-wattled umbrellabird jantan berfungsi menarik perhatian betina. Saat musim kawin, para jantan berkerumun pada suatu tempat untuk menarik perhatian betina yang akan melihat-lihat dan memilih jantan terbaik. Jantan memamerkan pial panjangnya serta membuat suara khusus yang keras dan dapat didengar hingga jarak satu mil jauhnya. Setelah kawin, betina membangun sarang dari ranting untuk mengerami telur dan anak-anaknya.
ABC Birds mengonfirmasi bahwa populasi burung ini hanya tersisa 10.000 hingga 20.000 ekor saja dengan status “rentan” karena tren populasinya yang semakin menurun. Penurunan ini ditimbulkan oleh ancaman pembangunan, penebangan, dan penambangan emas. Pengembangan pertanian skala besar merupakan faktor utama deforestasi, terutama untuk perkebunan kelapa sawit dan pisang hingga peternakan. Selain itu, orang lokal menganggap burung ini sebagai hewan peliharaan, diperjualbelikan, atau bahkan untuk dimakan.
ADVERTISEMENT