Konten dari Pengguna

Serat Makanan : Penyelamat Kesehatan Tubuh yang Sering Terabaikan

deanadila23
Mahasiswa aktif Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
10 Oktober 2024 11:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari deanadila23 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Serat Makanan (Dietary Fiber) (Sumber: Gambar Milik Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Serat Makanan (Dietary Fiber) (Sumber: Gambar Milik Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa Itu Serat Makanan (Dietary Fiber)?
Serat makanan (dietary fiber) adalah komponen penting dari bahan pangan nabati yang tidak dapat dicerna oleh saluran pencernaan, dikarenakan tidak adanya enzim yang dapat mencerna serat. Walaupun serat tidak banyak memberikan nilai gizi, tetapi serat memiliki fungsi penting bagi kesehatan tubuh yang tidak dapat digantikan oleh zat lainnya. Selain itu, serat makanan juga mempunyai pengaruh positif terhadap metabolisme manusia (Zahra., 2023).
ADVERTISEMENT
Sumber Makanan Kaya Akan Serat
Menurut Mujianto et al. (2023) menyatakan bahwa makanan kaya akan serat dianggap sebagai makanan fungsional, karena diketahui sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, terutama penderita penyakit degeneratif (kanker, diabetes, hipertensi, jantung, osteoporosis, dll). Sumber serat terbaik berasal dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan. Berikut beberapa sumber serat makanan yang mudah kita temui dan kaya akan manfaat yaitu:
ADVERTISEMENT
Peran Serat Dalam Kesehatan Tubuh
Berikut peran serat pada kesehatan tubuh yaitu:
Dampak Kurangnya Asupan Serat Bagi Kesehatan Tubuh
Menurut anjuran dari Kementerian Kesehatan RI Tahun 2019 bahwa kebutuhan serat pada bayi 6-11 bulan yaitu 11 gram/hari, anak 1-9 tahun yaitu 19-23 gram/hari, remaja laki-laki 10-18 tahun sebanyak 28-37 gram/hari, remeja perempuan 10-18 tahun sebanyak 27-29 gram/hari, dewasa laki-laki usia 19-49 tahun sebanyak 36-37 gram/hari, sedangkan 30-32 gram/hari untuk dewasa wanita.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak apabila kurangnya asupan serat dalam tubuh dapat mengakibatkan risiko gangguan pencernaan seperti konstipasi atau kondisi dimana intensitas buang air besar kurang dari 3 kali seminggu, yang dapat menyebabkan feses menjadi keras dan kering serta terganggunya pola defakasi. Selain itu, kurangnya asupan serat dalam tubuh dapat memicu terjadinya konsumsi pangan tinggi kalori dan lemak secara berlebihan yang dapat menyebabkan obesitas atau overweight (Ruslie dan Darmadi, 2012).
Referensi
Irene., Sefi., Ivo., dan Via. 2021. Diet Sehat Dengan Makanan Tinggi Serat. Jakarta: Guepedia
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
Mujianto, M., Harahap, B., Robbany, M. D., dan Sebayang, N. S. 2023. Serat Makanan Sebagai Sumber Makanan Fungsional yang Baik (Thoyyib) Bagi Pencernaan. E-Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Teknologi Pangan. Vol. 12(2): 7-13.
ADVERTISEMENT
Ruslie, R. H., dan Darmadi. 2012. Analisis Regresi Logistik untuk Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja. Majalah Kedokteran Andalas. Vol. 36(1): 62-72.
Zahra, N. I. 2023. Perilaku Konsumsi Serat Pada Mahasiswa Angkatan 2020 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Tahun 2023. Jurnal Kesehatan. Vol. 1(1): 177-185.