Inilah 3 Budaya Penguatan Profil Pelajar Pancasila

daudbachtiar
Pengamat Pendidikan, Penerjemah Arab-Indonesia, Amil BAZNAS
Konten dari Pengguna
25 Mei 2022 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari daudbachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelatihan Kedisiplinan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bersama TNI, diambil dari dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Kedisiplinan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bersama TNI, diambil dari dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Identitas nasional merupakan salah satu determinan pembangunan dan karakter bangsa. Hal ini dikarenakan ia merupakan ciri, tanda atau hari diri yang melekat untuk membedakan satu dan lainnya. Pendidikan menjadi objek penting untuk menumbuhkan identitas tersebut, melalui program sekolah penggerak yang didampuk Kemendikbud diharapkan para pelajar Indonesia memiliki identitas berkualitas dengan profil pelajar pancasila.
ADVERTISEMENT
Pengenalan serta penanaman karakter bangsa diharapkan akan menghasilakan generasi holistik yang teridentifikasi dengan 6 dimensi profil pancasila, yakni
1.Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
2.Berkebinekaan global
3.Bergotong-royong
4.Mandiri
5.Bernalar kritis
6.Kreatif
Melalui dimensi-dimensi yang tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, diharapkan identitas ini akan paripurna dengan mengkombinasikan sikap dan perilaku sesuai jati diri bangsa.
Seokarno, Presiden pertama sekaligus salah satu perumus pancasila pernah mengatakan bahwa suatu bangsa jika kehilangan jati dirinya maka bangsa tersebut tidak akan mampu bertahan hidup bahkan akan punah. Melihat jari diri khususnya identitas pelajar pancasila yang sangat penting ini maka dibutuhkan budaya sebagai kawah candradimuka untuk membentuk karakter tersebut. Maka inilah tiga budaya yang akan menguatkan.
ADVERTISEMENT
1.Berpikiran Terbuka
Open mainded atau berpikiran terbuka karakter yang akan menerima terhadap berbagai ide, argumen, dan informasi. Berfikir terbuka terbukti berkorelasi positif moderat dengan kepribadian oppenness to experince dan conscientiousness. Selain itu melalui budaya tersebut kita akan mudah memprediksi prestasi belajar yang mengukur kemampuan analisis atau evaluasi argumen.
Berpikiran terbuka diharapkan akan membuka cakrawala pelajar untuk menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap budaya yang akan menuju perbaikan. Contoh dalam level sosial, ketika kemampuan mencerna dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengambil keputusan secara bijak mengenai berbagai isu akan menjadi salah satu landasan bagi kehidupan demokrasi yang sehat melalui berpikiran terbuka.
2.Senang Mempelajari Hal Baru
Budaya ini diharapkan tercapainya karakter pelajar sepanjang hayat pada setiap individu. Jika hal ini gagal diterapkan dikhawatirkan seorang pembelajar akan terhenti jika ia tidak senang mempelajari hal baru maka sekolah harus dapat mengoptimalisasi pelajaran untuk menumbuhkan rasa senang akan mempelajari hal baru dan dikembangkan secara terus-menerus.
ADVERTISEMENT
3.Kolaboratif
Budaya kolaboratif merupakan hal yang lebih penting dibandingkan dengan budaya kompetitif. Melalui budaya tersebut diharapkan dapat mendorong semangat senantiasa kerjasama, saling mengapresiasi, serta saling mendukung satu sama lain. Langkah kolaborasi ini juga harus dilakukan oleh elemen kunci tri sentra pendidikan, yakni keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat).
Kesuksesan dalam pendidikan merupakan hasil kolaborasi dari elemen-elemen dalam sistem pendidikan yang saling mendukung satu dengan yang lainnya. Maka melalui tiga budaya tersebut yang saling berkaitan diharapkan akan menghasilkan para pelajar yang memiliki identitas sebagai pelajar pancasila.