Antananarivo, The City of Thousand

Konten dari Pengguna
20 November 2018 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari deasy kristianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Antananarivo, The City of Thousand
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Antananarivo, Madagaskar (Sumber: Wikipedia).
Antananarivo (dibaca Antananarive), satu kata yang rasanya agak susah diucapkan untuk pertama kali bukan? Seperti harus berhati-hati dan perlahan apabila ingin mengucapkan kata tersebut dengan benar. Apalagi kalau harus mengucapkannya dengan cepat, rasanya otomatis akan mengulang bagian “na” lebih dari yang seharusnya. Bahkan bagi masyarakat Malagasy (penduduk Madagaskar), Antananarivo terlalu panjang untuk diucapkan, sehingga mereka menyebutnya dengan Tana.
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Malagasy, Antananarivo berasal dari “an” yang berarti di atau ke, “tanan” berarti kota, dan “(a) rivo” berarti ribuan. Antananarivo berarti “The City of Thousand”, Kota (yang terdiri dari) Ribuan. Ada yang berpendapat “ribuan” ini merujuk pada ribuan hills (bukit), sementara sebagian yang lain merujuk pada soldiers (pengawal kerajaan Merina di masa lalu).
Ibu kota negara Madagaskar ini dapat dikatakan berada di titik tengah pulau, di ketinggian sekitar 1.300 meter dan berlanskap perbukitan yang indah. Jalan-jalan sempit yang naik turun mendominasi kota ini. Jadi tidak mengherankan apabila kita berkendara dengan mobil dan berpapasan dengan mobil lain dari arah berlawanan, masing-masing harus menyesuaikan kecepatan dan posisi mobil. Bahkan tidak jarang, salah satu mobil harus berhenti, mengalah untuk memberikan jalan kepada mobil lain.
Antananarivo, The City of Thousand (1)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di salah satu jalan di Antananarivo (Sumber: http://triatra.info/kaomina-antananarivo-renivohitra-gaboraraka-tanteraka-ny-fitantanana/).
ADVERTISEMENT
Kemacetan sering terjadi bukan hanya karena banyaknya kendaraan yang melintas, tetapi juga karena sempitnya jalan dan tidak adanya alternatif jalan yang dapat dilalui, ditambah lagi dengan padatnya orang yang beraktivitas di trotoar jalan. Mobil, taksi, bus, pikap, kereta dorong (ya, kereta dorong untuk mengangkut barang masih digunakan di jalanan ibukota), motor, sepeda, dan orang yang bercampur baur di jalanan menjadikan lalu lintas terlihat sangat kacau dan semrawut. Kalimat “Mora mora, Madam” (Malagasy), “Doucement, Monsieur” (Prancis), yang berarti pelan-pelan bu/pak, pun sering terdengar di jalanan.
Di Antananarivo, tidak ada lampu lalu lintas, hanya beberapa polisi lalu lintas yang bertugas di beberapa simpang jalan yang sibuk. Hebatnya, para pengguna jalan seolah tahu persis aturan berlalu lintas yang benar, kapan harus bergantian, jarang terdengar keluhan atau caci maki kepada pengguna jalan lain. Klakson pun sangat jarang digunakan kalau tidak terpaksa sekali, atau digunakan hanya untuk sekadar ‘menyapa’ kenalan yang berpapasan.
ADVERTISEMENT
Banyaknya kendaraan di kota ini dikarenakan terjangkaunya harga mobil bekas yang diimpor dari negara lain, terutama Prancis. Bahkan sebagian besar mobil merupakan mobil buatan Perancis dan Jerman, sebagian lagi buatan Jepang, Korea Selatan, dan Amerika.
Mobil bekas ini bukan hanya dari produksi terbaru saja, tetapi juga dari produksi tahun 1960-an. Bahkan beberapa merek mobil bekas lawas seperti Citroen 2CV (produksi tahun 1950an), Renault 4L (produksi tahun 1970-an), dan Peugeot 504/505 (produksi tahun 1980-an) digunakan sebagai taksi. Dengan lampu bertuliskan Taxi di atas atapnya, taksi berkelir cream ini menjadi ciri khas Antananarivo yang menarik bagi wisatawan.
