Konten dari Pengguna

Pendidikan untuk Generasi Alpha: Mempersiapkan Masa Depan Cemerlang

Dedikasi Untuk Negeri
Fokus pada pengembangan potensi diri Pemuda Pemudi, dengan ikut Aksi Nyata Pemberdayaan Sosial, Aksi Tanggap Bencana dan Pemerataan Pendidikan di Indonesia.
12 Desember 2024 12:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dedikasi Untuk Negeri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(sumber gambar: pribadi).
zoom-in-whitePerbesar
(sumber gambar: pribadi).
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu sistem pendidikan Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Di tengah dinamika perubahan sistem yang begitu cepat, kita dituntut untuk dapat menyiapkan generasi baru yang mampu bersaing. Generasi Alpha atau mereka yang disebut lahir setelah tahun 2010, dewasa ini sedang menjadi fokus perhatian dalam dunia pendidikan. Sebagai generasi yang tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, kebutuhan dan tantangan mereka dalam belajar jelas berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Lantas bagaimana sistem pendidikan saat ini beradaptasi dengan generasi ini ?
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi yang lahir dan besar di era digital, ketika gadget seperti smartphone, komputer, dan laptop telah menjadi bagian yang melekat dalam kehidupan sehari-hari, tren penggunaan teknologi digital pada akhirnya semakin kuat. Tidak sedikit sekolah yang mengintegrasikan gadget dan aplikasi pembelajaran interaktif ke dalam kurikulum mereka. Dengan metode ini harapannya akan meningkatkan antusias siswa agar lebih aktif dalam proses belajar.
Disamping itu, sistem pembelajaran dari jarak jauh atau daring juga semakin populer terutama setelah berakhirnya pandemi COVID-19. Banyak platform e-learning yang menawarkan kesempatan bagi siswa agar bisa belajar dari mana saja dan kapan saja. Fleksibilitas ini memberikan banyak kemudahan pada Gen Alpha. Tidak hanya itu, teknologi seperti virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) juga mulai dieksplorasi agar bisa memberikan kesan belajar yang lebih mengasyikan dan realistis.
ADVERTISEMENT
Dengan rasa ingin tahu yang kuat dan kemampuan beradaptasi yang cepat dari Gen Alpha, tren pendidikan saat ini cenderung ke arah kurikulum yang terintegrasi dan interdisipliner. Siswa sekarang cenderung didorong untuk mengembangkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan kreativitas, daripada hanya menghafal.
Banyak sekolah yang kini mulai mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning). Pendekatan-pendekatan ini mengajak para siswa untuk terlibat langsung dalam memecahkan permasalahan nyata yang membutuhkan kolaborasi lintas disiplin ilmu. Kurikulum baru ini juga mengintegrasikan topik-topik seperti literasi digital, kewirausahaan, dan kecerdasan emosional.
Dengan adanya perkembangan teknologi, proses pembelajaran juga turut menyesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa, proses penyesuaian ini dibantu oleh data analytics. Melalui data analytics, sekolah akan mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, dan preferensi belajar setiap siswa. Melalui metode ini, metode pengajaran dan materi pembelajaran dapat disesuaikan untuk memaksimalkan potensi setiap anak.
ADVERTISEMENT
Konsep “pembelajaran adaptif” (adaptive learning) dewasa ini juga mulai diterapkan. Dalam konsep ini, kecepatan, tingkat kesulitan, dan umpan balik secara real-time didasarkan pada kinerja dan respon siswa. Adanya inovasi-inovasi terbaru dari konsep pembelajaran saat ini dan personalisasi yang semakin canggih, diharapkan Gen Alpha dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mereka di sekolah.
Pesatnya perkembangan yang terjadi saat ini menuntut Generasi Alpha untuk melek terhadap keterampilan seperti komunikasi, leadership, kerja sama, kreativitas, dan literasi digital. Melihat hal ini, sekolah-sekolah sudah mulai memberikan perhatian pada pengembangan kompetensi diri melalui kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk dapat berempati, bekerja sama, dan problem solving.
Dengan berbagai tren pendidikan yang berfokus pada teknologi, personalisasi, dan pengembangan keterampilan abad ke-21, Gen Alpha nantinya diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks. Karena pendidikan yang adaptif dan inovatif akan menjadi pondasi utama dalam membentuk generasi penerus yang siap menghadapi dunia yang terus berubah.
ADVERTISEMENT
Sumber Rujukan:
Eyyam, Ramadan & Yaratan, Hüseyin. (2014). Impact of Use of Technology in Mathematics Lessons on Student Achievement and Attitudes. Journal of social behavior and personality. 42. 31-42. 10.2224/sbp.2014.42.0.S31
Basilaia, G., & Kvavadze, D. (2020). Transition to online education in schools during a SARS-CoV-2 coronavirus (COVID-19) pandemic in Georgia. Pedagogical Research, 5(4).
Jacobs, H. H. (2010). Curriculum 21: Essential education for a changing world. Association for Supervision and Curriculum Development.
Bell, S. (2010). Project-based learning for the 21st century: Skills for the future. The clearing house, 83(2), 39-43.
Klašnja-Milićević, A., Vesin, B., Ivanović, M., & Budimac, Z. (2011). E-Learning personalization based on hybrid recommendation strategy and learning style identification. Comput. Educ., 56, 885-899.
ADVERTISEMENT
Zawacki-Richter, O., Marín, V. I., Bond, M., & Gouverneur, F. (2019). Systematic review of research on artificial intelligence applications in higher education–where are the educators?. International Journal of Educational Technology in Higher Education, 16(1), 1-27.
KUKIN (Kumpulan Karya Indah), Vol. 7.
Penulis: Shafa Nabila Syaharani (Part of Education)
Dedikasi Untuk Negeri
#TINDAKAKSINYATA
#MENGABDIUNTUKINDONESIA