Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
PLTN: Pembangkit Listrik Tenaga Nikuba?
11 Juni 2022 12:47 WIB
Tulisan dari David Firnando Silalahi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini kita digegerkan oleh adanya penemuan Nikuba oleh warga Lemahabang, Cirebon, Jawa Barat bernama Aryanto Misel. "Nikuba" singkatan dari bahasa Jawa "niku banyu" yang artinya "itu air". Nikuba telah membuat geger. Pasalnya sang penemu mengklaim bisa mengubah air menjadi hidrogen. Lalu digunakan sebagai sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan bermotor. Ide liar muncul, bagaimana jika Nikuba untuk menghasilkan listrik?
ADVERTISEMENT
Skeptisme atas Nikuba
Sebelum Nikuba menghebohkan publik. Telah ada beberapa penemuan sejenis yang mencuat dan menghebohkan publik.
Pada tahun 2008, Joko Suprapto, dengan proyek Blue Energy, berhasil membuat gaduh publik. Joko mengklaim kotak banyugeninya bisa mengubah air menjadi bensin.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang terkesan sempat memberi bantuan Rp10 miliar untuk pendirian pabrik Blue Energy di Cikeas. Namun kemudian, Joko Suprapto mendekam di bui karena proyek bodongnya.
Adanya kasus tersebut, wajar membuat publik skeptis pada Nikuba. Beberapa pakar pun angkat bicara atas temuan Aryanto. Namun dengan nada pesimis dan ragu.
Pakar Kimia dari Universitas Indonesia, Widodo Wahyu Purwanto, menilai bahwa Nikuba bukan alat yang bisa menggantikan BBM yang biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Ia menegaskan bahwa air tidak bisa serta merta dikonversi menjadi BBM karena air tidak mengandung unsur karbon seperti BBM.
ADVERTISEMENT
Dr. Ing. Ir. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan hal tersebut merupakan info keliru. Senada dengan Widodo, dia mengklaim bahwa Nikuba tidak bisa menggantikan bahan bakar sepenuhnya untuk konstruksi mesin internal combustion.
Misalnya Deni Shidqi Khaerudini, peneliti BRIN, mengatakan Nikuba kurang bisa diterima keilmiahannya. Generator Nikuba tidak bisa menggerakkan sepeda motor tanpa bensin.
Meski demikian, banyak pihak sudah datang melihat langsung ke rumah pembuatnya. Perwakilan Pemerintah juga ikut menyaksikan. Bahkan satuan TNI setempat, Kodam III Siliwangi, sudah memasang Nikuba ini di puluhan sepeda motor operasionalnya.
Bagaimana cara kerja Nikuba?
Nikuba diklaim mampu mengubah air murni menjadi hidrogen melalui elektrolisis, untuk kemudian digunakan sebagai bahan bakar kendaraan.
ADVERTISEMENT
Misel Aryanto, sang penemu, menjelaskan bahwa dalam alat berbentuk kotak seukuran bola voli tersebut,ada katalis yang berfungsi memisahkan antara Hidrogen (H2) dan Oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O) murni melalui proses elektrolisis.
Pemisahan hidrogen dan oksigen unsur pembentuk air akan menciptakan reaksi anoda dan katoda. Hidrogen kemudian dialirkan ke mesin motor melalui intake yang mengalirkan campuran udara dan hidrogen ke silinder mesin. Kemudian hidrogen mengalami proses pembakaran.
Ketika hidrogen terbakar, menghasilkan tenaga untuk menggerakkan motor, dan dihasilkan air (H2O). Air ini dialirkan ke tangki Nikuba untuk diurai kembali menjadi hidrogen dan oksigen. Hidrogen dialirkan kembali ke ruang bakar mesin motor. Demikian seterusnya.
Dari mempelajari berbagai sumber, saya meyakini katalis yang digunakan lah yang menjadi kata kunci. Aryanto sendiri mengatakan dirinya memakai katalis racikannya sendiri. Resepnya disebut "rahasia perusahaan". Sebab tanpa katalis, Nikuba ini hanya seonggok alat tak berguna.
