news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Resensi Buku: Indonesia Emas, Maju Berkeadilan

David Firnando Silalahi
ASN Kementerian ESDM, sedang menempuh studi di Australian National University. Kalau bukan anak bangsa yang membangun bangsanya, siapa lagi? Jangan saudara mengharapkan orang lain akan datang membangun bangsa kita - - BJ Habibie
Konten dari Pengguna
15 Juni 2022 13:50 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari David Firnando Silalahi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hiduplah..... Indonesia Raya! Penggalan lirik lagu ini pasti sesuatu yang tidak asing bagi kita. Semasa SD hingga SMA, setiap upacara bendera, saya mendengar dirigen memandu menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan mengumandangkan tiga kata tersebut. Seringkali saya merinding mendengar lagu ini. Saya kagum dan berpikir betapa visioner seorang Wage Rudolf Supratman ketika sudah memasukkan konsep Indonesia Emas saat menggubah lagu kebangsaan kita.
Lagu Indonesia Raya dan Wage Rudolf Supratman. Foto: dok Lampost
Jujur saja, dulu saya tidak paham apa itu Indonesia Raya. Saya hanya memaknai bahwa Indonesia Raya sekedar Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, kaya dengan keragaman suku dan adat istiadatnya, kaya dengan keindahan alam. Sesederhana itu.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini barulah saya menengok kembali, apa sebenarnya Indonesia Raya itu untuk saya. Meski belum utuh, dan mungkin sangat sedikit, saya akhirnya menghubungkan dua kata tersebut dengan tahun 2045. Indonesia Emas adalah Indonesia Raya. Situasi dimana bangsa kita menjadi maju dan sejahtera. Adil dan makmur merata.
Namun, pertanyaannya adalah bagaimana menuju kesana? Bagaimana mencapai Indonesia Raya yang selalu dinyanyikan pada hari besar tersebut? Bagaimana bergerak mewujudkan Indonesia Raya yang sudah diperdengarkan pada Sumpah Pemuda 1928?
Saya menghadiri banyak webinar dan mendengarkan podcast dengan topik menuju Indonesia Emas. Beberapa buku referensi juga saya baca untuk memahami bagaimana Indonesia bisa menjadi negara maju. Umumnya hanya berbicara tentang potensi Indonesia secara normatif. Menebarkan optimisme tanpa detil yang cukup untuk dipahami secara gamblang. Seperti ada missing link pada narasi-narasi yang dibicarakan atau dituliskan.
ADVERTISEMENT

Pemikiran Menuju Indonesia Emas

Pada akhir tahun 2021, saya saat menonton rekaman talkshow yang dihadiri oleh Faisal Basri di Youtube. Saya mendengarkan pemikiran-pemikiran beliau yang pedas dan tajam. Indonesia ini sedang tidak baik-baik saja. Ayo kita benahi sama-sama. Kira-kira begitu kata beliau.
Saking pedasnya kritik-kritiknya pada Pemerintah, saya sering tidak suka dengan Faisal Basri. Kritik yang dilontarkan seringkali menohok dan bisa membuat pendengar tersinggung. Kesannya kok seperti beliau sakit hati ya.
Meski demikian, diam-diam saya selalu menunggu podcast-podcast beliau. Acara-acara webinar yang beliau diundang sebagai pembicara. Acara televisi yang menghadirkan beliau.
Saya selalu menunggu apa pemikiran beliau dan apa kritiknya pada Pemerintah. Mengapa? Karena saya berpandangan, mendengarkan pihak yang pro itu baik, namun selalu ada baiknya juga mendengar pihak oposisi. Saya anggap Faisal Basri ini sebagai kritikus jujur yang pemikirannya perlu juga diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Di akhir podcast nya beliau mengatakan semua pemikiran menuju Indonesia Emas kami tuangkan dalam sebuah buku. Silahkan dibaca untuk pencerahan kaum muda. Kaum milenial.
Karena penasaran, saya mencari-cari apakah buku ini ada versi pdf-nya. Ternyata tidak ada. Bukunya hanya tersedia versi cetak.
Waktu itu saya sedang di Australia, keinginan membeli buku ini saya urungkan. Bagaimana tidak, kantong mahasiswa yang tipis membuat tidak mampu membayar ongkos kirim yang hampir dua kali lipat harga bukunya.
Ketika kembali ke Indonesia, saya memesannya lewat aplikasi online, dapat diskon dari toko dan gratis pula ongkos kirimnya. Haha. Dasar mahasiswa kere.
Tak lama dari pemesanan, buku pun tiba di rumah. Melihat sampulnya yang bertinta emas, langsung membuat saya tak sabar membacanya. Karena disambi-sambi, saya butuh sekitar dua minggu untuk menyelesaikan buku ini.
ADVERTISEMENT
Berikut saya ringkaskan apa yang ada di buku ini.
Kira-kira begitu ungkapan Faisal Basri dan Haris Munandar sebagai analogi sederhana nan menohok untuk menggambarkan situasi bangsa Indonesia yang harus cepat-cepat diatasi jika ingin menuju keemasan.
Buku 'Menuju Indonesia Emas' ini merangkum sejarah perjalanan bangsa dan ekonomi Indonesia sejak merdeka hingga 2019. Pemerintahan yang jatuh-bangun pada awal bangsa Indonesia terbentuk. Refleksi perjalanan bangsa yang sangat penting dipahami. Faktor-faktor utama penghambat gerak maju dipaparkan secara gamblang. Termasuk apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Buku ini mengulas pemikiran bagaimana mendorong generasi emas Indonesia untuk menghimpun potensi yang masih berserakan. Bagaimana memaksimalkan potensi bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim, bangsa besar yang dianugerahi komposisi penduduk usia produktif. Apalagi Indonesia memiliki kekayaan alam yang cukup dan beragam untuk mewujudkan keemasan.
Kesimpulan dan Rekomendasi menuju Indonesia Emas. Foto: Dokpri
Membaca buku ini seolah berada dalam mesin waktu yang mampu memperlihatkan kembali ke masa-masa kemerdekaan dan perjalanan bangsa Indonesia hingga saat ini. Sejarah perjalanan bangsa termasuk perkembangan pengelolaan ekonomi dari masa ke masa disajikan dengan apik. Tantangan dan rekomendasi diulas secara gamlang bagaimana kita bisa melompat untuk menuju Indonesia Emas.
Sampul buku 'Menuju Indonesia Emas, Menggapai Negara Maju Berkeadilan'. Foto: Dokpri
Saya tidak ingin mengupas isi buku ini, kuatir mengurangi rasa penasaran. Namun demikian, dari hasil membacanya, saya merekomendasikan buku yang renyah bergizi ini untuk dibaca.
ADVERTISEMENT
Terutama bagi anak-anak muda calon Generasi Emas, yang akan membawa Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar merdeka, bersatu, adil dan makmur sebagaimana cita-cita Proklamasi.

Masukan untuk penulis

Mengakhiri ulasan buku ini, saya ingin memberi masukan. Barangkali sang penulis akan membaca tulisan ini.
Buku yang diterbitkan pada tahun 2019 ini akan sangat baik jika ada semacam update pada edisi cetak berikutnya.
Adanya perubahan situasi geopolitik dunia yang cepat, misalnya dengan pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 lalu, perang Rusia-Ukraina, bisa ditambahkan dalam pembahasan.
Dengan demikian strategi dan rekomendasi yang lebih mumpuni akan mencerahkan anak bangsa. Langkah gerak akan semakin konkrit dalam menuju Indonesia Emas pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia 2045 nanti. Hiduplah..... Indonesia Raya! (DFS).
ADVERTISEMENT