Air Harum di Pendopo Sabha Swagata Blambangan

15 April 2017 15:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendopo Sabha Swagata Blambangan (Foto: Deanda Dewindaru/kumparan)
“Ada rumah teletubbies”.
Itu hal yang pertama kali saya dengar mengenai kawasan Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur. Saya membayangkan banyak bilik di bawah tanah beratapkan rumput hijau yang subur dan untuk memasukinya harus melewati lubang di atas rumah. Sungguh penasaran, bagaimana rupa kompleks pendopo ini.
ADVERTISEMENT
Saya dan tim kumparan berkunjung ke kawasan pendopo Jumat malam (7/4). Sesampainya pendopo, mata saya langsung tertuju pada lampion yang menggantung di atas pohon. Indah, sungguh menawan. Mahakarya arstitek papan atas Adi Purnomo, Andra Matin, Yori Antar, Budi Pradono serta Ahmad Djuhara membuat mulut menganga berkali-kali.
Suasana malam hari di Pendopo Banyuwangi (Foto: Deanda Dewindaru/kumparan)
Setelah melihat pendopo, kami diajak berkeliling rumah teletubbies. Ternyata imajinasi saya hampir 99 persen benar. Satu persennya meleset sedikit, karena untuk memasukinya hanya melewati pintu biasa.
Rumah teletubbies sebenarnya yaitu guest house yang berbentuk bunker dan sering digunakan untuk menginap beberapa tamu kehormatan seperti menteri dan para diplomat. Posisi guest house ini di sebelah pendopo.
Rumah teletubbies di Pendopo Banyuwangi (Foto: Deanda Dewindaru/kumparan)
Pendopo ini terbuka untuk para wisatawan. Kompleks pendopo yang dibangun sejak tahun 1771 tersebut adalah rumah dinas Bupati Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Di bagian depan pendopo, terdapat aula terbuka yang bisa menampung ratusan orang dan sering dijadikan acara-acara resmi Pemda Banyuwangi.
Aula di Pendopo Banyuwangi (Foto: Deanda Dewindaru/kumparan)
Setelah mengelilingi pendopo dan guest house, kami melihat sebuah sumur tua. Konon, sumur tua itu adalah tempat Sri Tanjung ditenggelamkan oleh Sidopekso.
Sri tanjung dan Sidopekso merupakan legenda turun-temurun yang merupakan kisah asmara dan kesetiaan yang merupakan cikal bakal nama Kabupaten Banyuwangi.
Alasan Sri Tanjung ditenggelamkan oleh sang suami karena Sidopekso percaya Sri Tanjung bermain api ketika Sidopekso tengah mengembankan tugasnya. Dia tidak menggubris alasan Sri Tanjung.
Sang istri mengatakan, jika ia meninggal dengan wangi harum maka dia tidak berselingkuh, dan ternyata wangi harum menyerbak.
Menurut cerita masyarakat sekitar, air dari sumur dapat mengeluarkan wangi harum, namun kadang kala dapat berbau anyir. Masyarakat percaya bahwa air tersebut dapat dijadikan obat dan untuk awet muda. Selain itu, bagi mereka yang masih lajang, air tersebut dapat mempercepat untuk dapat jodoh.
ADVERTISEMENT
Sumur di Kawasan Pendopo Banyuwangi (Foto: Deanda Dewindaru/kumparan)
Puas berkeliling kawasan pendopo, kami pun dijamu oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Sungguh nikmat tahu telor yang kami santap di pendopo.
Pasca melahap makanan dari khayangan itu, kami berdiskusi dengan Bupati Anas sejenak lalu kembali ke villa tempat kami beristirahat.
Keesokan harinya, kami mengunjungi kawasan pendopo kali kedua. Lanskap hijau terpampang luas di mata saya. Depan aula terbuka terhampar rerumputan hijau. Di sebelah aula terdapat pohon besar menjulang tinggi dan daun yang rimbun.
Pohon di Pendopo Banyuwangi (Foto: Nur Syarifah/kumparan)
Di depan pendopo begitu asri dengan pohon dan dihiasi jalan setapak. Rumah teletubbies pun tak ketinggalan menambah kesan hijau royo-royo di kawasan pendopo ini. Tempat yang menawan untuk menghabiskan liburan.
ADVERTISEMENT