Konten dari Pengguna

Mengapa Generasi Milenial dan Generasi Z Lebih Cerdas?

Dela Januarani
Mahasiswa Magister Psikologi
25 September 2023 12:14 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dela Januarani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Otak. Kredit Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otak. Kredit Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Saat berbicara kecerdasan kebanyakan orang seringkali mengaitkannya dengan kesuksesan, baik IPK di perkuliahan maupun prestasi di kantor. Dengan adanya media sosial semua orang mudah memberikan informasi, terutama dilakukan oleh anak muda, termasuk konten tentang kesuksesan atau prestasi yang mereka miliki, misalnya mendapatkan beasiswa di universitas yang sulit atau mencapai IPK yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Hal ini memunculkan komentar, “Kok bisa dapat IPK 4.00, makan apa kak?” “Hebat bisa keterima di dua universitas luar negeri sekaligus, kenapa ya aku tidak sepintar itu?” Komentar seperti ini seringkali muncul dari anak-anak muda.
Orang tua pun seringkali berkomentar jika anak-anak sekarang memang lebih pintar. Menurut Study Finds, 2 dari 3 orang tua berpikir anak-anak zaman sekarang lebih pintar daripada mereka saat masih muda. Hal ini dinamakan efek Flynn, yaitu bagaimana pada setiap generasi, rata-rata kecerdasan akan meningkat.
Sebenarnya faktor apa saja yang memengaruhi kecerdasan? Mengapa kecerdasan setiap orang bisa berbeda-beda? dan mengapa anak-anak zaman sekarang dirasa lebih cerdas?
Pertama kita membahas terlebih dahulu faktor-faktor yang memengaruhi kecerdasan dan prestasi yang bersumber dari buku David G Myers dan C Nathan Dewall dengan judul Psychology in Modules (2015), eleventh edition, di antaranya:
ilustrasi milenial. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

1. Genetik dan keturunan

ADVERTISEMENT
Faktor genetik dikemukakan oleh Francis Galton yang tercermin di dalam bukunya berjudul Hereditary Genius yang mengembangkan gagasan bahwa kecerdasan dan bakat dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kemudian dilakukan penelitian oleh Haworth et al., dan Lykken untuk membuktikan hal ini kepada saudara kembar identik dan hasilnya mereka memiliki skor kecerdasan yang mirip. Penelitian lain juga dilakukan kepada saudara kembar yang salah satunya diadopsi sehingga dibesarkan dalam keluarga yang berbeda.
Hasilnya saudara kembar yang diadopsi, semakin dewasa menunjukkan kecerdasan yang serupa dengan orang tua biologisnya. Oleh karena itu faktor genetika dan keturunan mempengaruhi kecerdasan seseorang.

2. Lingkungan

Gen memang punya pengaruh yang signifikan, tapi faktor eksternal juga punya peranan yang penting, salah satunya yaitu lingkungan. Pengaruh lingkungan dibuktikan lewat penelitian kepada anak-anak panti asuhan yang dilakukan oleh J. McVicker Hunt.
ADVERTISEMENT
Awalnya, anak-anak di sana tidak bisa duduk sendiri pada usia 2 tahun atau berjalan pada usia 4 tahun. Kemudian Hunt mengajarkan pengasuh di panti asuhan permainan yang bisa mendorong perkembangan bahasa anak.
Hasilnya, pada usia 22 bulan, bayi-bayi di sana dapat menyebutkan lebih dari 50 benda dan bagian tubuh. Penelitian lainnya juga menemukan bahwa perbedaan dalam pengalaman dan akses terhadap informasi yang berasal dari lingkungan juga mempengaruhi kecerdasan seseorang, misalnya lewat pendidikan.

3. Ekspektasi atau harapan

Menurut Steele nilai siswa menurun ketika siswa diberitahu bahwa mereka mungkin tidak bisa berhasil dalam tes karena hal ini membuat siswa merasa kurang percaya diri dalam prestasi akademik.
Penelitian lain oleh Geoffrey Cohen juga menemukan bahwa ketika siswa laki-laki diminta menuliskan nilai-nilai positif yang mereka miliki, hasilnya indeks prestasi semester mereka mengalami peningkatan. Hasil ini menunjukkan bahwa latihan singkat untuk meningkatkan kepercayaan diri dapat berdampak positif bagi prestasi sekolah.
ADVERTISEMENT
Lalu mengapa generasi milenial saat ini dirasa lebih cerdas dan memiliki prestasi yang lebih baik? Alasan pertama adalah nutrisi yang berbeda. Makanan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kondisi genetik keturunan.
Sebuah penelitian menemukan, pemberian nutrisi kepada ibu hamil dan bayi yang baru lahir menghasilkan peningkatan skor kecerdasan, selain anak diberikan juga pendidikan yang berkualitas.
Saat ini ini ilmu pengetahuan tentang nutrisi dan asupan makanan yang baik untuk kesehatan dan kecerdasan anak sudah lebih mudah ditemukan, sehingga bisa memperbaiki kecerdasan secara genetik.
Seiring dengan perbaikan gizi, akses pendidikan juga mempengaruhi perbedaan dalam kecerdasan. Generasi milenial lahir dan berkembang di era digital. Kemajuan teknologi membuat generasi muda menjadi lebih terkoneksi dengan dunia karena keseharian mereka dipenuhi dengan informasi, berita, dan pengetahuan dari platform maupun kanal online tanpa ada batasan waktu.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat generasi milenial memiliki pengetahuan yang luas dan pengembangan diri mudah dilakukan. Cara untuk mendapatkan beasiswa pun mudah dipelajari sehingga faktor ekonomi bukan lagi menjadi penghambat.
Hal ini mengarah pada lingkungan belajar mandiri dimana banyak akses untuk mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal. Selain itu kemudahan generasi saat ini dalam menyampaikan pendapatnya lewat platform digital, membuat mereka belajar untuk berani mengungkapkan pandangannya, melatih cara berpikir mereka, dan terbuka terhadap pola pikir baru.
Dukungan dari keluarga juga menjadi faktor yang memengaruhi peningkatan kecerdasan generasi saat ini dimana edukasi parenting bisa didapatkan dengan gratis lewat seminar online, platform digital maupun berita di media sosial. Tenaga pendidik di sekolah juga menerapkan metode pengajaran yang berbeda sesuai dengan perkembangan penelitian tentang metode pengajaran yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan anak.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan dalam hidup seringkali merupakan kombinasi dari faktor tersebut. Namun, poin yang perlu diingat kesuksesan bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan, masih banyak aspek lain yang berkontribusi.
Kecerdasan terdiri dari berbagai macam seperti 8 jenis kecerdasan yang dikemukakan Gardner yaitu kecerdasan bahasa, logical matematika, musik, spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis/ alam. Setiap orang bisa memiliki keahlian yang berbeda dalam meraih kesuksesan, sehingga kita jangan berkecil hati ketika orang lain dirasa lebih cerdas.
Kecerdasan yang tinggi mungkin bisa membuka peluang untuk lulus dalam tes sekolah atau bekerja, tapi diperlukan ketekunan, motivasi untuk mencapai tujuan, dan kerja keras.