Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Solusi Pemerintah Dalam Menangani Kasus Penyakit Degeneratif
18 November 2024 11:13 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Deastika Pramesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang tidak menular. Penyakit ini disebabkan penuruanan fungsi sel yang di dalam tubuh secara alami karena sejalan dengan bertambahnya usia. Dan hal ini memberikan dampak buruk pada tubuh seiring berjalannya waktu. Namun saat ini penyakit degeneratif tidak hanya dialami oleh orang lanjut usia. Namun hal ini juga dirasakan kaula muda di Indonesia. Beberapa penyakit yang sering menyerang mayoritas penduduk Indonesia seperti diabetes melitus, stroke, hipertensi, jantung dan asam urat.
ADVERTISEMENT
Namun kesadaran masyarakat masih sangat minim terhadap betapa pentingnya membiasakan gaya hidup sehat sedini mungkin. Beberapa bad habits muda mudi Indonesia yang menjadi faktor pemicu penyakit ini yaitu gaya hidup yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi makan & minuman terlalu manis, konsumsi alkohol berlebih, kecanduan rokok,minum kopi terlalu banyak. Jarang berolahraga dan terlalu sedikit konsumsi air putih per harinya.
Pada saat ini lah seharusnya pemerintah sebagai pemangku kebijakan negara turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan ini. Beberapa peraturan dan pernyataan tentang melestarikan hidup sehat serta membasmi penyakit yang ada di Indonesia sudah disebutkan. Namun bagaimana dengan implementasinya?
Terbukti bahwa sampai saat ini tidak ada larangan maupun peraturan untuk takaran minimal penyeduhan gula, garam, monosodium glutamate dsb untuk peredaran makanan/minuman yang dijual di Indonesia. Padahal salah satu faktor terbesar penyebab munculnya penyakit degeneratif yakni konsumsi makanan mengandung gula, garam, monosodium glutamate terlalu banyak dan tidak diimbangi dengan olahraga rutin.
ADVERTISEMENT
Namun pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan mengamanatkan bahwa Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudakan dalam bentuk pemberian dan ketersediaan pelayanan kesehatan, pendayagunaan tenaga kesehatan, serta peningkatan pembiayaan dan fasilitas pendukung kesehatan lain. Oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
1. Pelayanan Kesehatan Primer (puskesmas, klinik, posyandu dll)
Namun terkadang saat kita melakukan antrean di balai kesehatan yang di sediakan oleh pemerintah sering kali kita harus menunggu dengan waktu yang lama dan tak jarang juga mendapatkan pelayanan dari pegawai yang kurang ramah dan helpful. Hal ini disebabkan balai kesehatan dan para pegawai menganggap kita sebagai pasien. Pasien membutuhkan dokter, peran dokter dan pelayanan kesehatan sengat penting bagi orang – orang yang sakit. Sehingga ini menciptakan customer pain points yakni waktu lama menunggu ketersediaan layanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan di luar negeri. Dokter dan tenaga kesehatan menganggap pasien sebagai customer. Sehingga layanan yang diberikan sangat maksimal dan berkualitas. . (dr. Tirta Mandir Hudhi, M.A.B). Mungkin hal ini yang masih menjadi PR pemerintah
2. Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 01 tahun 2012 mengatur sistem rujukan. Baik itu secara horizontal seperti pelayanan kesehatan di satu tingkat yang sama. Ataupun vertikal dimana pasien dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Namun patologi yang muncul yakni prosedur yang terlalu berbelit – belit dan alur yang membingungkan. Sehingga pasien harus memakan waktu untuk mengurus dokumen dan surat penunjang lainya terlebih dahulu sebelum mendapatkan penanganan medis.
ADVERTISEMENT
Dan menurut saya 2 hal diatas kurang efektif dan efisien untuk menanggulangi melonjaknya angka penyakit degeneratif yang di derita masyarakat Indonesia. Sebaiknya pemerintah memberikan layanan check up kadar gula darah, kadar kolesterol, asam urat dll secara gratis dan berkala untuk mengetahui berapa jumlah masyarakat yang memiliki gejala penyakit – penyakit diatas. Dan bisa mengambil langkah untuk memberikan perotolongan kesehatan pada masyarakat yang ternyata sudah terjangkit penyakit tersebut.
Namun 2 hal ini bukan termasuk solusi untuk mencegah peningkatan angka kasus penyakit degeneratif. 2 pelayanan yang diberikan pemerintah ini hanya bertujuan untuk memberikan pengobatan bukan memberikan pencegahan munculnya kasus penyakit degeneratif. Dan hal ini tentu sama saja tidak bisa menekan angka kasus penyakit degeneratif karena akan masih banyak masyarakat terutama anak muda di Indonesia yang mengonsumsi makanan tidak sehat secara berlebih namun mereka malas berolahraga.
ADVERTISEMENT
Karena pemerintah tidak memberikan solusi konkrit serta fasilitas yang memadahai dan akses kesehatan yang selama ini menggunakan tata cara pengobatan yang rumit dan tidak efisien ini salah satu alternatif cara untuk mencegah timbul dan naiknya angka terhadap penyakit degeneratif. Bisa dilakukan beberapa pencegahan seperti:
1. Membiasakan minum air putih 8L/hari guna menjaga Kesehatan ginjal
2. Mengurangi makan makanan berlemak dan minyak untuk mencegah tingginya angka kolesterol di dalam tubuh yang bisa menimbulkan plak di pembuluh darah dan dapat menyebabkan pembengkakan jantung (cardiomegaly)
3. Mulai memperbanyak makanan sehat, bergizi, bersih dan seimbang. Seimbang berarti proporsi karbohidrat, protein, serat dan lemak pada makanan pas. Sehingga ada nutrisi lengkap yang diserap oleh tubuh.
ADVERTISEMENT
4. Berolahraga secara teratur minimal 3x dalam seminggu. Hal itu sudah merupakan langkah yang bagus untuk membentuk konsistensi olahraga pada diri kita.
5. Mulai meminimalisir konsumsi gula perhari, dengan mengurangi minuman manis. Karena kadar gula dalam tubuh kita sudah dipenuhi oleh nasi.
6. Dan hal terakhir yang bisa disarankan yakni rutin medical check up untuk mengetahui kondisi di dalam organ tubuh.
Mungkin itu informasi singkat yang bisa readers lakukan di kehidupan sehari hari. Salam sehat dan happy, selamat beraktivitas !