Aksi KHM Soroti G20 dan COP27

David Efendi
Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah, Pendiri Rumah Baca Komunitas dan staf pengajar di UMY
Konten dari Pengguna
7 November 2022 9:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari David Efendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) melakukan beragam aksi secara serentak bertajukkan "KHM Menjaga Iman, Melawan Krisis Iklim" di beberapa titik lokasi di Indonesia, Ahad (6/11/22). Sebanernya bukan pekan pertama, dua pekan lalu beberapa Komite Daerah KHM sudah melakukan aksi berkolaborasi dengan beragam kelompok seperti Ecobhineka dan Rumah Baca Komunitas di Yogyakarta dan Jakarta.
Foto aksi iklim Kader Hijau Muhammadiyah/dok/pribadi
Para pegiat KHM yang terakomodir dalam Komite Daerah (Komda) KHM di beberapa daerah, seperti Malang Raya, Madura Raya, DI Yogyakarta, Jember, Trenggalek, hingga Kupang dan Kendari membentangkan spanduk dan poster-poster berisikan seruan dan tuntutan seputar krisis iklim.
ADVERTISEMENT
Di Pusat Kota Jember misalnya, para pegiat membentangkan spanduk dan poster di hadapan Gedung DPRD Kabupaten Jember yang menuntut pembatalan terhadap UU Minerba dan UU Cipta Kerja, serta seruan-seruan seperti "Menjaga Bumi Hukumnya Wajib, Seperti Halnya Sholat". Di DI Yogyakarta aksi di beberapa titik yaitu NOL KM, depan serangan Umum satu maret, dan depan istana Presiden serta di alun-alun kidul tempat Keramaian. KHM DIY benyak menyoroti elite di G20 dan COP27 agar lebih punya komitmen untuk mengoreksi dampak buruk dari kebijakan negaranya untuk kehancuran bumi. UU Cipta kerja dan UU MInerba tidak lepas dari sorotoan untuk dihapuskan atau dibatalkan.
"...bahwa elite negara G20 adalah bagian dari persoalan, makanya mereka harus mengoreksi perbuatan dan kebijakan yang neoliberal yang abai pada kedaruratan alam", 'Ujar Yusuf, peserta aksi dari Yogyakarta. Hal ini disambut tepukan tangan peserta aksi yang notabene kaum muda dari beragam latar belakang.
ADVERTISEMENT
Di Malang, para pegiat menyerukan ajakan "Zero Waste" dan tuntutan kepada pemerintah untuk menghentikan proyek energi batubara dan bahan bakar fosil. Tidak ada kesungguhan mengupayakan transisi energi dan masih mengedepankan pembiayaan tambang yang merusak bumi.
Sementara itu, di Madura, tepatnya di Lanal Batuporon, Kamal, Bangkalan, para pegiat menyerukan tuntutan agar pemerintah tidak beketergantungan terhadap energi fosil yg merusak alam, segera melakukan transisi ke energi bersih terbarukan, dan komitmen dalam mengatasi problem krisis iklim.
Di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), para pegiat melakukan pelatihan pembuatan ecoenzyme dan menyerukan pentingnya menjaga bumi adalah sebagian dari iman. Rangkaian kegiatan pendidikan lingkungan, training, pelatihan green job bertajuk eco enzym sebagai kekuatan baru produksi yang lebih ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Aksi serentak yang digelar oleh KHM adalah bagian dari kampanye aksi #Faiths4ClimateJustice yang berkolaborasi dengan GreenFaith dan Eco-Bhinneka Muhammadiyah dan menyerukan keimanan sebagai pondasi untuk mewujudkan keadilan iklim.
Kampanye #Faiths4ClimateJustice sendiri adalah bentuk kampanye dan protes terhadap pemimpin dunia yang selama ini mengendalikan roda kehidupan di bumi, yang justru berpihak kepada para elit yang serakah dan eksploitatif. Kampanye #Faiths4ClimateJustice mengambil momentum penyelenggaraan G20 di Bali, Indonesia dan COP27 di Mesir untuk mendorong komitmen para pemimpin dunia untuk menjaga bumi dan kehidupan masa depan, terutama dalam isu-isu energi dan krisis iklim.
KHM menilai, bahwa umat beragama di dunia, terlebih di Indonesia harus memahami kembali konteks keberimanannya dengan tidak sewenang-wenang dan serakah dalam mengeksploitasi bumi. Menjaga bumi adalah bagian dari perintah agama dan menjadi wajib hukumnya untuk memperjuangkan keadilan sosial-ekologis, demi keberlangsungan kehidupan.
aksi hijrah iklim kader hijau Muhammadiyah Madura raya/dok.pribadi