Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
"Mencari Jati Diri di tengah Keretakan"
25 Oktober 2024 18:42 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Daviq Afrizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah artikel yang saya tulis guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) saya, di semester 3, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Namun, artikel ini bukan hanya sekedar tulisan yang berdasarkan tuntutan atau tugas belaka. Tetapi saya juga sangat tertarik untuk mengapresiasi dan membagikan pelajaran yang saya dapat setelah membaca novel dari seorang penulis yang bernama Sasa Ahadiah, dengan salah satu karya tulisnya yang berupa novel dengan judul Kembali Bebas.
ADVERTISEMENT
Ibra dan Tata. Dua insan yang ditakdirkan untuk menjalin sebuah ikatan yaitu, pernikahan. Entah dipersatukan karena adanya cinta atau memang karena takdir yang mempersatukannya untuk saling melengkapi satu sama lain. Namun, ekspektasi Tata yang ia mengira ketika telah memilik hubungan yang sah, bahkan satu atap dengan Ibra lebih menyenangkan, namun ternyata tidak.
Semua ekspektasinya salah dan sangat jauh dari apa yang ia bayangkan. Selama 29 tahun mereka menjalani hubungan tersebut bukan kebahagiaan atau kebebasan yang ia dapatkan, justru hidupnya merasa lebih terpasung karena adanya tanggung jawab, pikiran atau bahkan cobaan yang terus bertambah, bahkan lebih besar, sehingga Tata merasakan terkekang pada dirinya.
Yang bikin saya sangat tertarik untuk merujuk novel ini untuk membuat artikel dengan tujuan mengapresiasi novel ini yaitu, imajinasi alurnya yang sangat menarik, banyaknya metafora yang memperkaya bahasa serta menciptakan efek estetis, serta gaya bahasanya yang dapat membuat sang pembaca dapat merasakan ekspresi yang realistis.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa unsur unsur genre yang terdapat di dalamnya. Seperti didaktik yang bertujuan untuk memberikan pesan moral terhadap pembacanya melalui setiap teksnya. Romantik yang menekankan perasaan dan imajinasi penulis. Satire yang menggunakan humor, ironi dan bahkan sarkasme entah itu untuk mengkritik kebodohan, kekurangan, menyindir atau ketidak adilan yang terjadi pada kehidupan. Dan yang paling utama, yakni realistik.
Novel ini mengajarkan kita bahwa dalam menjalani kehidupan yang nyaman serta bahagia harus memahami dan peka terhadap segala sesuatu yang ada. Memang, manusia diciptakan dengan akal yang menciptakan ego masing-masing. Namun seiring bertambahnya pengalaman dan pelajaran yang terus kita dapatkan dari keseharian kita, kita harus memahami ego kita sendiri. Jangan sampai diri kita tidak paham dengan ego yang terdapat pada diri kita, dapat melukai hati orang lain.
ADVERTISEMENT