Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Udah Tahu Belum, Psikologi Warna Ruangan Bisa Pengaruhi Mood-mu!
31 Januari 2019 14:31 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
Tulisan dari Dekoruma.com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemilihan warna untuk ruangan di rumah dapat bersifat personal, karenanya kamu bisa leluasa menghias ruangan berdasarkan warna-warna favoritmu. Tahu nggak sih, warna dapat mengungkap seperti apa kepribadian pemilik rumah, lho. Bukan cuma kepribadian seseorang yang dapat terungkap, warna sebenarnya memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap psikologi seseorang.
nytimes.com
ADVERTISEMENT
Penelitian mengenai psikologi warna mengungkap bahwa warna-warna tertentu dapat memberikan implikasi yang berbeda secara emosional. Beberapa warna dapat membahagiakan suasana hati, sebagian lainnya memberikan efek menenangkan bagi pikiran, pun terdapat psikologi warna yang mengaitkan warna tertentu dengan perasaan sedih dan suram.
Karena setiap ruangan memiliki fungsi yang berbeda, maka diperlukan atmosfir yang berbeda pula lewat sentuhan warna. Sekalipun kamu memiliki warna favorit, ada baiknya untuk mempertimbangkan pilihan warna rumah berdasarkan psikologi warna. Lewat psikologi warna, kamu dapat lebih mudah menentukan warna apa yang sesuai dengan mood untuk tiap-tiap ruangan.
Kamar Tidur
Berdasarkan psikologi warna, warna favorit memang dapat memberikan efek positif terhadap pikiran dan suasana hati seseorang. Warna favorit biasanya diaplikasikan pada peristiwa-peristiwa penting seperti pada dekorasi pernikahan ataupun pada ruangan privat di dalam rumah, yaitu untuk cat kamar tidur.
ADVERTISEMENT
Walaupun kamu menyukai warna tertentu, belum tentu warna tersebut dapat menciptakan psikologi warna yang dibutuhkan di kamar tidur. Warna kuning, jingga, dan oranye menghadirkan kesan hangat dan keintiman di malam hari.
Sedangkan efek psikologi warna biru dan hijau tidak sekedar mendatangkan ketenangan dan rasa rileks, namun di saat yang bersamaan pengaruh psikologis warna ini dapat memulihkan energi seseorang dengan efektif, sangat pas untuk suasana beristirahat.
Ruang Tamu
Kemeriahan perlu tercipta di ruangan yang mengakomodasi beragam aktivitas yang bersifat komunal, seperti ruang tamu atau ruang keluarga. Efek psikologi warna yang dihasilkan haruslah berkesan energik, menyenangkan, namun tetap santai demi memantik obrolan yang lebih seru dan akrab. Beberapa pilihan warna yang bisa diaplikasikan di ruangan ini adalah warna netral, biru, dan pastel.
Agar psikologi warna yang ditampilkan membuat suasana lebih positif, pilihlah salah satu dari ketiganya sebagai warna cat dinding, kemudian kedua warna lainnya muncul sebagai warna pendamping pada furnitur dan dekorasi. Selipkan juga sentuhan aksen dari warna merah, oranye, atau hitam sehingga semakin menarik perhatian.
ADVERTISEMENT
Apabila terdapat area foyer di ruang tamu, jangan ragu untuk menerapkan warna yang lebih berani guna menciptakan impresi pertama yang kuat.
Dapur
Dapur merupakan rauangan yang paling intens penggunaanya di rumah. Oleh karena itu, psikologi warna yang dihasilkan di area dapur haruslah dapat meningkatkan aspek kenyaman . Warna-warna yang diaplikasikan di dapaur sebaiknya disesuaikan dengan ukuran, fungsi tambahan yang dimiliki dapur, dan kesan yang ingin dihadirkan. Untuk efek psikologi warna yang lebih positif, kenakan warna gelap yang elegan pada kabinet dapur.
Ruang Makan
Banyak restoran memakai warna merah sebagai warna utama atau warna pendamping dalam konsep interornya. Warna merah memang diyakini memiliki efek psikologi warna yang menggairahkan, sehingga mampu menambah selera makan.
ADVERTISEMENT
Kamu dapat menerapkan warna merah di ruang makan secara dominan ataupun hanya sebagai sentuhan aksen pada dekorasi saja. Apabila kamu cukup terganggu karena karakter warna merah yang terlalu mencolok, carilah turunan warna merah yang berkesan kalem, seperti marun, merah muda dan ungu, sehingga menghasilkan efek psikologi warna yang lebih rileks.
Ruang Kerja
Sama halnya dengan dapur, ruang kerja juga membutuhkan efek psikologi warna yang dapat memacu produktivitas. Efek psikologi warna yang diperlukan pada ruang kerja adalah yang mampu merangsang daya pikir, dan hampir semua warna cerah bisa menciptakan efek psikologi warna ini.
Akan tetapi, warna kuning dan jingga dipercaya dapat meningkatkan fokus. Di antara dominasi kedua warna tersebut, sisipkan warna-warna solid yang megejutkan, seperti warna biru dan merah, untuk menyempurnakan tampilannya. Sertakan juga wana hijau di antara perpaduan warna di ruang kerja melalui tanaman hias. Kesan alami yang ditampilkannya dapat memantik lebih banyak inspirasi.
ADVERTISEMENT
Kamar Mandi
Dalam kebutuhan masyarakat modern, peran kamar mandi semakin kompleks. Kamar mandi dijadikan sarana untuk membersihkan sekaligus memanjakan diri. Pengaruh psikologi warna netral menimbulkan kesan rileks yang dapat mendukung suasana relaksasi di kamar mandi. Untuk pengalaman relaksasi yang lebih menarik, ciptakan juga nuansa elegan melalui aplikasi warna hitam.
Selain perpaduan warna netral, sedikit sentuhan dari warna-warna alami, seperti cokelat dan hijau dapat memberikan efek psikologi warna yang hangat namun menyegarkan.
Ruangan Minim Jendela dan Bukaan
Pemilihan warna juga bergantung terhadap sebanyak apa pasokan pencahayaan alami di dalam ruangan. Hal ini ditentukan dari jumlah jendela dan ventilasi, serta arah hadap ruangan.
Ruangan yang redup akibat kekurangan cahaya alami perlu menerapkan warna yang lebih terang sehingga memberikan efek psikologi warna yang lebih positif.
ADVERTISEMENT
Pengaruh psikologi warna putih dan kuning turut menciptakan sebuah ilusi visual. Kedua warna ini mampu memantulkan cahaya sehingga membuat ruangan terlihat dua kali lipat lebih luas. Sumber cahaya buatan dari lampu dapat dioptimalkan oleh kedua warna ini sehingga cahaya dapat tersebar merata ke setiap sudut ruangan.
Dalam memilih warna untuk interior sebaiknya tidak hanya berdasarkan kesukaan saja, namun kamu perlu mempertimbangkan bagaimana pengaruhnya terhadap tatanan interior, terutama faktor pencahayaan, dan efek psikologi warna yang dihasilkan.