Antananarivo, The City of Thousand (2)
zoom-in-whitePerbesar
Taksi Citroen 2CV di Antananarivo (Foto: Dokumentasi pribadi).
Bagi orang asing yang ingin menggunakan taksi, berbagai kejutan menanti. Jangan kaget apabila penumpang dimintai ongkos taksi terlebih dahulu, bayar saja, karena uang tersebut akan dibelikan bensin supaya taksi bisa mencapai tujuan anda! Tidak perlu kaget juga apabila pengemudi mematikan mesin taksi di tengah kemacetan atau di jalan menurun. Hal ini dilakukan untuk menghemat bensin.
ADVERTISEMENT
Terkadang, supir taksi juga akan mengambil penumpang lain yang searah dengan tujuan anda. Anda akan cukup beruntung jika hal tersebut telah dikomunikasikan sebelumnya. Tetapi apabila tidak, anda bisa saja bernegosiasi untuk hanya mengantar sampai tujuan dengan bayaran penuh, atau berbagi taksi dan ongkos dengan penumpang lainnya. Jadi seperti naik angkot saja ya.
Berpergian dengan taksi di city of thousands berarti kita harus tahu pasti tempat yang dituju. Pengemudi taksi tidak akan tahu tujuan kita berdasarkan alamat atau nama jalan, alih-alih nomor rumah. Mereka akan tahu berdasarkan nama daerah (seperti nama kecamatan, kelurahan) tertentu, misal Mahatony, Analamanga, Tsimbazaza. Setibanya di daerah dimaksud, anda dapat memberitahukan nama gedung, arah, jalan, kantor, atau bangunan dengan warna atau penanda tertentu di sekitar tujuan anda. Karena tidak ada nama jalan atau penomoran rumah yang jelas di kota ini.
ADVERTISEMENT
Tidak jarang pula anda akan dipindahkan ke taksi lain karena pengemudi tahu taksinya tidak dapat melalui jalan yang menanjak, atau taksinya rusak. Di saat seperti itu, bisa saja pengemudi meminta anda untuk membantu mendorong taksi hingga melewati tanjakan tersebut. Lumayan buat olahraga juga kan?
Antananarivo, The City of Thousand (3)
zoom-in-whitePerbesar
Bus di Antananarivo (Foto: Dokumentasi pribadi).
Bagaimana dengan bus? Rute bus ditentukan berdasarkan warna putih, hijau, merah, dan biru. Jadi kita hanya menaiki bus berdasarkan warna yang sesuai dengan tujuan kita. Salutnya, para penumpang akan berdiri mengantre di halte dengan rapi, tanpa terlihat saling mendorong.
Para penumpang bus tidak akan berdiri di dalam bus. Semua penumpang mendapatkan tempat duduk. Namun demikian, kewaspadaan harus tetap dijaga, karena pencopetan sangat sering terjadi di bus.
ADVERTISEMENT
Di kota yang disebut Tananarive pada masa kolonialisme Prancis ini, pengemudi bus akan ditilang apabila ada penumpang yang terlihat berdiri di dalam bus yang dikemudikannya. Terkadang, hal lucu terjadi, di mana pengemudi meminta penumpang yang tidak kebagian tempat duduk untuk segera berjongkok apabila akan melewati polisi jaga di jalan.
Terlepas dari kesemrawutan lalu lintas dan keunikan transportasinya, Antananarivo, The City of Thousands (hills or soldiers), terdiri dari ribuan hal lainnya; keindahan Rova (istana peninggalan kerajaan Merina), bangunan dan infrastruktur masa kolonialisme Prancis, gereja berbagai misi Kristen, pemandangan menakjubkan dari ketinggian kota, masyarakat, dan kebudayaannya, bahkan kesemrawutan lalu lintas dan keunikan transportasinya itu sendiri.