Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Lukisan Kaligrafi sebagai Media Dakwah
6 Agustus 2022 19:39 WIB
Tulisan dari Dea Aprilianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desa Negla, Rt 05 Rw 04 Kota Bandung merupakan desa yang padat penduduk karena letaknya yang strategis. Layaknya suasana perkotaan, masyarakat pada hari senin sampai jumat sibuk dengan aktivitas dan pekerjaan mereka masing masing. Ini sesuai dengan fakta lapangan yang di dapat. Dengan masyarakat yang sibuk dan padat, bagaimana cara penerapan dan penyampaian ilmu agama di desa ini khususnya pada anak anak yang akan menjadi penerus sehingga bisa menjadikan desa Negla yang padat dan sibuk ini menjadi desa pemukiman aman dan nyaman. Ada penemuan unik di desa ini, ditengah tengah pemukiman warga atau rumah rumah warga terdapat sekolah sekaligus masjid sebagai pusat menuntut ilmu. Ini menjadi daya tarik untuk menyampaikan dakwah islam di desa Negla, tentunya dengan media yang jarang di gunakan yaitu lukisan kaligrafi kontemporer.
ADVERTISEMENT
Desa Negla Rt 05 Rw 04 boleh saja padat dan sibuk penduduknya, namun bukan berarti melupakan tugas menuntut ilmu agama khususya anak anak. Taman kanak kanak, sekolah dasar dan sekolah menengah atas Miftahul Iman merupakan sekolah dengan dasar ilmu agama islam, di sinilah penerapan lukisan kaligrafi sebagai media dakwah dengan sasaran utama yaitu anak sekolah dasar kelas 3 dan 4. Salah satu terwujudnya desa aman dan nyaman dimulai dari keimanan, ketika seseorang mengenal Tuhannya maka segala sesuatu akan mengikuti aturan Tuhan. Sehingga kejahatan baik itu pencurian, perzinahan dan kejahatan lainnya akan berkurang bahkan tidak ada.
Tujuan dari penerapan lukisan kaligrafi sebagai media dakwah yaitu untuk memberikan pelatihan teknik lukis dan penulisan kaligrafi serta penyampaian setiap makna tulisan kaligrafi, penerapan media ini menjadikan pembelajaran berbeda dan menyenangkan sehingga ilmu yang disampaikan akan mudah diserap dan diaplikasikan pada kehidupan sehari hari. Selain itu, anak anak juga dilatih berkreatifitas mengembangkan ide idenya di atas kertas. Dengan demikian terwujudnya “ Desa Negla” sebagai desa pemukiman aman dan nyaman, dimulai dari akhlak.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil wawancara pada anak anak kelas 3 dan 4 sekolah dasar Miftahul Iman yang dilakukan oleh peneliti mengenai lukisan kaligrafi sebagai media dakwah. Hasil yang ditemukan tidak sedikit anak yang gemar menggambar, mewarnai bahkan melukis. Akan tetapi, tidak semua media lukis seperti cat pernah mereka gunakan. Ini menjadi awal mereka menggunakan media cat sebagai alat dan bahan melukis. Pengenalan dan jenis jenis khat kaligrafi juga dipaparkan dalam pematerian, ini menambah pegetahuan baru dan anak anak menjadi tahu jenis khat kaligrafi apa yan sering mereka baca sehari hari.
Pelatihan ini diadakan dengan cara memberikan sosialisasi dan praktek penggunaan media, serta mengedukasi anak anak tentang makna kaligrafi yang dilukis. Melukis dapat menjadi salah satu media mengasah kreatifitas karena memiliki sisi seni rupa yang digemari anak anak. Cara ini megedukasi anak anak dalam penggunaan media pembelajaran serta dapat menjadi referensi para pengajar untuk menyampaikan pengetahuan lewat karya seni. Hasil dari wawancara yang dilakukan mengenai alasan kurangnya kesempatan anak anak untuk berkarya adalah belum adanya wadah atau pembelajaran di luar sekolah mengenai seni lukis, ini disebabkan oleh beberapa faktor:
ADVERTISEMENT
1. Belum ada pengajar atau guru yang membuat ekstrakulikuler seni lukis
2. Media yang digunakan oleh anak anak seperti dibatasi umur, jika menggunakan cat akan mengotori pakaian yang digunakan.
3. Tempat untuk kegiatan ekstrakulikuler karena sekolah selesai sampai pukul 12:00
Sehingga menjadikan anak anak terbatasi dengan hal tersebut. Akan tetapi setelah adanya sosialisasi dan praktek yang dilakukan di sekolah, ini membuka kesempatan bagi anak anak untuk terus mengasah kreatifitasnya dan pendalaman ilmu pengetahuan mengenai agama. Hal ini membuka lahan prestasi baru bagi anak anak, semakin banyak anak yang tertarik maka semakin besar pula kesempatan meraih prestasi. Lomba yang diadakan diluar berhubungan dengan seni lukis dan kaligrafi bisa diikuti.
Sosialisasi dan praktek yang dilakukan di sekolah masih menggunakan media sederhana, sosialisasi dilakukan dengan proyektor dan alat peraga yaitu lukisan kaligrafi kontemporer itu sendiri. Setelah melakukan sosialisasi beserta penjelasan makna karya yang dibuat, selanjutnya praktek melukis untuk anak anak, hal yang dilakukan saat penelitian di tempat:
ADVERTISEMENT
1. Alat dan Bahan
Kertas yang sudah di print gambar kaligrafi. Media lukis bukan hanya kertas tapi bisa menggunakan media lain seperti kanvas, kaca, kain dan lain lain, namun karena sasaran dalam pembuatan lukisan kaligrafi ini adalah anak kelas 3 dan 4 SDI maka media yang cocok adalah kertas. Kertas media yang sering digunakan untuk pemula.
Kuas yang digunakan berukuran kecil dimulai dari satu sampai lima, disesuaikan dengan media kertas yang digunakan, ukuran kertas yang digunakan saat praktek lukisan kaligrafi ini adalah kertas A4.
Alat dan bahan tambahan lainnya adalah air dan juga tisu yang berfungsi sebagai pembersih kuas ketika akan digunakan ke warna lain.
2. Teknik
Teknik yang digunakan adalah goresan ekspresif dimana anak anak bebas menggoreskan kuas di atas kertas, tentunya dengan bentuk gambar yang sudah disediakan.
ADVERTISEMENT
3. Kegiatan
Sosialisasi dilaksanakan di sekolah dan anak anak yang diberikan sosialisasi mengenai lukisan kaligrafi sebagai media dakwah adalah anak anak kelas tiga dan empat sekolah dasar. Setelah kegiatan sosialisasi di sambung dengan praktek pembuatan lukisan kaligrafi dilaksanakan di tempat yang sama yaitu dikelas. Setelah itu, perizinan ekstrakulikuler melukis di sekolah dasar Miftahul Iman.
4. Hasil
Hasil karya melukis anak anak memperlihatkan bahwa mereka sangat mengekspresikan dirinya kedalam karya lewat warna, sayang jika potensi mereka dibiarkan begitu saja. Selain sebagai media dakwah kegiatan inipun menjadi ajang meraih prestasi bagi anak anak.