Meneladani Rasulullah sebagai Pemimpin yang Berintegritas

Rasulullah saw. selain sebagai penyampai risalah Allah, juga merupakan sosok pemimpin yang cakap serta memiliki sifat yang luhur

Belakangan ini, isu mengenai pengesahan RUU Cilaka (Cipta Lapangan Kerja) menjadi undang-undang oleh DPR-RI pada 5 Oktober 2020 lalu ramai dibicarakan oleh publik. Berbagai tanggapan serta reaksi dari ormas maupun masyarakat bermunculan menyikapi hal itu. Tak sedikit dari tanggapan itu yang berisi penolakan agar RUU Cilaka dibatalkan, karena dianggap bermasalah dan merugikan banyak pihak. Mereka yang menolak di antaranya adalah ormas-ormas, masyarakat sipil, mahasiswa, buruh dan lainnya.

Adanya penolakan ini dapat dikatakan sebagai reaksi kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah dan DPR-RI, yang pada akhirnya mengesahkan RUU Cilaka ini setelah sempat ditunda sebelumnya. Apalagi, ini dilakukan di tengah kesulitan pandemi covid 19. Banyak pihak yang menyayangkan sikap pemerintah dan DPR -RI ini. Di tengah pandemi ini, seharusnya semua pihak termasuk pemerintah dan DPR-RI bisa fokus pada pemulihan situasi. Bukan melakukan pengesahan RUU di luar kepentingan pemulihan wabah.

Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah dan DPR-RI ini rentan menimbulkan kontroversi dan persepsi buruk publik. Masukan yang telah diberikan oleh sejumlah kalangan dan para akademisi seolah ‘dilewati’, sehingga tak mengherankan ketika diketoknya palu persidangan, datanglah gelombang protes massa di sejumlah daerah. Mulai Jakarta, Bogor, Bandung, Malang, Denpasar dan masih banyak lagi. Aksi yang dimotori oleh mahasiswa ini mengecam dan menuntut UU Cilaka dicabut..

Sebagian kalangan menilai, sikap pemerintah dan DPR-RI ini tidak menunjukkan pribadi pemimpin yang semestinya. Masukkan dan seruan dari ormas-ormas, pengamat publik, akademisi serta masyarakat luas seolah tak diindahkan. Bahkan, tak sedikit yang mengatakan bahwa tindakan ini adalah perbuatan dzolim terhadap hak rakyat.

Kepemimpinan dalam Islam

Terlepas dari fenomena tadi, sosok pemimpin kerap memegang peran sentral dalam sebuah negara, organisasi, lembaga, maupun dalam keluarga. Sebab, dialah tokoh yang dianggap paling bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Di samping itu, seorang pemimpin haruslah memiliki sikap dan karakter yang ideal. Dalam Islam sendiri, istilah pemimpin diidentikkan dengan istilah ¬Khalifah yang bermakna pengganti atau wakil. Meskipun, terdapat pula kata lain yang semakna dengannya, yakni Imam yang berarti menuju, menumpu dan meneladani.

Pemimpin dalam mengemban tugasnya, haruslah memiliki prinsip yang mencerminkan dirinya sebagai pemimpin. Kejujuran, amanah, memiliki kecerdasan/kecakapan, bersikap terbuka mutlak haruslah dipegang jika ia dikehendaki memimpin sebuah kelompok atau organisasi. Jika boleh dikatakan, Rasulullah saw. merupakan wujud nyata seorang pemimpin yang punya semua itu. Belum lagi dengan sifat-sifat mulia beliau yang semakin menambah kesan unggul sebagai pemimpin, seperti rendah hati, penyayang, mengayomi semua kalangan, dan lainnya. Sehingga tak mengherankan jika banyak kalangan yang mencintai beliau terlebih sebagai sosok yang bijaksana.

Ya, sejarah mencatat, bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai seorang utusan Allah, beliau juga sebagai kepala pemerintahan dengan basis pemerintahan di Madinah. Beliau terkenal di masyarakat sebagai pemimpin yang disegani dan dihormati rakyatnya. Dibantu oleh para sahabat, Rasulullah saw. mampu memimpin umat Islam kala itu serta mengkoordinir dalam segala aspek, mulai dari kehidupan berpolitik, ekonomi, militer, sosial, hingga menjalankan misi dakwah beliau.

Di sisi lain, beliau juga sangat memperhatikan kondisi dan apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya. Beliau juga sangat tanggap dengan berbagai keluh kesah, aspirasi serta beragam potensi yang terdapat di masyarakat. Ketika beliau mengetahui ada di antara rakyatnya yang kekurangan harta, beliau tak segan untuk mendermakan harta beliau. Sehingga tak berlebihan jika kita mengatakan bahwa beliau adalah sosok pemimpin yang dermawan. Gambaran inilah yang senantiasa kita temukan pada masa kepemimpinan Rasulullah saw.

Rasulullah saw. Sebagai Teladan Seorang Pemimpin

Melihat apa yang telah dilakukan Rasulullah saw, sudah semestinya para pemimpin negara di manapun untuk berusaha mengikuti jejak yang dilakukan oleh beliau saw. Setiap pemimpin pastilah selalu dituntut agar mampu mengedepankan kepentingan rakyatnya, menjunjung nilai-nilai kebenaran, melaksanakan amanah yang telah diberikan serta tidak berlaku dzolim terhadap rakyat yang telah mempercayakannya.

Meskipun, setiap orang memiliki keterbatasannya, hal itu tidak lantas menjadi hambatan untuk terus memperbaiki diri dan menunjukkan integritas yang tinggi tatkala menjabat sebagai pemimpin. Karena kelak, semua akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah swt. Sebagaimana yang telah Rasulullah sampaikan: “….Seorang kepala negara adalah pemimpin bagi manusia dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas mereka…” (HR. Bukhari dan Muslim).

Menjadi seorang pemimpin memang suatu pekerjaan yang berat. Jika ia tidak mampu untuk melaksanakan amanah itu dengan baik, bahkan menyelewengkannya, maka kelak ia akan mendapat balasan yang buruk ketika di akhirat nanti. Namun, jika ia menyadari akan tugasnya sebagai seorang pemimpin dan berlaku adil terhadap rakyatnya, maka ia akan mendapat kemuliaan di akhirat nanti, berupa perlindungan/naungan Allah. Sebagaimana yang Rasulullah sabdakan: “Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya, yaitu, Imam (pemimpin) yang adil, …” (HR. Bukhari dan Muslim).