Alexander Agung Sang Penakluk

David Hadziq Alfahmi
Mahasiswa Ilmu Sejarah Fakultas Sosial Universiats Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
4 April 2022 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari David Hadziq Alfahmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
kata kata Alexander Agung sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
kata kata Alexander Agung sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Pernahkah kita bertanya-tanya siapa pemimpin dan panglima terbaik sepanjang masa?. Maka kita tak akan jauh dari nama Alexander yang tidak pernah mengalami kekalahan dalam peperangan. Alexander The Great atau yang biasa kita kenal Alexander Agung merupakan seorang panglima sekaligus pemimpin yang banyak menaklukan wilayah ke berbagai penjuru dunia. Bahkan kekuasaannya saat itu mencakup 3 benua sekaligus, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika.
ADVERTISEMENT
Alexander merupakan seorang putra dari Raja Philip II yang membawa kerajaan Macedonia sebagai salah satu kerajaan besar dan berhasil mempersatukan negara-negara Yunani. Selain hebat sebagai seorang raja, Philip II juga seorang ayah yang mempersiapkan generasinya dengan baik. Ia bahkan mendatangkan Aristoteles untuk menjadi guru dari Alexander. Di bawah bimbingan ayahnya, Alexander tumbuh menjadi seorang pemimpin yang tangguh. Semasa kecil ia pernah menjinakkan kuda terliar di Kerajaan Macedonia. Saat itu ia mengetahui bahwa kuda tersebut hanya takut terhadap bayangannya sendiri. Oleh sebab itu, dengan mudah Alexander mampu menjinakkan kuda tersebut dan menjadikannya sebagai tunggangannya.
Pada tahun 396 SM Raja Philip II dibunuh oleh pelayannya sendiri. Akibat dari kematian Raja Philip II tersebut, akhirnya menimbulkan berbagai pemberontakan dari kota-kota Yunani. Untuk menghentikan berbagai pemberontakan, Alexander memilih menggunakan caranya sendiri dibanding mengikuti para penasihat untuk melakukan diplomasi. Di umur 20 tahun, Alexander berhasil membuktikannya dengan mengatasi pemberontakan dengan cepat. Dibawah pimpinannya, kerajaan Macedonia berkembang menjadi sebuah hegemoni besar. Alexander juga berusaha untuk mewujudkan mimpi ayahnya yang belum sempat tercapai, yaitu melawan kekaisaran Persia.
ADVERTISEMENT
Tahun 334 SM dengan membawa pasukan kurang lebih sebanyak 40.000 orang, Alexander memulai invasinya ke Persia. Pasukan Alexander mulai memasuki wilayah kekaisaran Persia secara perlahan. Hal itu kemudian disadari oleh Darius III, sehingga ia menggalang pasukan yang besar untuk melawan pasukan Alexander. Meskipun jumlah pasukan Darius III lebih besar dari pasukan Alexander, pasukan Alexander tetap berhasil mengalahkan pasukan Darius III. Dari kemenangan Alexander tersebut, sebenarnya bisa membukakan jalan untuk menguasai Kekaisaran Persia. Namun, Alexander lebih memilih untuk tidak mengejar Darius III yang kabur dan Alexander memilih untuk bergerak ke selatan untuk menaklukan Mesir.
Hanya dalam waktu 3 tahun saja, Alexander berhasil menaklukan wilayah yang membentang dari Anatolia sampai ke Mesir. Bahkan, Darius III pernah menawarkan perdamaian kepada Alexander tetapi tawaran tersebut justru ditolak oleh Alexander karena ia masih belum puas atas berbagai penaklukannya selama ini. Setalah ia menjadi atau dinobatkan sebagai Firaun Mesir, ia kembali ingin menaklukan Persia. Menghadapi ancaman tersebut, Darius III segera membentuk pasukan besar dari seluruh kekaisaran Persia dan berhasil mengumpulkan pasukan sebanyak 100.000 prajurit untuk menghadapi Alexander.
ADVERTISEMENT
331 SM pertempuran bersejarah tersebut terjadi di dekat sungai Tigris Mesopotamia. Meskipun pasukan Alexander hanya separuh dari pasukan Persia yang membentang sangat jauh, tetapi kualitas pasukan Alexander jauh lebih baik dengan dibekali tombak yang panjang. Pertempuran sengit tersebut akhirnya dapat dimenangkan oleh pasukan Alexander. Akibat kekalahan pasukan Persia tersebut, Darius III kembali melarikan diri tetapi kali ini Darius III justru ditangkap oleh jenderalnya sendiri dan dibunuh untuk kemudian diserahkan kepada Alexander. Kemudian Alexander pun berhasil menguasai seluruh Persia setelah menaklukan Ibu Kota Persia pada tahun 330 SM.
Tak dirasa cukup, setalah berhasil menaklukan Persia Alexander berambisi untuk menaklukan sampai ke penjuru dunia. Saat itu yang hanya dapat menghentikannya yaitu pasukannya sendiri. Setelah berhasil menaklukan lembah Indus, pasukan Alexander meminta untuk mundur karena sudah bertahun tahun tidak pulang. Akhirnya Alexander memilih untuk mundur atas dasar permintaan pasukannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 323 SM Alexander harus menghembuskan nafas terakhirnya diusia 32 tahun di Babilonia. Sejarawan umum berpendapat penyebab kematian Alexander dikarenakan sebuah penyakit, namun tak sedikit pula yang berpendapat bahwa ia mati karena diracun oleh jenderal bawahannya.