Konten dari Pengguna

Praktik Baik Fair Trade: Kerajinan Tangan di Asia Tenggara

Deana Yunita
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Udayana
7 Juli 2024 8:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deana Yunita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Logo Fair Trade. iStock
zoom-in-whitePerbesar
Logo Fair Trade. iStock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fair trade atau perdagangan yang adil adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk menciptakan perdagangan yang lebih adil dan berkelanjutan bagi produsen di negara berkembang. Di Asia Tenggara, fair trade telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan para pengrajin tangan, terutama di negara-negara seperti Indonesia, Thailand, dan Filipina. Artikel ini akan mengeksplorasi parktik baik fair trade dalam industry kerajinan tangan di Asia Tenggara, serta manfaat yang dihasilkan bagi para pengrajin dan komunitas mereka.
ADVERTISEMENT
Fair trade didasari oleh beberapa prinsip utama yang menjamin bahwa produsen mendapatkan perlakuan yanga dil dan harga yang layak. Adapun prinsip-prinsip fair trade adalah: (a) Harga yang adil, menjamin harga yang dapat menutupi biaya produksi dan memberikan keuntungan yang layak; (b) Kondisi kerja yang layak, menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat; (c) Pembangunan komunitas, menginvestasikan premi fair trade untuk proyek-proyek yang bermanfaat bagi komunitas; (d) Transparansi dan Akuntabilitas, memastikan hubungan yang adil dan terbuka antara produsen dan pembeli; (e) Praktik berkelanjutan, mendorong metode produksi yang ramah lingkungan.
Kerajinan tangan di Asia Tenggara mencakup berbagai macam produk, mulai dari tekstil, anyaman, perhiasan, hingga keramik. Kerajinan ini tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya dan warisan lokal, tetapi juga menyediakan mata pencaharian bagi banyak orang, terutama di daerah pedesaan. Fair trade telah membantu meningkatkan industri kerajinan tangan ini dengan memberikan akses ke pasar internasional dan memastikan bahwa pengrajin menerima harga yang adil untuk karya mereka.
Ilustasi kerajinan tangan di Asia Tenggara. Foto: Bali Handcraft factory. iStock
Adapun contoh praktik baik fair trade adalah:
ADVERTISEMENT
1. Indonesian Craft di Indonesia: Di Indonesia, fair trade telah memberikan dampak yang signifikan bagi pengrajin tekstil dan anyaman. Salah satu organisasi yang aktif dalam promosi fair trade adalah Indonesian Craft, yang bekerja sama dengan berbagai kelompok pengrajin di seluruh Nusantara. Melalui fair trade, pengrajin memperoleh harga yang lebih baik untuk produk mereka dan mendapatkan pelatihan dalam meningkatkan kualitas produk dan manajemen bisnis. Kelompok pengrajin di desa-desa di Bali, misalnya, telah berhasil meningkatkan pendapatan mereka melalui fair trade. Premi fair trade digunakan untuk proyek-proyek komunitas seperti pembangunan sekolah dan fasilitas kesehatan, serta pelatihan keterampilan untuk perempuan dan pemuda.
2. Y Development di Thailand: Y Development adalah organisasi fair trade yang berpusat di Chiang Mai, Thailand. Organisasi ini bekerja dengan lebih dari 60 kelompok pengrajin di seluruh negeri, memproduksi berbagai kerajinan tangan termasuk tekstil, perhiasan, dan keramik. Melalui fair trade, pengrajin menerima harga yang lebih tinggi untuk produk mereka, dan keuntungan dari premi fair trade digunakan untuk proyek-proyek komunitas. Salah satu proyek yang didukung oleh Y Development adalah pembangunan pusat pelatihan untuk pengrajin muda. Pusat ini menyediakan pelatihan dalam desain dan teknik produksi modern, membantu pengrajin meningkatkan keterampilan mereka dan menghasilkan produk yang lebih kompetitif di pasar internasional.
ADVERTISEMENT
3. CCAP di Filipina: Community Crafts Association of the Philippines (CCAP) adalah organisasi fair trade yang mendukung pengrajin di berbagai provinsi di Filipina. CCAP membantu pengrajin memasarkan produk mereka ke pasar internasional dan memastikan bahwa mereka menerima harga yang adil. Produk yang dihasilkan meliputi anyaman, tekstil, dan perhiasan yang mencerminkan kekayaan budaya Filipina.Premi fair trade yang diterima oleh pengrajin digunakan untuk proyek-proyek pengembangan komunitas seperti pendidikan, perbaikan infrastruktur, dan program kesehatan. Salah satu contoh sukses adalah di provinsi Bohol, di mana komunitas pengrajin telah menggunakan premi fair trade untuk membangun sekolah dan pusat kesehatan, serta memperbaiki akses jalan ke desa-desa mereka.
Praktik fair trade memberikan manfaat bagi para pengrajin di Asia Tenggara, seperti: (a) Peningkatan pendapatan, fair trade membantu meningkatkan pendapatan pengrajin dengan memberikan harga yang lebih adil dan stabil; (b) Pembangunan komunitas, premi fair trade digunakan untuk proyek-proyek yang bermanfaat bagi komunitas, seperti pendidikan dan kesehatan; (c) Pemberdayaan sosial, fair trade memberdayakan kelompok yang rentan, termasuk perempuan dan pemuda, melalui pelatihan keterampilan dan dukungan bisnis; (d) Pelestarian budaya, dengan mendukung kerajinan tangan, fair trade membantu melestarikan warisan budaya lokal dan tradisi kerajinan.
ADVERTISEMENT
Maka dapat kita ketahui bahwa fair trade telah membawa perubahan positif yang signifikan bagi industri kerajinan tangan di Asia Tenggara. Melalui harga yang adil, kondisi kerja yang layak, dan investasi dalam proyek-proyek komunitas, fair trade membantu meningkatkan kesejahteraan pengrajin dan komunitas mereka. Praktik-praktik baik yang diterapkan di Indonesia, Thailand, dan Filipina menunjukkan bahwa fair trade dapat menjadi alat yang efektif dalam mempromosikan perdagangan yang adil dan berkelanjutan. Dengan dukungan dari konsumen dan organisasi non-pemerintah, fair trade dapat terus berkembang dan membawa manfaat yang lebih luas di masa depan.