Silek Pauh : Silek yang Berbahaya di Minangkabau

Muhammad Malik H
Mahasiswa Universitas Andalas prodi Sastra Daerah Minangkabau
Konten dari Pengguna
10 Januari 2024 22:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Malik H tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber gambar : https://pixabay.com/id/photos/fu-kung-kungfu-menguasai-3624167/
zoom-in-whitePerbesar
sumber gambar : https://pixabay.com/id/photos/fu-kung-kungfu-menguasai-3624167/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesenian di Indonesia ada juga yang dapat digunakan untuk melakukan sebuah pertahanan terhadap diri sendiri. Kesenian ini juga merupakan salah satu cara untuk bertahan hidup di lingkungan masyarakat. Kesenian ini menjadi unsur yang harus ada dalam diri manusia terutama dalam mengembangkan diri dan bertahan hidup dari ancaman bahaya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut sudah menjadi naluri manusia untuk bertahan hidup dengan cara bertahan hiduplah memotivasi manusia untuk mengembangkan diri agar dapat terhindar dan bisa melindungi diri dari maraknya bahaya yang datang. Tentu dalam hal mengembangkan diri kita terdapat berbagai cara untuk bisa melindungi diri kita dari bahaya yang datang kepada kita salah satunya adalah dengan mempelajari bela diri.
Ilmu bela diri adalah ilmu pertahan yang dimana menggunakan tubuh atau dengan senjata untuk melindungi diri kita dari bahaya datang kepada kita. Ilmu bela diri berbagai macam bentuknya seperti, silat, karate, taekwondo, muaythai, judo dan lainnya. Setiap ilmu bela diri di berbagai belahan dunia sangatlah berbeda seperti di Jepang orang-orang mempelajari ilmu beladiri karate untuk bisa melindungi dirinya. Di Korea orang-orang belajar taekwondo agar bisa melindungi dirinya dari bahaya dan di Indonesia, ilmu bela diri yang dikembangkan adalah ilmu silat.
ADVERTISEMENT
Ilmu silat atau silat adalah ilmu yang menggunakan tubuh sebagai bentuk pertahanan diri baik menyerang ataupun bertahan. Ilmu silat juga menggabungkan unsur rohani dalam melakukannya karena dengan unsur rohani tersebut ilmu silat yang kita lakukan dapat terbangun dalam diri kita. Silat sangatlah berkembang di Indonesia bahkan setiap daerah memiliki ciri khas silat masing-masing. Ilmu silat yang dilakukan di setiap daerah dikembangkan berdasarkan keperluan dan asas daerah masing-masing.
Sumber gambar : https://pixabay.com/id/photos/budaya-jerman-antik-indonesia-362876/
Salah satu daerah yang berkembang ilmu silatnya adalah Sumatera Barat. Daerah yang dikenal dengan suku Minangkabau ini memiliki ilmu silatnya tersendiri yang biasa disebut oleh masyarakatnya adalah Silek. Silek Minangkabau adalah seni bela diri yang digunakan untuk bertempur sehingga gerakan-gerakan yang diciptakan adalah gerakan-gerakan yang dapat melumpuhkan, mematikan, dan cepat. Namun, fungsi silek yang paling utama adalah untuk melindungi diri dari adanya bahaya. Orang-orang zaman dahulu menggunakan silek sebagai bekal untuk melakukan perjalanan menuju kerantau. Orang-orang yang akan merantau dibekalinya dulu dengan ilmu silek agar orang yang melakukan merantau dapat melindungi dirinya dari bahaya dan juga dapat mengendalikan emosionalnya di perantauan.
ADVERTISEMENT
Selain mengajarkan ilmu beladiri, silek juga mengajarkan ilmu rohani. Dimana kita harus senantiasa mengingat Allah sebagai Tuhan pencipta sehingga kita tidak boleh sombong dan tidak mencari keributan jika kita memiliki ilmu silek.
Sesuai dengan falsafahnya “Lahia mencari kawan, batinnya mencari Tuhan” yang dimana falsafah tersebut mengandung makna bahwa kita mempelajari ilmu silek bukanlah untuk mencari musuh namun, dengan ilmu silek yang kita punya diharapkan kita dapat menyelesaikan masalah dengan cara berunding tanpa harus berdarah dan juga dengan belajar silek diharapkan kita juga selalu mengingat Tuhan.
