Kawasan Bukit Batu Putih Potensi Geologi Samarinda

Foto : Kegiatan fieldtrip oleh mahasiswa angkatan 23 teknik geologi

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik hayati maupun nonhayati. Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup, seperti tumbuhan dan hewan. Sumber daya alam nonhayati adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati, seperti mineral dan batuan.

Tak hanya itu, dalam bidang geologi, kekayaan sumber daya alam Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun, pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara berkelanjutan agar tidak habis dan dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Kondisi geologi ini yang melibatkan pembentukan batuan serta struktur geologi merupakan faktor penting yang mempengaruhi potensi kekayaan alam di Indonesia.

Kawasan bukit batu putih merupakan kawasan dengan berbagai bukit yang tersusun dari perlapisan batu pasir. Bukit batu putih ini terltak di Jl. Ir. H. Juanda No. 15, Sidodiadi, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Secara fisiografis geologi regional kawasan samarinda termasuk dalam cekungan antiklinorium berdasarkan peta lembar geologi samarinda dan untuk kawasan bukit batu putih ini termasuk dalam formasi pulau balang.

Dilokasi ini juga tidak dijadikan sebagai lahan pertambangan melainkan sebagai tempat permukiman warga sekitar yang tinggal didaerah tersebut.

Foto : Perumahan warga disekitaran bukit batu putih

Bukit Batu Putih, khususnya yang terkenal di Samarinda, menyimpan kisah geologi yang panjang dan menakjubkan. Pembentukannya tidak terjadi dalam semalam, melainkan perjalanan jutaan tahun melalui berbagai proses alam.

Terdapat kisah tentang terjadinya bukit putih disamarinda. Jadi jutaan tahun silam, kawasan Samarinda dan sekitarnya masih berupa laut dangkal yang hangat dan tenang.

Kondisi ideal ini menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi beragam biota laut, khususnya organisme bercangkang dan berkerangka kalsium karbonat, seperti karang, foraminifera, dan moluska.

Makhluk-makhluk ini beraktivitas dan meninggalkan sisa-sisa cangkang dan kerangka mereka di dasar laut.

Selama berjuta-juta tahun, akumulasi sisa-sisa cangkang dan kerangka tersebut semakin tebal, membentuk lapisan sedimen karbonat di dasar laut.

Foto : Sedimentasi batu gamping

Di bawah tekanan lapisan sedimen yang terus bertambah, serta dibantu oleh mineral pengikat seperti silika dan kalsit, lapisan sedimen karbonat ini mengalami proses pemadatan secara perlahan.

Gerakan tektonik bumi menyebabkan dasar laut purba tersebut terangkat ke permukaan, membentuk daratan seperti yang kita kenal sekarang.

Foto : Peroses pengangkatan tektonik

Bukit Batu Putih pun lahir! Namun, wujudnya belum seperti yang kita lihat saat ini.

Proses selanjutnya adalah erosi oleh air, angin, dan cuaca selama jutaan tahun. Lapisan tanah dan batuan di atas bukit terkikis, sehingga batuan karbonat yang lebih keras dan tahan cuaca, yaitu batugamping, menjadi lebih dominan.

Inilah yang kita lihat sebagai Bukit Batu Putih saat ini. Warna putih kekuningan berasal dari komposisi batugamping utamanya.

Foto : Bukit batu putih samarinda

Bukit ini tidak hanya indah, tetapi juga menjadi saksi bisu sejarah geologi Samarinda dan menyimpan informasi penting tentang kehidupan laut purba.

Fosil-fosil organisme laut yang terawetkan dalam batugamping Bukit Batu Putih menjadi jendela untuk memahami keanekaragaman hayati dan kondisi lingkungan jutaan tahun yang lalu.

Keunikan dan nilai ilmiah Bukit Batu Putih membuatnya perlu dijaga dan dilestarikan. Eksplorasi wisata yang bertanggung jawab dan penelitian ilmiah yang berkelanjutan dapat dilakukan tanpa merusak warisan geologi yang berharga ini. Mari bersama-sama melindungi dan belajar dari kisah Bukit Batu Putih.