Konten dari Pengguna

Mengapa Pendidikan Multikultural Harus dikembangkan di Indonesia?

Dea Freshatika Agma Putri
Mahasiswa FEB UGM
12 Desember 2024 16:46 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dea Freshatika Agma Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan multikultural merupakan pendekatan yang penting dalam konteks pendidikan di Indonesia, sebuah negara yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan agama. Dengan lebih dari 300 suku bangsa dan 600 bahasa, Indonesia adalah contoh nyata dari masyarakat multikultural. Oleh karena itu, pengembangan pedagogi yang menghargai dan mengintegrasikan keragaman ini menjadi krusial untuk menciptakan generasi yang toleran, inklusif, dan saling menghormati.
ADVERTISEMENT

Pentingnya Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang keragaman budaya dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Melalui pendidikan ini, siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan dan memahami bahwa setiap individu memiliki latar belakang yang unik sehingga menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Hal ini sangat penting untuk mencegah konflik sosial dan membangun kohesi sosial di tengah masyarakat yang beragam.
Menurut penelitian oleh Banks (2016), pendidikan multikultural dapat meningkatkan kesadaran sosial dan empati di kalangan siswa. Dalam studinya, Banks menekankan bahwa pendidikan multikultural tidak hanya berfokus pada pengenalan budaya lain, tetapi juga pada pengembangan keterampilan kritis yang memungkinkan siswa untuk menganalisis dan memahami isu-isu sosial yang kompleks. Dengan memahami perspektif orang lain, siswa dapat belajar untuk berkolaborasi dan berkomunikasi dengan lebih efektif, yang merupakan keterampilan penting di dunia global saat ini.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dalam bukunya Nieto (2010) menunjukkan bahwa pendidikan multikultural dapat membantu siswa mengembangkan identitas positif dan rasa percaya diri. Ketika siswa belajar tentang budaya mereka sendiri dan budaya orang lain, mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga membangun rasa bangga terhadap identitas mereka. Hal ini penting dalam konteks Indonesia, di mana banyak siswa mungkin merasa terpinggirkan atau tidak diakui dalam sistem pendidikan yang dominan.
Pendidikan multikultural juga berperan penting dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan globalisasi. Dalam dunia yang semakin terhubung, kemampuan untuk berinteraksi dengan orang dari latar belakang yang berbeda menjadi penting. Penelitian oleh Gay (2010) menunjukkan bahwa pendidikan multikultural dapat meningkatkan keterampilan komunikasi antar budaya, yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini. Siswa yang terpapar pada pendidikan multikultural cenderung lebih terbuka terhadap perbedaan dan lebih mampu beradaptasi dalam lingkungan yang beragam.
ADVERTISEMENT

Implementasi Pendidikan Multikultural

Saat ini, kurikulum pendidikan di Indonesia menggunakan Kurikulum Merdeka yang diterapkan pada tahun 2022. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas kepada sekolah untuk mengembangkan materi ajar yang sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa. Untuk mengoptimalkan implementasi pendidikan multikultural, setiap sekolah yang ada dapat memberikan materi tentang keragaman budaya dan nilai-nilai toleransi. Ini bisa dilakukan melalui pelajaran tentang sejarah dan budaya di Indonesia. Misalnya, pelajaran tentang Pancasila sebagai dasar negara yang dapat diintegrasikan dengan diskusi nilai-nilai Pancasila yang mencerminkan keragaman budaya di Indonesia.
Selain itu, metode pengajaran yang digunakan juga harus mencerminkan prinsip-prinsip pendidikan multikultural. Misalnya, guru dapat menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa dari berbagai latar belakang untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan sosial siswa, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar mereka. Pembelajaran berbasis pengalaman, seperti kunjungan ke komunitas lokal atau festival budaya, juga dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang keragaman budaya.
ADVERTISEMENT

Peran Guru dalam Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural memandang guru sebagai agen perubahan yang memiliki tanggung jawab dalam membentuk sikap, nilai, dan pemahaman siswa terhadap keberagaman budaya. Mereka harus mampu menjadi teladan dalam menghargai perbedaan, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung, serta memastikan penerapan norma yang berfokus pada kesetaraan dan keadilan. Pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru juga sangat penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengajarkan pendidikan multikultural. Menurut penelitian oleh Sleeter dan Grant (2011), guru yang terlatih dalam pendidikan multikultural lebih mampu mengelola kelas yang beragam dan menciptakan pengalaman belajar yang positif bagi semua siswa.

Tantangan dalam Implementasi

Meskipun penting, implementasi pendidikan multikultural di Indonesia masih menghadapi tantangan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, angka partisipasi murni (APM) untuk pendidikan dasar mencapai 97,88%, sedangkan untuk pendidikan menengah pertama mencapai 80,89%. Disisi lain, untuk pendidikan menengah atas hanya 61,97%. Data tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan malah semakin rendah partisipasinya. Hal ini berarti pemerintah masih sulit untuk memastikan bahwa semua siswa, terutama dari latar belakang yang terpinggirkan, mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Tidak hanya itu saja, salah satu tantangan lainnya adalah masih adanya stereotip dan prasangka yang masih kuat di masyarakat. Banyak siswa yang tumbuh dalam lingkungan yang homogen, sehingga mereka mungkin memiliki pandangan yang sempit tentang budaya lain. Oleh karena itu, pendidikan multikultural harus dimulai dari tingkat dasar, dengan melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan. Selain itu, dukungan dari pemerintah juga sangat penting. Kebijakan yang mendukung pendidikan multikultural harus diterapkan, termasuk penyediaan sumber daya yang memadai untuk sekolah-sekolah yang ingin mengimplementasikan kurikulum ini. Pemerintah juga perlu memberikan pelatihan kepada guru dan tenaga pendidik lainnya agar mereka dapat mengajarkan materi dengan efektif.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka:
Banks, J. A. (2016). "Cultural Diversity and Education: Foundations, Curriculum, and Teaching." Routledge.
Badan Pusat Statistik. “Angka Partisipasi Murni (APM) Dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan, 2022 - Statistical Data.” Bps.go.id. https://www.bps.go.id/en/statistics-table/3/U1doQlVFVlBkVmh3TjBkVFJFWldNa3hDVTNSelp6MDkjMw==/angka-partisipasi-murni--apm--dan-angka-partisipasi-kasar--apk--menurut-jenjang-pendidikan--2022.html.
Gay, G. (2010). "Culturally Responsive Teaching: Theory, Research, and Practice." Teachers College Press.
Nieto, S. (2010). "Language, Culture, and Teaching: Critical Perspectives." Routledge.
Siswantara, Y. (2017). “PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: Sebuah Tantangan Pendidikan di Indonesia”. Universitas Katolik Parahyangan. https://unpar.ac.id/pendidikan-multikultural-sebuah-tantangan-pendidikan-di-indonesia/
Sleeter, C. E., & Grant, C. A. (2011). "Making Choices for Multicultural Education: Five Approaches to Race, Class, and Gender." Wiley.
Syamsuardi, Ezi Mulia, Abdurrasyid Ridha, Dilla Yolanda, and Tasya Hudia. “PERAN GURU DALAM MEMBENTUK LINGKUNGAN BELAJAR MULTIKULTURAL YANG INKLUSIF.” Paramurobi: Jurnal Pendidikan Agama Islam 7, no. 1 (June 4, 2024): 63–77. https://doi.org/10.32699/paramurobi.v7i1.6357.
ADVERTISEMENT