Konten dari Pengguna

Zakat Jadi Alternatif Tuntaskan Kemiskinan

daudbachtiar
Pengamat Pendidikan, Penerjemah Arab-Indonesia, Amil BAZNAS
31 Mei 2022 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari daudbachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekolah Cendekia BAZNAS, Salah satu sekolah yang dikelola lembaga zakat
zoom-in-whitePerbesar
Sekolah Cendekia BAZNAS, Salah satu sekolah yang dikelola lembaga zakat
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia lagi jika kita mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya. bayangkan saja, emas, gas alam, minyak bumi, batu bara, rempah-rempah, sawit dan hampir semua produk alam yang berharga ada di negera ini.
ADVERTISEMENT
Namun seakan paradoks dengan hal itu, tren kemiskinan terus tak dapat dihilangkan. seakan menjadi identitas yang melekat tak bisa dipisahkan dari negara yang dilewati garis katulistiwa tersebut. tak aneh jika BPS (Badan Pusat Statistik) terus menunjukan data fluktuatif untuk angka kemiskinan di Indonesia.
Dalam tiga tahun terakhir, Indonesia mengalami pasang surut angka kemiskinan, di 2019 sebanyak 9,22% penduduk berada digaris kemiskinan, angka ini menunjukkan kenaikan pada 202o menjadi 10,19%, dan di tahun 2021 turun menjadi 9,71%. meskipun di tahun tersebut angkanya yang lebih tinggi sebenarnya dari 2019.
Kemiskinan ini berimplikasi terhadap rendahnya tingkat pendidikan warga Indonesia. karena semakin tinggi tingkat kemiskinan maka dapat dipastikan semakin rendah tingkat pendidikannya, begitupun sebaliknya. semakin rendah angka kemiskinannya maka semakin tinggilah tingkat pendidikannya.
ADVERTISEMENT
BPS melansir bahwa di tahun 2021 hanya setengah dari jumlah lulusan SD yang dapat melanjutkan pendidikannya kejenjang SMP. bahkan jika melangkah lebih jauh, di tahun tersebut yang dapat menyenyam pendidikan tingkat S3 hanya 0,02%, S2 sebanyak 0,02% dan S1 hanya 0,42%.
Negara ini bukannya abay akan pendidikan, bahkan sesuai amanat dalam UUD 1945 anggaran pendidikan jumlahnya 20% dari APBN. Namun tetap rasanya kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan menjadi PR yang tak terselesaikan. Dibutuhkan solusi alternatif yang berfungsi bukan hanya membiayai pendidikan, namun juga memberdayakan anggaran yang dimiliki untuk mewujudkan kesejahteraan.
Zakat dalam syariat Islam merupakan kewajiban, bahkan ia menjadi intrumen yang masuk dalam salah satu rukun. Zakat melalui kajian ulama kontemporer semakin luas jangkauannya dan dapat menjadi solusi alternatif di Indonesia guna menyejahterakan, melalui berbagai program charity dan pemberdayaan barbasis pendidikan. Tren zakat bahkan terus naik dalam segi pendapatan, hal ini jika dimaksimalkan akan memiliki imbas dan arus yang kuat meningkatkan pendidikan ummat.
ADVERTISEMENT
Beasiswa dengan pemberian dana cuma-cuma dari lembaga zakat merupakan salah satunya, solusi cepat menghilangkan masalah ini dalam praktiknya masih sering dilakukan oleh lembaga penghimpun zakat. Namun karena tidak ada pembinaan yang berkelanjutan, sulit kiranya berharap lebih akan kemajuan dan ketepatan dana yang diberikan. Maka muncullah konsep sekolah berbasis zakat. Sebuah sekolah gratis yang dikelola profesional dengan dibiayai oleh zakat.
Sekolah Cendekia BAZNAS merupakan salah satu dari sedikit sekolah yang mengembangkan metode tersebut. Melalui syiar zakat untuk pendidikan, siswa yang tersebat dari 25 provinsi tersebut diberikan pendidikan gratis berasrama, sistem ini dipilih karena akan lebih mudah dalam monitoring dan juga memastikan bahwa masyarakat miskin yang dibantu mendapatkan pendidikan secara berkelanjutan.
Pendidikan dengan metode asrama menjamin 24 jam siswa terarah dan akan memudahkan membentuk siswa berpribadi mandiri untuk nantinya mereka berkembang dan merubah keluarganya dari mustahik (yang menerima dana) menjadi muzakki (donatur). dengan program tak henti dari SD hingga perguruan tinggi ini akan menjamin peningkatan tingkat pendidikan yang berimplikasi menurunnya angka kemiskinan.
ADVERTISEMENT