Konten dari Pengguna

Ibukota Negara Pindah, Jakarta Makin Asik. Ini 6 Penjelasannya!

David Firnando Silalahi
ASN Kementerian ESDM, sedang menempuh studi di Australian National University. Kalau bukan anak bangsa yang membangun bangsanya, siapa lagi? Jangan saudara mengharapkan orang lain akan datang membangun bangsa kita - - BJ Habibie
25 Juni 2022 14:04 WIB
comment
556
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari David Firnando Silalahi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak warga Jakarta menjadi kuatir akan nasib Jakarta setelah Pemerintah bersama DPR memutuskan pemindahan Ibukota Negara ke Kalimantan. Meski demikian saya malah meyakini, Jakarta akan semakin asik ketika tidak lagi menjadi pusat pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Mengapa demikian? Berikut penjelasannya.

1. Macet Jakarta akan terurai

Pemerintah menargetkan pemindahan sekitar 500 ribu Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian dan Lembaga ke Ibu Kota Negara (IKN) baru pada tahap periode awal pembangunan periode 2022-2024. Jumlah yang besar!
Macet berkelanjutan bisa terhenti dengan pindahnya ratusan ribu pegawai Pemerintah. Ini belum termasuk keluarganya. Bayangkan jika 20% dari jumlah ini adalah pengendara mobil, setidaknya akan berkurang 100ribu mobil di jalanan Jakarta.
Suasana Jalan Sudirman-Thamrin yang tampak lengang saat libur lebaran. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Macet akan berkurang drastis. Kereta listrik atau Transjakarta atau angkutan umum tidak lagi penuh sesak. Jumlahnya bisa dikurangi seperlunya saja. Semakin nyamanlah mobilitas warga di Jakarta.

2. Konektivitas Jakarta dengan wilayah penyangga

Saat ini Jakarta telah terhubung dengan sangat baik dengan wilayah sekitarnya. Antara Jakarta dengan Depok, Jakarta dengan Bogor, Jakarta dengan Tangerang, Jakarta dengan Bekasi, tidak ada hambatan konektivitas.
Kereta api ringan (LRT) yang menghubungkan Cawang-Cibubur di Cibubur, Jakarta. Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
Jalur kereta api menghubungkan antar kota, memudahkan mobilitas ke Jakarta. Infrastruktur Light Rapid Transit (LRT) yang masih dalam penyelesaian akan semakin membuat nyaman warga Jakarta. Belum lagi fasilitas Kereta Cepat yang akan menghubungkan Jakarta, wilayah sekitar, hingga Bandung.
ADVERTISEMENT

3. Kualitas udara meningkat

Meskipun belakangan ini disoroti karena polusi udaranya yang sangat buruk, Jakarta akan berbeda kedepannya. Dengan berkurangnya kendaraan yang ada di jalanan, semakin sedikit bahan bakar minyak yang dihabiskan. Ini serta merta akan mengurangi emisi gas buang kendaraan dalam jumlah besar. Kualitas udara Jakarta akan membaik karena setidaknya polusi dari sektor transportasi bisa dikurangi.

4. Kualitas pendidikan terbaik

Dengan pemindahan Ibukota Negara, jumlah penduduk Jakarta akan berkurang. Ini bagus untuk peningkatan kualitas pendidikan. Rasio jumlah guru terhadap siswa akan meningkat. Jumlah siswa yang diasuh oleh guru akan berkurang. Ini dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah-sekolah.
Menurut data Kementerian Pendidikan dan Riset Teknologi, terdapat 288 perguruan tinggi di seluruh wilayah Jakarta per tahun 2020. Terbanyak setelah Provinsi Jawa Barat (392 kampus).
ADVERTISEMENT
Ada 284 perguruan tinggi swasta (PTS) dan 4 perguruan tinggi negeri (PTN) di Jakarta. Ini menjadi alasan kuat bahwa Jakarta akan tetap menjadi pusat pendidikan terbaik. Bahkan ada kampus internasional, Monash University yang sudah mendirikan kampus di Jakarta.
Kampus Monash University di Bumi Serpong Damai, Jakarta Selatan. Foto: Monash University

5. Layanan kesehatan terbaik

Menurut data Pemprov DKI Jakarta, ada total 194 rumah sakit besar di Jakarta. Ini diluar dari empat ribu lebih fasilitas kesehatan lainnya. Mudah sekali menemukan klinik, apotik, puskesmas, posyandu, laboratorium di Jakarta.
Banyak rumah sakit terbaik di kota yang dulu bernama Batavia ini. Misalnya Rumah Sakit Premier, Rumah Sakit Pusat Pertamina, Rumah Sakit Pondok Indah, Rumah Sakit Cipto Mangun Kusomo, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Rumah sakit bertaraf internasional pun tersedia di Jakarta.
Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta Barat. Foto: Borneo24
Dengan berpindahnya sebagian warga Jakarta kota Ibukota Negara yang baru, jumlah penduduk Jakarta akan berkurang. Dokter-dokter berkualitas ada banyak di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Rasio dokter terhadap warga juga akan semakin tinggi. Layanan kesehatan akan semakin berkualitas. Tidak akan heran jika Jakarta masih akan tetap menjadi tempat berobat kedepannya.

6. Jakarta tetap pusat ekonomi

Meskipun Ibukota Negara akan berpindah ke Nusantara, Jakarta akan tetap menjadi pusat pergerakan ekonomi. Banyak pakar ekonomi meramalkan bahwa Jakarta akan tetap menjadi urat nadi ekonomi dan bisnis. Bayangkan bahwa perputaran 70 persen uang negara kita ada di Jakarta.
Jakarta dan Tugu Monas sebagai salah satu ikon. Foto: travelingyuk.com
Jakarta akan seperti New York, yang menjadi pusat bisnis meskipun Ibukota negara Amerika Serikat berpindah ke Washington DC. Atau seperti Kuala Lumpur di Malaysia, yang tetap menjadi pusat ekonomi, meski pusat pemerintahan Malaysia berpindah ke Putrajaya.
ADVERTISEMENT
Untuk mempertegas daya pikatnya, Jakarta perlu menjelma menjadi kota hijau 'green city'. Melalui program seperti transisi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik, konversi Transjakarta dengan bus listrik, penggunaan kereta commuter line, peralihan kompor gas ke kompor listrik, rancangan gedung-gedung yang hemat energi, akan membuat Jakarta lebih hijau lagi.
Jadi warga Jakarta tidak perlu berkecil hati meski ke depan tidak lagi menyandang status Ibukota Negara. Tidak perlu kuatir, Jakarta itu telah dipersiapkan dengan baik. Jakarta malah makin keren dan asik. Setuju?
#HUTDKI495