Konten dari Pengguna

Masa Senjaku Telah Usai

Dea Salma
Mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Pamulang Semester 2
27 Juni 2024 13:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dea Salma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto : Dea Salma
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto : Dea Salma
ADVERTISEMENT
Satu malam pada awal bulan November, malam penuh gelisah untuk cuaca yang bingung antara turun kan hujan atau dibiarkan saja. Dan kegelisahan itupun sama seperti apa yang Sena rasakan. Dia terus menggeser-geserkan layar handphone, keluar masuk semua aplikasi, percis seperti orang kebingungan pada malam yang didukung sang rembulan.
ADVERTISEMENT
Akhirnya terbukalah salah satu apikasi chat dengan room percakapan yang berakhir pada lusa yang lalu. Perasan tambah bercampur aduk saat-saat Sena berhasil mengirim ajakan untuk bertemu besok sore ditempat biasa, setalah beberapa menit notifikasi hp nya pun berbunyi, dengan balasan singkat namun bisa terbaca ramah saat orang yang Sena maksud membalas pesannya “okei” balasnya.
Sena hanya membaca pesan tadi tanpa membalasnya, dia langsung mematikan handphone dan menjauhkan benda penuh keruwetan itu dalam jangkauannya. Sena coba membaringkan tubuhnya, memejamkan mata dan berharap bahwa senja besok hari warna nya lebih cantik dari pada senja sebelumnya.
Sore pun tiba, ternyata jalanan lebih sepi dari biasanya mungkin karena ini adalah hari minggu dan orang-orang lebih memilih bersantai dirumah ketimbang pergi kesana kesini menguras tenaga. Dan kini Sena sedang berangkat menuju tempat biasa yang sering ia kunjungi bersama dengan seseorang yang dimaksud semalam. Sebuah tempat diatas mall, tempat santai dengan kedai kecil yang tidak pernah gagal dalam memperlihatkan senja di nikmati bersama matcha dan coklat panas kesukaan nya.
ADVERTISEMENT
“Sore” Sena tersenyum mendengar sambutan itu saat dia sampai didepan kasir. “sore juga” balas Sena.
“Aku mau matcha sama coklat panas nya yaa” sambungnya. “baik matcha dengan coklat panas seperti biasanya satu, mau pakai qris atau cash?”
“Qris, seperti biasa juga” jawab Sena tertawa bersama mba kasir yang tau apa yang biasa dilakukan.
“Tumben Mas nya belum dateng kak? Biasanya dateng bareng kalo kesini” Ujar mba kasir.
“Sebentar lagi mungkin dia sampai, aku cari duduk dulu ya” Sena langsung pergi mencari tempat terbaik untuk menikmati senja yang sedikit lagi tiba.
Tak lama suara berat khas laki-laki yang dikenal menghancurkan lamunannya dari ssamping.
“Permisi matcha dan coklat panas nya mba” Sena terkejut ternyata seseorang yang dia tunggu semalam ada dihadapan nya sembari membawa pesanan yang tadi dipesan.
ADVERTISEMENT
“Kok lu yang bawa??” Sena menyambut matcha nya dari tangan Raja.
“Tadi gue mau pesen, ternyata kata mba nya ini pesenan punya lu, yaudah gue sekalian bawa aja” ujar Raja.
“Makasih yaa” Raja tersenyum membalas ucapan Sena.
“Tadi kesini sama siapa?”
“Sama ojek, apalagi emang haha” Ucap Sena dan balik bertanya, “gimana kuliah nya? Asik ga?”
“Asik ga asik, soalnya ngitung uang perusahaan orang terus mending jadi kaya, stress mah iya” Jawab Raja dengan nada gerutu sebalnya. Sena tertawa mendengar jawaban Raja yang menurut nya lucu disaat seperti ini.
“Kalo lu gimana? Pasti ada yang deketin lu kan di kampus??” Sena kembali tertawa mendengar pernyataan konyol Raja.
ADVERTISEMENT
“Ga ada Jaa, lagi gue juga secakep itu kali”
“Ga mungkin Sen, orang kaya lu ga ada yang deketin” Sena hanya menggeleng sambil menyeruput matcha nya.
“Terus kalo lu gimana?” Sena membalas bertanya. Raja dengan percaya diri menjawab nya, “gue mah tetep sama prinsip gue Sen, ga bakal pacaran sampe gue bisa ada penghasilan sendiri”
“yaa sama gue juga kalo gitu, dari SMA juga gue kan deket nya juga sama lu doang Ja, Ja” celetuk Sena.
“Tapi kalo nunggu gapapa Sen?” Sena menoleh kearah Raja yang ternyata sedang menatapnya juga.
“Ya gapapa kalo sama-sama nunggu apa salahnya” jawab Sena.
“HAHAHA siap kalo gitu” balas Raja. “ Nanti mau ikut nyebar undangan apa yang terima undangan nih?” ejeknya.
ADVERTISEMENT
“ikut nyebar lah” seketika tawa mereka pecah bersama membahas canda itu.
Setelah candaan itu, semburat langit keorenan itu semakin membentang luas di atas awan dengan penuh cantiknya.
Sena memejamkan matanya sembari menikmati hembusan angin yang membawa nya pada ketenangan.
Diam, sepi, sunyi.
Dan tiba saat Sena kembali membuka matanya, Senja yang baru saja dia nikmati sudah hilang, langit pun menggantikan kecantikan itu dengan malam yang lagi-lagi mencengkam nya. Sena pun tersadar bahwa seseorang yang dia ajak menikmati senja ini juga sama-sama menghilang. Dia sudah tidak ada disamping nya, Orang itu sudah pergi bersama bayangan-bayangan itu.
Rencana-rencana yang sudah disusun, canda-canda yang dibuat, pertanyaan kabar yang paling kita suka tentang jarak yang tidak direstui semesta.
ADVERTISEMENT
Sena sadar, setelah perpisahan itu mereka tidak pernah dipertemukan lagi, sedekat apa jarak nya, biar ada di satu udara yang sama, jika semesta bilang masa nya sudah abis, maka bagaimana pun tidak ada lagi pertemuan setelah itu.