Lawan Rasa Magermu, Ayo Lumpat Bersama Komunitas Sobat Sabtu!

David Kristian Irawan
Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran
Konten dari Pengguna
4 Juli 2023 12:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari David Kristian Irawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah Satu Peserta Lari Pagi Sobat Sabtu Saling Bertepuk Tangan dengan Official Crew Usai Berlari Sejauh 5 Kilometer, Sabtu (17/6/2023). (Foto: David Kristian Irawan)
zoom-in-whitePerbesar
Salah Satu Peserta Lari Pagi Sobat Sabtu Saling Bertepuk Tangan dengan Official Crew Usai Berlari Sejauh 5 Kilometer, Sabtu (17/6/2023). (Foto: David Kristian Irawan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Istilah malas gerak atau mager, hingga kini masih melekat dalam gaya hidup sehari-hari warga +62. Seperti penggalan lagu "Bangun Tidur" milik mendiang Mbah Surip, yakni angun tidur – tidur lagi, rasa malas selalu menghantui ketika ingin memulai hari.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan, 60-80 persen populasi dunia cenderung ‘masa bodo’ akan bahaya mager. Alhasil, agar tidak menjadi boomerang di kemudian hari, sejumlah orang memilih ‘bertobat’ dan mulai menerapkan gaya hidup sehat.
Puncaknya, saat pandemi Covid-19 kemarin, minat untuk berolahraga pun semakin bergelora, salah satunya dengan berlari. Murah, sederhana, dilakukan bersama-sama, itulah alasan olahraga lari kian diminati oleh masyarakat, khususnya anak muda.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Sosial Budaya 2021 menuturkan, lari masih menjadi primadona masyarakat Tanah Air, yakni sebesar 41,54 persen. Apalagi dilakukan pagi hari, pastinya tak hanya fisik saja yang sehat, namun batin pun juga ikut terawat.
Dalam rangka memperingati Hari Lari Sedunia yang jatuh setiap tanggal 7 Juni, yuk kita sama-sama lumpat dengan salah satu komunitas lari asal Bandung yang tengah viral di media sosial, bernama Sobat Sabtu.
ADVERTISEMENT

Hah, Sobat Sabtu?

Momen Keseruan Lari Pagi ala Komunitas Lari Sobat Sabtu, Saat Melintasi Jalan Ir. H. Djuanda (Dago), Bandung, Sabtu (10/6/2023) Pagi. (Foto: David Kristian Irawan)
Iya, kalian nggak salah dengar. Nama Sobat Sabtu berawal dari hobi berlari sang founder, Anugrah Pratama bersama teman-teman SMA-nya yang hanya bisa terwujud di hari Sabtu. Melihat animo yang semakin bertambah, pada tahun 2019, Sobat Sabtu bertransformasi sebagai komunitas lari di Kota Bandung.
Public Relationship Komunitas Sobat Sabtu, Danang Satrio Jati (kanan) Tengah Berbincang dengan Salah Seorang Official Crew. (Foto: David Kristian Irawan)
Walau demikian, namun menurut Public Relationship Sobat Sabtu, Danang Satrio Jati, aktivitas yang dilakukan cenderung dibawa enjoy. Apalagi lewat jargon “Kamera Kami Angkat, Disitu Kami Lumpat,” sekalipun kegiatan lari pagi kerap memberi ‘makan konten’, namun hal ini justru membuat Sobat Sabtu semakin dikenal luas.

Viral di Media Sosial

Nama Sobat Sabtu Kian Ramai Diperbincangkan Netizen, Usai Video Salah Satu Pengguna TikTok Viral di Media Sosial. (Foto: David Kristian Irawan)
Pamor Sobat Sabtu kini tengah disorot oleh banyak netizen di lini masa, usai salah satu pengguna TikTok, @bilana.bil, membagikan keseruan lari pagi ala Sobat Sabtu yang disaksikan oleh 209 ribu lebih penonton. Alhasil, banyak netizen yang kepo dan ingin merasakan experience-nya secara langsung.
Tika, Adel, Celia, Karin, dan Fanni (kanan-kiri), Peserta Lari Pagi Komunitas Sobat Sabtu Saat Ditemui di Mélanger Les Spaces, Bandung, Sabtu (10/6/2023) Pagi. (Foto: David Kristian Irawan)
Saat dijumpai di Mélanger Les Spaces, salah satu coffee shop ternama di Bandung, euforia para peserta sudah terasa sejak Sabtu (10/06/2023) pagi. Mayoritas peserta mengetahui komunitas Sobat Sabtu, usai melihat video viral dari media sosial.
ADVERTISEMENT
“Kalau aku (tahu Sobat Sabtu) dari TikTok. Sebelumnya aku lari sendiri, terus bosen dan lebih capek kalo lari sendiri. Untungnya ada Sobat Sabtu, dimana mereka tuh kayak emang good choice buat yang pengen nyoba lari dan taste-nya cocok sih,” ujar Adel, salah satu peserta lari Sobat Sabtu yang juga mahasiswa Antropologi Universitas Padjadjaran.
“Aku juga tahu Sobat Sabtu dari TikTok, dan kelihatannya kayak seru banget. Akhirnya, aku coba untuk ikutan lari, dan keterusan sampe sekarang,” ujar Celia, peserta lari Sobat Sabtu lainnya asal Cimahi.
Berbeda dengan Fanni, peserta asal Bandung ini mengaku baru kali pertama mengikuti lari pagi bersama Sobat Sabtu. Sempat merasa gugup hingga lelah, namun hal itu tak menyurutkan semangat baginya untuk tetap berlari.
ADVERTISEMENT
“Pas awal-awal dateng, kan pemanasan dulu, terus langsung lari. Nah, disitu udah ngerasa capek banget. Terus pas lari, yang lain pada lari, aku jalan ketinggalan banget di belakang. Tapi akhirnya ada juga yang nemenin, jadi ngerasa kebantu,” ujarnya.

