Cerita Pementasan Teater: Universitas Pamulang

Defatwa Aulia
Mahasiswa Universitas Pamulang, prodi Sastra Indonesia.
Konten dari Pengguna
6 Juli 2023 15:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Defatwa Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto milik pribadi
zoom-in-whitePerbesar
foto milik pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tak kenal dengan nama pertunjukan teater? Tentunya kalian pernah mendengar, bahkan mungkin kalian pernah menyaksikan.
ADVERTISEMENT
Nah, apakah kalian tahu dan sudah melihat pementasan teater atau drama warisan tahunan (drawata) yang diselenggarakan di Universitas Pamulang, yang diadakan selama 4 hari berturut-turut dari mulai 22 Juni sampai 25 Juni 2023 di Amphitheater Taman Kota BSD 2.
Dengan tema 8 Kaloborasi Reikarnasi Era Mati, sebetulnya pementasan ini dilakukan karena untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Kajian Seni Pertunjukan, 8 Kaloborasi Era Mati yang dimaksud ialah 8 kelas dari fakultas sastra angkatan 2020 yang unjuk tampil untuk memenuhi tugas tersebut, termasuk kelas saya, kelas reguler malam yang menampilkan lakon 1974. Pementasan teater kali ini seperti Pesta Sastra bagi saya, bagaimana tidak pementasan drawata ini baru diadakan lagi sejak 2 tahun selama pandemi covid.
ADVERTISEMENT
Drawata ini semata-mata bukan hanya untuk memenuhi tugas UAS saja, melainkan banyak sekali pembelajaran yang dapat diproses dalam pementasan ini. Dari mulai kekompokan dan kesabaran yang diuji, bagaimana tidak banyak sekali pro dan kontrak dalam memulai pertunjukan ini, apa lagi kelasan saya paling banyak anggota kelasnya daripada kelas lain, ya 35 siswa. Tetapi, hal tersebut tidak menjadikan kita terpisah. Justru dengan hal tersebut dapat melatih uji kesabaran setiap manusia dan tentunya kita menjadi tahu watak asli teman kita sendiri. Bahkan ada berbagai air mata yang keluar di dalam pementasan kali ini, amarah yang tak tertolong serta pengorbanan lainnya. Bentuk dari hal demikian, seperti tanduk tertancap pada pohon pisang. Dari pagi hingga malam, dari siang hingga pagi kami latihan untuk menampilkan yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Pementasan ini setiap harinya menampilkan 2 lakon yang berbeda dari setiap kelas, di hari pertama ada Mahkota dan Warung Gosip, hari kedua 1972 dan Negeri Manipulasi, hari ketiga Losmen dan Wangsit Lingsir Wengi, dan di hari terakhir pementasan dari Jeni&Joni dan Pagebluk Masa Kini.
Lakon 1972 menceritakan tentang kekuasan yang menyebabkan pergelutan di suatu Desa Bojong Asri. Dari sinopsis tentunya penonton sudah dapat menebak akan terjadi apa di dalam pementasan dengan lakon 1974 ini. Begini isi dari sinopsisnya: Kampung Bojongasri, begitu orang menyebutnya. Kampung yang berisi masyarakat kelas bawah. Semua yang tinggal disana rata-rata bekerja sebagai petani dan kuli panggul yang semuanya dilakukan demi menghidupi keluarganya. kampung ini jauh dari peradaban kota. Kendati demikian, masyarakat dikampung itu hidup sejahtera. Tetapi, setelah kepala desa baru terpilih, sebagian masyarakat terbelah menjadi dua kubu yang menimbulkan rasa dilematis di antara keduanya. Sebab kepala desa baru tersebut memiliki visi untuk membuat desa menjadi lebih modern. Sebagian masyarakat sepakat akan hal itu, namun sebagian yang lain tidak sepakat, karena merasa hidupnya sudah sejahtera. Sehingga mereka melawan visi kepala desa yang baru itu dan memilih bertahan dengan kehidupan yang sudah ada. Sungguh menarik untuk di tonton bukan? Wah, kalian yang tidak menonton pementasan kami atau yang lainnya pasti sangat penasaran. Saya harap pementasan ini bukan hanya sekedar pentas, tetapi awal dari rasa kompak, kasih sayang, perhatian dan lainnya tiba. Semangat untuk semester yang akan datang, semoga sehat dan masih di pertemukan.
ADVERTISEMENT
Apakah akan ada season 2 dengan lakon 1974 atau tidak? Penasarankan? Kalian dapat melihat diakun Instagram kami @teatetpetrikor atau @drawata untuk info terbaru.
Salam sastra!
Salam, sejahtera.
Indonesia jaya!