Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Membangun Masyarakat Ekologis
30 Juni 2021 14:33 WIB
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:46 WIB
Tulisan dari Nurhidayatullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Isu tentang kenaikan angka kasus corona hingga dengan negara singapura siap berdampingan dengan Covid -19, masih hangat menjadi perbincangan kelompok masyarakat, sementara itu di saat bersamaan kita mengahadapi masalah yang besar yakni salah satunya kerusakan lingkungan hidup, kerusakan lingkungan hidup ini disebabkan oleh bencana alam maupun dari manusia sendiri.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan kerusakan alam ini terjadi berakar dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak mendukung keberlanjutan ekologi lingkungan hidup.hal tersebut di perburuk oleh kegiatan masyarakat yang abai terhadap pengelolahan lingkungan hidup berkelanjutan.
Belajar Dari Murray Bookcin
Saya teringat dengan tokoh sosial ekologi dari amerika ,Murray Bookchin (1982) dalam tulisannya berjudul ‘’ekologi dan anarkisme ‘’ dia meyakini bahwa masyarakat ekologis yang sebenarnya merupakan pembentuk peradaban bukan bukan rezim pemerintahan maupun kaum kapital.masyarakat yang terbentuk dari penekanan mutualisme pengorganisasian diri kebebasan subejektifitas dan prinsip persatuan tanpa ada hubungan hirarki mampu kepentingan masing masing.
Dalam hal ini murray bookcin menyebutnya sebagai masyarakat yang berkelanjutan yakni dimana masyarakat berkelanjutan merekomendasikan kerangka yang menyeluruh untuk membangun masyarakat mencapai tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Sehingga pembangunan berkelanjutan disebut sebagai bentuk yang secara sosial inklusif, pro lingkungan hidup dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Maka, secara sederhana saya menerjemahkan masyarakat berkelanjutan sebagai bentuk prinsip dan praktek masyarakat dengan nilai-nilai ideal mendukung keberlanjutan lingkungan hidup, sosial dan ekonomi.yang dimana satu antara lain beriringan tanpa ada yang di dahulukan selain kunci dari system ini yakni dari masyarakat tersebut. Selanjutnya, untuk mendukung nilai-nilai ideal maka perlu ada pengikat dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial, ditandai dengan masyarakat yang guyub dengan indikasi gotong royong sebagai praktek kehidupan sosial.
Namun pada saat ini kegiatan gotong royong nampaknya semakin asing, apa. Bahkan di masyarakat pedesaan pun, banyak kegiatan yang dilakukan pada lingkup desa yang seharusnya dilakukan dengan gotong royong namun dilakukan dengan mengharap imbalan. Nampaknya kegiatan ini mengalami pergeseran. Pergeseran tersebut karena pemahaman umum masyarakat saat ini bahwa tanpa didukung dengan materialisme menjadi sulit untuk guyub.sehingga hal yang terjadi semua presepsi akan dikaitkan dengan materialitas tidak menghiraukan yang lainnya
ADVERTISEMENT
Sedangkan, praktek ramah lingkungan tidak dapat dilakukan secara individu saja, membutuhkan tindakan bersama-sama. Misalnya, dalam pengelolaan sampah rumah tangga, individu dapat memilah sampah kemudian lantas bagaimana pengelolaan sampah di tingkat tempat pembuangan sampah apakah mengalami pemilahan sampah? Jika semua dikaitkan dengan materialitas maka berapa rupiah yang perlu dikeluarkan ?
Padahal nyatanya merawat dan membangun ekologis bertujuan bukan hanya satu individu namun semua masyarakat yang berada di wilayah tersebut Membangun kesadaran akan keberlanjutan perlu menyentuh secara individu dan kolektif. Kolektif dilakukan secara bersama dengan sasaran target yang lebih massal. Individu-individu yang telah memiliki kesadaran akan pentingnya praktek berkelanjutan akan memiliki tanggung jawab secara ekologis. Namun, pertanyaan berikutnya, bagaimana kesadaran individu-individu tersebut dibangkitkan menjadi kesadaran bersama sehingga memunculkan tanggung jawab Bersama.
ADVERTISEMENT
Menurut pandangan penulis bahwa tanggung jawab bersama akan muncul apabila terdapat dua hal yaitu ‘musuh bersama’ dan adanya insentif. Musuh bersama dalam hal ini kerentanan dan potensi ancaman terhadap kehidupan bersama, Apabila ancaman tersebut digulirkan, terutama ancaman yang terkait erat dengan keberlanjutan ekonomi maka akan menjadi perhatian individu-individu.
Pandangan kedua mengenai adanya insentif. Mencermati perkembangan sosial masyarakat saat ini yang cenderung individualis, maka membutuhkan energi besar untuk membangun ‘keguyuban’. Guyub apabila terdapat kepentingan bersama, secara ekologis menjadi sedemikian sulit karena ancaman ekologis tidak dapat dilihat pada saat ini.
Ancaman ekologis lebih bersifat antisipatif mengingat ancaman di masa depan akibat praktek kehidupan yang tidak mendukung keberlanjutan. Maka, langkah logis saat ini untuk mengubah praktek masyarakat agar mendukung keberlanjutan adalah dengan penerapan insentif.
ADVERTISEMENT
Penerapan insentif seolah mengecilkan makna substantif bahwa perubahan perilaku hanya berdasarkan iming-iming yang bersifat materialistis. Namun, tantangan saat ini bagaimana struktur guyub dan individualis menjadi pertarungan sementara pengelolaan lingkungan hidup harus terus berlangsung.
Era keberlanjutan perlu diperkuat dengan penguatan narasi secara terus menerus dan memperkuat kesadaran masyarakat. Sehingga, penguatan narasi tidak cukup sekedar jargon perlu menghadirkan praktek solutif yang praktis di tatanan masyarakat.
Apabila praktek berkelanjutan ini berlangsung dengan kesadaran masyarakat, maka perilaku masyarakat akan mengalami perubahan yang diiringi dengan proses pembelajaran secara perlahan. Namun dengan gerakan kecil yang masif dengan pola yang benar, kelak kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara bumi ini akan meningkat,
Proses pembelajaran tentunya membutuhkan insentif. Misalnya di beberapa gerai kopi yang menawarkan penggunaan botol minuman sendiri, maka pembelian jenis minuman mendapatkan potongan harga. Hal tersebut pada dasarnya berupaya mengubah praktek dengan mengurangi penggunaan kemasan konsumsi minuman dan makanan sekali pakai.
ADVERTISEMENT