Konten dari Pengguna

Governance Lingkungan di Era Digital: Tantangan dan Peluang

Deaaa Septiyanti
Seorang mahasiswa di universitas pamulang
13 Oktober 2024 13:15 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deaaa Septiyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar ini menggunakan konsep tata kelola lingkungan di era digital yang digunakan dalam artikel ini, Gambar ini juga mencerminkan perpanduan antara teknologi modern dan keberlanjutan dengan menampilkan elemen-elemen seperti turbin angin, panel surya dan sistem smart city. (Sumber : Pexels.com)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ini menggunakan konsep tata kelola lingkungan di era digital yang digunakan dalam artikel ini, Gambar ini juga mencerminkan perpanduan antara teknologi modern dan keberlanjutan dengan menampilkan elemen-elemen seperti turbin angin, panel surya dan sistem smart city. (Sumber : Pexels.com)
ADVERTISEMENT
Halo teman-teman semua nya, gimana nih kabar kalian? semoga selalu dalam keadaan sehat dan baik ya. Sebelumnya perkenalkan aku Dea septiyanti seorang mahasiswi di universitas pamulang dari fakultas Ilmu Komunikasi, semester 2. Tujuan aku membuat artikel ini karena ingin memberi tahu ke kalian dari opini aku tentang Governance lingkungan di Era digital, sebelumnya kalian pernah dengar ga sih apa itu governance lingkungan? Nah sekarang langsung aku bahas aja yuk apa itu governance lingkungan di era digital.
ADVERTISEMENT
Governance lingkungan/enviromental governance adalah interaksi multi-level dalam kebijakan lingkungan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Pada Era digital ini menghadirkan perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal tata kelola atau Governance lingkungan. Di satu sisi, digitalisasi menghadirkan tantangan baru terkait masalah lingkungan; di sisi lain, berbagai peluang muncul yang dapat dimanfaatkan unuk memperkuat Governance lingkungan. Artikel ini akan membahas tantangan dan peluang yang dihadapi Governance di Era digital, serta meninjau studi kasus terkait implementasi keberlanjutan lingkungan.
Penjelasaan Permasalahan atau tantangan dalam Governance Lingkungan di Era digital
Salah satu tantangan utama dalam governance lingkungan di era digital adalah kurangnya infrastruktur digital dan kesenjangan teknologi di berbagai daerah. Meskipun teknologi memiliki potensi besar untuk memantau dan mengelola sumber daya alam secara lebih efektif, banyak wilayah yang belum memiliki akses internet atau teknologi canggih sehingga sulit untuk menerapkan solusi digital.
ADVERTISEMENT
Selain itu, isu privasi dan keamanan data menjadi masalah penting. Sistem berbasis teknologi sering kali memerlukan pengumpulan data dalam jumlah besar, termasuk data lingkungan. ketidakamanan data ini bisa mengarah pada penyalahgunaan atau kebocoran informasi yang berdampak negatif pada masyarakat dan lingkungan.
Kurangnya regulasi dan kebijakan yang jelas juga menjadi tantangan lain. Tata kelola lingkungan di era digital membutuhkan regulasi yang responsif terhadap perkembangan teknologi, namun sering kali kebijakan yang ada tidak dapat mengimbangi laju perkembangan teknologi. Hal ini menimbulkan risiko bahwa inovasi teknologi tidak digunakan secara maksimal atau bahkan digunakan dengan cara yang merugikan.
Peluang Governance Lingkungan di Era Digital
ADVERTISEMENT
Contoh studi kasus: Penggunaan Teknologi Digital dalam Pengelolaan Sampah di Korea Selatan
Korea selatan adalah salah satu negara yang berhasil memanfaatkan teknologi digital dalam governance lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah. Pemerintah korea selatan memperkenalkan sistem pengelolaan sampah berbasis digital yang disebut Volume-based Waste Fee System ( VBWF ). Dalam sistem ini, setiap rumah tangga menggunakan kantong sampah khusus yang dilengkapi dengan kode QR. Kantong tersebut hanya dapat dibeli di toko-toko resmi, dan biaya kantong mencerminkan volume sampah yang dihasilkan.
Setiap kali kantong sampah dibuang, data terkait volume dan jenis sampah akan di input ke dalam sistem berbasis digital. Hal ini memungkinkan pemantauan yang akurat terhadap jumlah sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga dan membantu pemerintah dalam mengidentifikasi pola pembuangan sampah yang tidak efisien. Selain itu, sistem ini juga mendorong masyarakat untuk mengurangi volume sampah yang mereka hasilkan, kerena biaya yang mereka bayar akan meningkat seiring dengan banyak nya sampah yang mereka buang
ADVERTISEMENT
Keberhasilan sistem ini juga di dukung oleh penggunaan aplikasi mobile yang memudahkan masyarakat untuk melaporkan pelanggaran dalam pembuangan sampah serta untuk menemukan informasi tentang jadwal pembuangan dan lokasi fasilitas daur ulang. Berkat sistem berbasis digital ini, Korea selatan berhasil mengurangi volume sampah yang di buang ke TPA dan meningkatkan tingkat daur ulang di seluruh negeri.
Kesimpulan
Governance lingkungan di era digital menawarkan tantangan dan peluang yang unik. Di satu sisi, tantangan seperti masalah data, aksesbilitas teknologi, resistensi terhadap perubahan, dan dampak lingkungan dari teknologi yang harus diatasi. Namun disisi lain, digitalisasi membuka peluang besar untuk meningkatkan pemantauan lingkungan, menganalisis data, memperkuat kolaborasi global, dan menciptakan transparasi yang lebih besar dalam pengelolaan sumber daya alam. Studi kasus Korea selatan menunjukkan bagaimana teknologi digital dapat di integrasikan dengan baik dalam pengelolaan sampah, memberikan harapan bagi negara-negara lain untuk mengikuti jejak serupa dalam memperkuat governance lingkungan mereka di era digital ini.
ADVERTISEMENT