Konten dari Pengguna

Irama Tiupan Suling Sang Pengamen Seni Dimalam Penghujung Tahun

Dea nanda Saputri
Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto
14 Januari 2025 17:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dea nanda Saputri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alun-Alun Cilacap, pada 31 Desember 2024. (Dea Nanda Saputri)
zoom-in-whitePerbesar
Alun-Alun Cilacap, pada 31 Desember 2024. (Dea Nanda Saputri)
ADVERTISEMENT
Kendaraan berjejer memadati pinggiran Alun-Alun Cilacap, tak lupa dengan suara peluit khas dari tukang parkir yang sedang mengatur beberapa kendaraan. Para petugas aparat mulai mengatur dan berjaga disekitar, tidak ketinggalan pula mobil patroli yang berjejer dipinggiran pos penjaga. Malam dingin dikota bercahaya ini, hampir sebagian masyarakat Cilacap menghabiskan waktunya di alun-alun, tak jarang dari mereka membawa keluarga, teman bahkan pasangan untuk singgah menikmati malam syahdu menuju pergantian tahun.
ADVERTISEMENT
Para pencari pundi-pundi rupiah pun mulai ramai memadati Kawasan alun-alun, menjualkan beraneka ragam pernak-pernik cantik serta makanan ringan hingga berat yang menarik rasa lapar orang yang melihatnya. Selain para pencari pundi-pundi rupiah, adapula pengamen seni yang menawarkan hiburan mengagumkan dan menenangkan dimalam penghujung tahun ini. Pengamen seni tersebut memainkan instrument lagu dangdut dengan sebuah alat musik dari bambu yang dimainkan dengan cara ditiup, alat music tersebut dinamakan suling bambu. Pemain suling bambu tersebut merupakan bapak 4 anak yang tengah berniat untuk menghibur masyarakat Cilacap di malam penghujung tahun ini
Agus, itulah nama pengamen seni suling bambu tersebut, seorang pengamen seni handal yang sudah bergelut dengan alat musik suling bambu sejak lama. Permainan suling yang sangat lihai merupakan hasil dari gigihnya dia mempelajari seluruh komponen alat musik suling bambu. Berkat kegigihannya tersebut, Agus berupaya mempertahankan keterampilan seni alat musik Suling Bambu di dalam dirinya sejak masa muda.
ADVERTISEMENT
Dahulu, Agus tidak leluasa untuk menunjukan keahliannya memainkan alat musik suling bambu, karena tidak terlalu banyak dukungan dari lingkungan sekitar membuatnya kesusahan untuk mengekspresikan diri. Namun, munculnya komunitas seni atau biasa disebut paguyuban membuat Agus merasa percaya diri dalam mengeskpresikan hobinya tersebut, komunitas tersebut tidak terlalu besar namun terbilang cukup unik karena nama yang diberikan memiliki keterkaitan dengan nama asli Agus, yaitu AABI. AABI adalah singkatan dari Agus Agus Bersaudara yang sudah berdiri sejak lama, nama Agus digunakan bukan karena serta merta diselipkan, namun nama Agus digunakan karena masing-masing anggota komunitas tersebut bernama Agus.
Dimalam penghujung tahun dengan ditemani hembusan angin kencang tak beraturan, Agus berniat dalam diri menampilkan keahliannya memainkan suling bambu dan tak sedikit juga dia bernyanyi dengan suara merdunya yang sedap didengar. Dalam niat dari lubuk hatinya yang paling dalam, dia ingin menghibur masyarakat Cilacap menjelang pergantian tahun, Agus tidak mematok harga untuk dirinya tampil di alun-alun Cilacap, dia hanya ingin mengeskpresikan dirinya kepada khalayak dengan timbal balik masyarakat terhibur dengan penampilannya.
ADVERTISEMENT
Lagu yang dibawakan Agus merupakan lagu campur sari salah satunya milik grup music Adella.
“Saya bawainnya lagu-lagu campur sari mba, salah satunya grup music Adella, itu salah satu yang saya suka banget, bisa dibilang saya fansnya Adella” Ujar Agus.
Namun, Agus juga tidak akan menolak jika ada beberapa orang memberikan request lagu kesukaanya untuk ditampilkan.
“Saya bawain lagunya ga pasti mba, jadi biasanya juga bisa ada yang request misal ada yang pengin lagu campur sari, lagu kenangan gitu mba” Lanjutnya
Alun-Alun Cilacap, pada 31 Desember 2024. (Dea Nanda Saputri)
Sebagai seorang pengamen seni dan juga kepala keluarga, Agus biasa ditemani sang istri menghibur masyarakat Cilacap, sang istri ternyata pandai bermain alat musik dan juga bernyanyi sama seperti dirinya. Namun dimalam penghujung tahun yang dingin itu, Agus tak ditemani istrinya, karena istrinya masih harus mengurusi keperluan yang ada dirumah.
ADVERTISEMENT
Dibalik hobi dan kesenangannya bermain suling dan juga bernyanyi, Agus sebenarnya hanya merupakan seorang tukang parkir, menjadi seorang tukang parkir sudah menjadi kewajibannya untuk memenuhi ekonomi keluarga karena melihat anak-anaknya yang sudah semakin besar dan memerlukan biaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-harinya. Berkat adanya keahlian Agus dibidang seni khususnya suling bambu ini, hal itu dapat menjadi sebuah sripilan kecil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Berkat keahlian dan kesenangannya memainkan suling bambu dan bernyanyi karya-karya lagu Indonesia yang khas seperti dangdut dan campur sari, hal ini menjadi sebuah pelestarian budaya juga terutama alat music suling bambu yang sudah jarang dimainkan oleh beberapa orang. Agus dapat dijadikan sebagai contoh oleh anak-anak muda generasi sekarang, bahwa tidak ada salahnya menunjukkan keahlian diri apalagi jika hal tersebut bersifat positif seperti melestarikan budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Pesan dari saya, silahkan bagi kaula muda jaman sekarang harus selalu menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia dan juga harus diekspresikan, kebudayaan sekecil apapun patut untuk dilestarikan” Ujar Agus.