Karierku Seharusnya Bukan Mindermu

Dede Rahmah
Mahasiswi Sastra Indonesia di Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
18 Januari 2022 23:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dede Rahmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/illustrations/wanita-tangga-karir-wanita-bisnis-6583628/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/illustrations/wanita-tangga-karir-wanita-bisnis-6583628/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada zaman modern ini perempuan yang memilih sebagai wanita karier bukan hal yang asing lagi, bahkan pada saat ini wanita karier sudah banyak sekali ditemui di mana-mana, wanita karier tidak terlepas dari pendidikan mereka yang sampai menyandang gelar sarjana. Tetapi tidak sedikit pula laki-laki yang ketakutan dan merasa minder jika calon pendampingnya itu adalah seorang lulusan sarjana sedangkan mereka hanya lulusan SMA/SMK (sekolah menengah atas /sekolah menengah kejuruan).
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini memang ada beberapa pula wanita yang ingin sama-sama memiliki pasangan yang menyandang gelar sarjana, tapi tidak sedikit pula yang tetap memilih pasangan lama dengan statusnya yang bukan lulusan sarjana. Sebagian wanita berpikir jika sekolah tinggi adalah karena kita sebagai wanita adalah calon ibu, dan ibulah yang akan jadi sekolah pertama anaknya, sebab itu ilmu sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Wanita yang hidup mandiri di atas kakinya sendiri terkadang lahir dari keluarga yang tidak terlalu mewah, dia berusaha yang terbaik untuk keluarganya, bahkan saat nanti sudah menikah pun mereka tetap ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga suaminya.
Meraka yang memilih menjadi wanita karier dan berpendidikan pula bukan semata mata ingin menyaingi para laki-laki, karena memang pada dasarnya wanita tidak akan pernah bisa di atas laki-laki, laki-laki tetaplah pemimpin wanita. Tetapi sebagian laki-laki malah menganggap minder jika wanitanya atau pasangannya memiliki penghasilan lebih dari mereka.
ADVERTISEMENT
Sebagai wanita yang mengalami kasus serupa yaitu saya memilih meneruskan sekolah yang lebih tinggi dan kebetulan pasangan saya minder dengan hal itu saya pun ikut tidak mengerti mengapa pendidikan wanita dan karier suatu hal yang harus mereka minderkan? Bukankah dengan kita para wanita bekerja beban mereka akan berkurang dalam urusan ekonomi jika pada saatnya nanti menikah?, memang tidak semuanya ringan, tetapi hidup saling melengkapi adalah sesuatu yang indah bukan.
Kasus kasus seperti ini sering saya jumpai pada lingkungan kehidupan saya, beberapa teman saya mengubur mimpinya untuk mendapat gelar sarjana karena pasangannya takut kedudukan mereka tersaingi, ada juga yang selalu dicurigai ketika kuliah karena takut wanitanya mendapatkan yang sama sama mahasiswa, bahkan saya pun mengalaminya ditinggalkan karena memilih untuk meneruskan pendidikan yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Jika kejadian seperti ini terus terjadi saya pikir yang akan minder adalah wanita yang memilih untuk mandiri, mereka akan minder jika ada yang ingin mendekatinya karena pendidikannya yang tinggi, mereka takut pasangannya nanti mempermasalahkan pendidikan dan pekerjaannya. Mereka akan takut jika penghasilan mereka terlalu tinggi dari laki-laki akan memicu keributan dan tidak keharmonian dalam keluarga. Padahal jika memiliki pemikiran yang luas tidak semua wanita berpikir demikian.