Konten dari Pengguna

Membangun Toleransi Dengan Tradisi Keagamaan

Dea Septi Anggreini
Mahasiswi dari UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan dan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3 Oktober 2023 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dea Septi Anggreini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ustadzah Mar'atus Sholihah dari Banjarnegara, Cr Ali Yafi.
zoom-in-whitePerbesar
Ustadzah Mar'atus Sholihah dari Banjarnegara, Cr Ali Yafi.
ADVERTISEMENT
Pekalongan, 28 September 2023 - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu tradisi keagamaan yang telah dilestarikan oleh seluruh umat Islam, termasuk di Desa Linggo Asri yang terletak di bagian selatan pusat pemerintahan Kabupaten Pekalongan. Linggo Asri dikenal sebagai Desa Moderasi Antar Umat Beragama karena terdapat enam agama yang berbeda, yaitu Islam, Hindu, Buddha, Kristen, Katolik dan Konghucu. Meriah nya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Linggo Asri yang telah dilaksanakan pada Rabu, 27 September 2023 bertempat di depan Wisata Linggo Asri dengan mendatangkan Ustadzah Mar'atus Sholihah dari Banjarnegara sebagai penceramah. Mengusung tentang tema hikmah maulid dan moderasi beragama dalam konteks tetap menjaga kerukunan antar umat beragama. Penggunjung dari peringatan maulid ini mencapai sekitar 800 orang. Dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari agama Hindu seperti Pak Bejo dan Pak Kusyanto. Lalu Perkumpulan Pemuda Hindu atau yang biasa dikenal dengan sebutan PERADAH juga ikut serta menjadi panitia dalam pelaksanaan acara maulid. PERADAH yang ikut serta dalam peringatan maulid kira-kira sekitar 10 orang lebih. Hal ini menggambarkan bukti nyata kerukunan antar umat beragama yang telah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat di Desa Linggo Asri.
Pak Mustajirin, Cr Ali Yafi.
zoom-in-whitePerbesar
Pak Mustajirin, Cr Ali Yafi.
"Linggo Asri diibaratkan seperti satu atap yg mempunyai dua pilar karena antara umat Islam dan Hindu bisa bekerja sama dengan baik" Ungkap Bapak Mustajirin, Kamis (29/09/23) Dalam peringatan maulid tersebut, tidak hanya umat muslim saja yang ikut serta untuk mempersiapkan acara namun PERADAH juga ikut membantu agar peringatan maulid dapat berjalan dengan lancar. Dengan tetap melestarikan gotong royong antar umat beragama di Desa Linggo Asri dapat menciptakan suasana yang penuh akan semangat dan kebersamaan. Masyarakat setempat secara bersama-sama mempersiapkan peringatan maulid ini dengan penuh rasa antusiasme, hal ini menunjukan bahwa masyarakat di Linggo Asri tetap menjaga persatuan dan moderat antar umat beragama. Memang sudah dari tahun-tahun sebelumnya, peringatan Maulid Nabi yang diadakan di Desa Linggo Asri bukan hanya sekedar dihadiri sejumlah umat Muslim saja namun terdapat beberapa umat Hindu yang ikut hadir dalam peringatan yang indah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hal ini telah menjadi suatu bukti yang konkret tentang sifat moderat yang telah mengakar. Dakwah yang disampaikan oleh Ustadzah Mar'atus Sholihah tidak hanya didengarkan oleh umat Muslim saja namun juga terdapat beberapa umat Hindu yang ikut serta. Sesuai dengan tema yang diusung yaitu moderasi beragama untuk tetap menjaga kerukunan antar umat beragama yang telah ada di Desa Linggo Asri. Dengan adanya peringatan maulid ini yang dihadiri oleh sejumlah umat Muslim maupun umat Hindu membuktikan bahwa di Desa Linggo Asri penuh akan nilai-nilai kerukunan dan moderat yang sudah ada dari dulu kala. Hal ini merupakan sebuah contoh nyata bahwa kerukunan antar umat beragama dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkup kemasyarakatan. "Memang sudah dari dulu kala, masyarakat pada saat itu belum mengenal akan arti dari kata moderat memang masyarakat Linggo Asri sudah menerapkan moderat dalam kehidupan bermasyarakat nya" Ujar Bapak Mustajirin, Kamis (28/09/23) Sekarang ini, masyarakat di Linggo Asri berusaha untuk tetap menjaga dan melestarikan adat istiadat yang sudah ada dengan tetap menjaga kerukunan disaat adanya perbedaan. Fakta nya sudah dari dulu di Linggo Asri terbiasa untuk hidup secara rukun, gotong royong, moderat, dan saling menghormati antar satu dengan lainnya walaupun terdapat beberapa agama yang berbeda dalam satu lingkup desa. "Sesuai dengan kata K.H Ahmad Hasyim Muzadi kalau sesuatu itu sudah bersatu jangan sesekali di pecah belahkan namun jika sesuatu itu sudah berbeda maka jangan sesekali mencoba untuk disatukan" Kata Bapak Mustajirin, Kamis (29/09/23)
ADVERTISEMENT
Masyarakat Linggo Asri, Cr Ali Yafi
Peringatan Maulid Nabi yang dilaksanakan di Desa Linggo Asri merupakan suatu contoh yang inspiratif bahwa perbedaan agama dapat disatukan dengan semangat persaudaraan, moderat dan saling menghargai antar umat beragama. Dalam artian bisa dijadikan sebagai simbol dari adanya harmoni dan persatuan antar umat beragama.