Serasa War Ticket Coldplay

Setiap Jumat siang, komunitas yang dijuluki sebagai ‘pelari konten’ ini membuka link registrasi melalui Instagram story di akun resminya, @sobatsabtu. Menurut peserta maupun official crew, sebutan bagi anggota Sobat Sabtu, sejak komunitas lari ini viral, kuota peserta begitu sengit diperebutkan, hingga tak tersisa sedikitpun.
Official Crew Komunitas Sobat Sabtu, Ilham Medi (kiri) dan Jihan Denisa (kanan) Saat Ditemui di Mélanger Les Spaces, Bandung, Sabtu (10/6/2023) Pagi. (Foto: David Kristian Irawan)
Ketika ditanya alasan kuota peserta ‘laku terjual,’ nyatanya hal ini dipengaruhi oleh kapasitas coffee shop yang digunakan sebagai titik kumpul.
Suasana Depan Mélanger Les Spaces, Salah Satu Coffee Shop Paling Hits di Bandung. (Foto: David Kristian Irawan)
Sebelum Berlari, Para Peserta Sobat Sabtu Wajib Melakukan Kegiatan Pemanasan yang Dipandu oleh Official Crew Sobat Sabtu. (Foto: David Kristian Irawan)
Tepat pukul 06.45 pagi, seluruh peserta akan dipandu oleh official crew untuk melakukan pemanasan, lalu setelahnya mereka bersama-sama berlari sejauh 5-7 kilometer. Walau harus menahan dinginnya udara pagi Kota Kembang, namun raut wajah bahagia jelas terpancar dari masing-masing peserta yang berlari dengan riang.
Usai Melakukan Pemanasan, Para Peserta Lari Pagi Sobat Sabtu Memulai Berlari dari Titik Kumpul di Mélanger Les Spaces, Jalan H. Wasid, Bandung, Sabtu (10/6/2023) Pagi. (Foto: David Kristian Irawan)
Momen Keseruan Lari Pagi ala Komunitas Lari Sobat Sabtu, Saat Melintasi Jalan Tamansari, Bandung, Sabtu (10/6/2023) Pagi. (Foto: David Kristian Irawan)
Apabila sudah merasa lelah, tak perlu khawatir, sebab para official crew selalu sigap mendampingi peserta di sepanjang jalur yang dilewati.
ADVERTISEMENT

Gaungkan Anti-Mager

ADVERTISEMENT
Usai menghangatkan tubuh dengan berlari, seluruh peserta melakukan pendinginan, dan menikmati kudapan yang telah disediakan oleh Tim Sobat Sabtu. Disinilah, kehangatan antar peserta maupun dengan official crew semakin terjalin, sebab tanpa ada rasa canggung mereka bisa saling melepas penat, bercengkrama, dan berbagi cerita satu sama lain.
Beberapa Peserta Lari Sobat Sabtu Tampak Saling Berbincang-Bincang dengan Hangat. (Foto: David Kristian Irawan)
Beberapa Peserta Lari Sobat Sabtu Tampak Saling Berbincang-Bincang dengan Hangat. (Foto: David Kristian Irawan)
Serupa dengan Karin, baik Medi maupun Jihan pun juga merasakan berjumpa dengan orang-orang baru setiap minggunya. Namun, mereka bersyukur karena dengan hal ini mereka dapat menemukan relasi, pengetahuan, hingga rekomendasi coffee shop di Kota Bandung.
Sekalipun banyak benefit yang diperoleh, akan tetapi sebagai komunitas lari, Danang bangga dengan tingginya kesadaran masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat. Bahkan, Ia menilai langkah ini sekaligus mematahkan asumsi ‘generasi kolot’ jika anak muda hanya rebahan saja.
ADVERTISEMENT
Momen Para Peserta Bersama Official Crew Sobat Sabtu Berfoto Bersama. (Foto: David Kristian Irawan)
Menapaki empat tahun dengan segala problematika yang ada, lalu berhasil menggaet banyak massa, tak membuat Danang bersama rekan Sobat Sabtu lainnya merasa cepat puas. Sebab di keterbatasan yang ada, Ia masih menyimpan secercah harapan agar dapat menjadi ‘Sobat’ bagi banyak peserta di luar sana yang tak tertampung.