Adanya falsafah tersebut membuat para perantau minang selalu memegang ilmu falsafah tersebut agar sesuatu yang buruk dapat dijauhkan dari mereka. Makanya sebelum seseorang berangkat merantau orang tersebut akan menuntut ilmu terlebih dahulu terutama ilmu silek. Biasanya tempat pembelajaran ilmu silek di Sumatera Barat disebut dengan Surau.
ADVERTISEMENT
Tempat untuk mempelajari ilmu-ilmu kehidupan dan juga menjadi tempat untuk melatih serta mengembangkan diri bagi orang Minangkabau. Surau adalah titik awal orang Minangkabau belajar mengenai silek. Pembelajaran ilmu-ilmu kehidupan dan tatanan sosial di Minangkabau sudah dilakukan sejak anak-anak.
Hal ini dilakukan untuk membentuk anak-anak Minangkabau yang memiliki keteguhan hati yang tinggi serta intelektualitas yang sangat berkualitas sehingga ketika seorang anak tersebut beranjak dewasa dan hendak merantau, mereka sudah mendapatkan bekal di Surau tadi dan salah satunya adalah ilmu bela diri yaitu silek.
Sumber gambar : https://pixabay.com/id/photos/culture-traditional-silat-budaya-2479866/
Aliran silek di Minangkabau sangatlah banyak dan cukup berkembang pesat. Salah satunya adalah Silek Pauh. Silek Pauh merupakan salah satu aliran silek yang ada di Minangkabau dan juga merupakan aliran silek yang paling muda di antara aliran silek lainnya yang ada di Minangkabau. Pembentukan aliran Silek Pauh dilatar belakangi karena adanya keinginan untuk mengusir para penjajah Belanda pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Karena Belanda saat itu sudah hampir menguasai Sumatera Barat terkhususnya di daerah Pauh maka, pada saat itu aliran ini muncul sebagai senjata untuk mengusir para penjajah pada saat itu.
Silek Pauh memiliki gerakan yang sangat mematikan sehingga dinilai sangat berbahaya. Gerakan yang tercipta pada aliran Silek Pauh memang dikhususkan untuk keperluan perang pada saat itu. Akibatnya gerakan yang tercipta adalah gerakan-gerakan yang dapat melumpuhkan bahkan dapat membunuh lawan langsung. Hal tersebut dinilai sangat berbahaya bagi penjajah yang melawan masyarakat yang menggunakan aliran tersebut saat itu.
Penciptaan gerakan dan jurus-jurus aliran Silek Pauh adalah dengan menggabungkan gerakan-gerakan dan jurus-jurus dari aliran lain lalu memodifikasinya menjadi gerakan Silek Pauh yang mematikan dan bahaya bagi para musuh yang menghadapinya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut terbukti ampuh dalam menghadapi para penjajah yang memasuki wilayah Pauh karena salah satu fungsi silek yaitu untuk melindungi Nagari dari para musuh yang berdatangan. Maka tidak mengherankan jika aliran silek ini dikenal bahaya oleh masyarakat lain.
Aliran Silek Pauh hingga saat ini masih diwariskan oleh para tetua-tetua silek yang ada di Pauh. Tujuannya adalah aliran silek ini tidaklah punah dan terus terlestarikan agar tidak dilupakan oleh generasi yang akan mendatang. Selain sebagai bentuk pelestarian aliran Silek Pauh juga tetap dilestarikan sebagai bentuk ilmu untuk membela diri dan mempertahankan diri dari ancaman musuh.
Karena ancaman musuh dapat bermunculan kapanpun dan dimanapun sehingga aliran ini terus diwarisi dari generasi ke generasi. Menjadi aliran yang termuda bukanlah berarti menjadi aliran yang terlemah melainkan walaupun masih dikategorikan aliran yang muda aliran Silek Pauh terbukti juga sangat kuat dan mematikan sehingga orang-orang pun akan berpikir dahulu jika harus berhadapan dengan aliran ini nantinya.
ADVERTISEMENT
Muhammad Malik Hidayat, Sastra Minangkabau,Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas