Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Anak Muda Tidak Perlu Gengsi
20 Juni 2023 18:48 WIB
Tulisan dari Dede Rifaldi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Era modern, anak muda tentunya mengikuti perkembangan teknologi. Media sosial termasuk salah satu bentuk dari perkembangan teknologi. Media sosial tidak hanya menjadi wadah untuk mengekspresikan diri, tetapi menjadi wadah untuk seseorang mendapatkan beragam informasi.
ADVERTISEMENT
Dengan luasnya jangkauan media sosial, menimbulkan hasrat kompetitif dalam mengekspresikan diri. Misalnya, orang lain menggunakan gadget terbaru dan mahal membuat kalangan anak muda terdorong untuk juga memiliki gadget terbaru dan mahal tersebut. Keberpengaruhan media sosial sangatlah tinggi dalam segala aspek, terutama jika melihat tingkat gengsi dalam menunjukkan eksistensi di media sosial.
Gengsi yang terbentuk tak hanya dalam dunia maya atau media sosial, tapi juga terbentuk dalam lingkungan pergaulan. Karena memang lingkungan menjadi indikator yang penting dalam memupuk rasa gengsi. Misalnya, seorang anak muda yang rela menghabiskan uang lebih banyak untuk berkumpul dengan kelompok anak muda lainnya yang suka bercengkrama di cafe atau restoran.
Pergaulan inilah yang juga mempengaruhi kondisi psikis dan mental kalangan muda. Karena jika tidak ikut bercengkrama dan tertawa ria di cafe atau restoran maka tidak akan dianggap teman. Tuntutan semacam ini yang membawa beban moral dan memilih mengutamakan gengsi dibanding kemampuan pribadi.
Seharusnya, sebagai anak muda jangan mudah terpengaruh dengan hal-hal yang sebatas mengutamakan gengsi. Karena sebagai anak muda yang kritis dan dewasa, lebih baik menjadi inovatif, produktif dan sederhana. Dengan pemikiran yang dewasa, anak muda harusnya lebih mengutamakan kebutuhan yang lebih penting, dibanding hanya sebatas bercengkrama di cafe dan restoran tanpa tujuan yang berarti. Lebih baik duduk di kedai kopi kaki lima dengan segala inspirasi dan hangatnya persahabatan, dibanding duduk di tempat mewah dengan dunia masing-masing yaitu media sosialnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, sebagai anak muda harus dituntut untuk berpikir secara dewasa dan memikirkan sesuatu secara bijak. Semua hal yang dilakukan atas dasar kebutuhan dan porsinya akan menjadi baik dan lebih efektif. Selain itu juga, diperlukan prinsip yang kuat bagi anak muda untuk menghindari paparan yang buruk dari lingkungan, terutama yang penuh mengutamakan gengsi dalam bermedia sosial.