ADVERTISEMENT
Jernih melihat persoalan Nikuba
Meskipun digembar-gemborkan menggunakan air dalam prosesnya, tidak lantas tidak ada biaya. Harganya per unit Nikuba ini Rp 6 juta (Iwan Pilang, Disway.id). Seharga sepeda motor bekas. Jadi tidak murah juga. Belum lagi aspek keselamatan dan penerimaan publik.
Masih ingat kan program konverter mobil BBM ke gas. Mobil ditambahkan semacam konverter kit dan 'menggendong' tabung gas di dalam bagasi mobil. Program ini kurang berhasil karena publik masih ragu tingkat keamanannya. Bagaimana kalau tabrakan, bisa-bisa gas nya meledak?
Dulu ada atasan saya, setingkat direktur, pun mengungkapkan kerisauannya. Sebetulnya beliau agak ragu menggunakan mobil kantor yang ada tabung gas nya ini. Karena ini bukan pabrikan mobil yang membuat. Ini sifatnya modifikasi. Tentu tidak diuji keamanannya oleh pabrik pembuat mobil. Masuk akal.
ADVERTISEMENT
Nah saya membayangkan misalnya abang ojek menggunakan motor ber-Nikuba. Seram juga dibonceng dekat-dekat gas. Seandainya sepeda motor tabrakan. Lalu tabung pecah, disampai percikan api. Tamat lah riwayat.
Saya pribadi berpendapat bahwa mengharapkan Nikuba digunakan secara massal untuk transportasi rasanya sulit. Kecuali Nikuba bisa menjadi bagian dari disain si pabrik pembuat sepeda motor.
Bagi pengguna Nikuba di daerah Cirebon, tempat tinggal si penemu Nikuba, mungkin mudah ya untuk komplain jika ada masalah. Atau bila ada kerusakan bisa minta diperbaiki segera. Namun bagaimana di tempat lain?
Gunakan Nikuba untuk listrik
ADVERTISEMENT
Bayangkan jika sedang lampu merah, lalu pengguna sepeda motor Nikuba ini berjejer dengan pemotor lainnya yang sedang merokok. Apa tidak seram? Misalnya terjadi kebocoran hidrogennya. Lalu api menyambar? Tidak lagi lampu lalu lintas yang merah. Motor pun bisa dilalap si jago merah. Ujung-ujungnya bikin macet.
Selain itu ada risiko backfiring. Sebagaimana dijelaskan Adam Rizky dalam Youtube berikut.
Ini fenomena api menjalar ke sumber gas yang terjadi karena laju produksi gas hidrogen tidak seimbang dengan laju pembakaran bakar. Jadi perlu kehati-hatian dan pengujian yang memastikan keamanan Nikuba ini.
Dengan memahami adanya risiko-risiko bahaya, Nikuba ini untuk sementara lebih cocok ditempatkan pada posisi tidak bergerak. Tidak 'digendong' di sepeda motor, Pengunaannya tidak perlu dipindah-pindahkan. Dengan penempatan statis, maka risiko kebakaran dan lainnya bisa diminimalkan. Sistem pemadam api bisa dirancang untuk mencegah potensi kebakaran.
Beri saja ruang untuk membuktikan bagi tim penemu Nikuba. Dengan pilot project, misalnya diperankan sebagai pengganti bahan bakar di pusat pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Banyak PLTD milik PLN yang digunakan di daerah-daerah terpencil. Truk tangki tidak perlu repot mengantarkan BBM solar jauh-jauh.
ADVERTISEMENT
Bisa juga diterapkan di Kapal PLTD (barge mounted power plant) sebagai pengganti bahan bakarnya. Saat ini PLTD kapal ini dirancang untuk menggunakan gas dan solar. Ini jadi peluang bagi teknologi Nikuba. Atau lebih ekstrim, digunakan saja di pembangkit berbahan bakar gas skala besar. Misalkan PLTG Muara Karang.
Saya kira tidak perlu kita beramai-ramai mengecam Nikuba ini. Kita tunggu saja hasil pengujian dari Lemigas ESDM.
Jika benar Nikuba bisa digunakan di pembangkit listrik, maka tidak perlu repot-repot menyediakan solar dan gas alam dengan biaya mahal. Miliaran rupiah bisa dihemat. Biaya produksi listrik menjadi lebih efisien. Yang tidak kalah penting, banyak sekali emisi karbon bisa dicegah (DFS).