Teknologi Daur Ulang Baterai

Dedi Mardiansyah
Dosen di Departemen Fisika Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
3 Juni 2024 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dedi Mardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Baterai (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Baterai (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dengan meningkatnya penggunaan perangkat elektronik dan kendaraan listrik, kebutuhan akan baterai semakin meningkat, menghadirkan tantangan lingkungan baru terkait limbah baterai. Teknologi daur ulang baterai menjadi solusi penting untuk mengatasi masalah ini, memungkinkan pemulihan bahan berharga dan mengurangi dampak lingkungan. Baterai lithium-ion (Li-ion), yang banyak digunakan dalam ponsel, laptop, dan kendaraan listrik, memiliki komposisi kimia kompleks yang membutuhkan proses pemisahan dan pemurnian yang cermat. Baterai nikel-kadmium (Ni-Cd) dan baterai timbal-asam juga menghadirkan tantangan tersendiri, seperti kandungan kadmium yang beracun dan penanganan timbal yang memerlukan prosedur keamanan ketat.
ADVERTISEMENT
Beberapa teknologi utama dalam daur ulang baterai termasuk pyrometallurgy, hydrometallurgy, dan biometallurgy. Pyrometallurgy melibatkan penggunaan suhu tinggi untuk memisahkan logam dari komponen baterai, tetapi membutuhkan energi tinggi dan dapat menghasilkan emisi berbahaya. Hydrometallurgy menggunakan larutan kimia untuk melarutkan logam dari baterai, menawarkan metode yang lebih ramah lingkungan dengan pemulihan logam berkualitas tinggi, namun membutuhkan pengelolaan limbah kimia yang hati-hati. Sementara itu, biometallurgy, yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memulihkan logam, menawarkan solusi yang ramah lingkungan dan hemat energi, meskipun masih dalam tahap pengembangan untuk aplikasi skala besar.
Manfaat daur ulang baterai sangat signifikan. Proses ini memungkinkan pemulihan sumber daya berharga seperti lithium, kobalt, dan nikel, mengurangi ketergantungan pada penambangan bahan mentah yang berdampak besar pada lingkungan. Daur ulang juga mengurangi jumlah limbah berbahaya yang berakhir di tempat pembuangan sampah, mengurangi risiko pencemaran tanah dan air. Selain itu, proses daur ulang umumnya membutuhkan lebih sedikit energi dibandingkan dengan penambangan dan pengolahan bahan mentah dari awal, yang berkontribusi pada pengurangan jejak karbon industri baterai.
ADVERTISEMENT
Namun, daur ulang baterai juga menghadapi berbagai tantangan. Kompleksitas teknologi daur ulang yang diperlukan untuk berbagai jenis baterai menambah biaya dan kompleksitas proses. Infrastruktur dan logistik untuk pengumpulan, pengangkutan, dan penyortiran baterai bekas juga memerlukan sistem pengelolaan limbah yang efisien, yang saat ini masih menjadi tantangan di banyak negara. Regulasi yang ketat dan kebijakan yang mendukung sangat penting untuk mendorong praktik daur ulang, termasuk harmonisasi peraturan di berbagai negara untuk mengatasi tantangan perdagangan dan ekspor baterai bekas.
Teknologi daur ulang baterai memiliki peran penting dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Dengan mengatasi tantangan teknis dan logistik, serta meningkatkan kerjasama global dalam regulasi dan kebijakan, manfaat daur ulang baterai dapat dimaksimalkan. Daur ulang tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga menyediakan sumber daya berharga yang dapat digunakan kembali, mendukung ekonomi sirkular, dan berkontribusi pada keberlanjutan jangka panjang.
ADVERTISEMENT