Pembangunan Alun-Alun Mojokerto Bernuansa Mojopahit Sebagai Penguatan Budaya

Delita Yane Anggeliya
Mahasiswa Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
5 Januari 2023 20:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Delita Yane Anggeliya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alun-alun Kota Mojokerto, Sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Alun-alun Kota Mojokerto, Sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Halo, perkenalkan saya Delita Yane Anggeliya Mahasiswa Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. Disini saya akan membahas mengenai efek perkembangan pariwisata berbasis kearifan lokal. Saya memilih membahas alun-alun kota mojokerto, karena kota mojokerto masih berhubungan dengan kerajaan mojopahit dan dalam pembangunan melekat dengan nuansa Mojopahit.
ADVERTISEMENT
Kota Mojokerto sendiri dikenal dengan nilai historis yang dapat menjadi kuatnya identitas kota. Selain itu Kota Mojokerto itu dikenal dengan sebutan bumi Majapahit, karena memiliki nilai sejarah dan budaya mengenai Kerajaan Majapahit. Konsep Majapahit yang digunakan dapat menjadi pusat perhatian wisatawan untuk berkunjung. Alun-alun merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun non lokal, karena merupakan tempat wisata yang cukup murah hanya dengan membayar parkir kita sudah bisa masuk ke dalam alun-alun. Alun-alun sendiri merupakan tempat yang cocok ketika digunakan untuk sekedar refreshing atau mengisi kegiatan liburan bareng keluarga.
Sumber: dokumen pribadi
Wisatawan yang berkunjung ke alun-alun dapat melihat pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Konsep Majapahit menjadi salah satu pusat perhatian bagi wisatawan lokal maupun nonlokal. Pembangunan dengan menggunakan konsep kerajaan Majapahit dapat menjadi hal menarik yang bagi wisatawan luar Mojokerto untuk berkunjung di alun-alun, karena Mojokerto sendiri memiliki tempat-tempat wisata yang tidak terlepas dari adanya peninggalan kerajaan Majapahit. Nuansa tumpukan bata merah yang menjadi simbol Majapahit dan juga menjadi simbol bagi masyarakat untuk mengenal mojopahit.Bukan hanya alun-alun saja nuansa majapahit juga digunakan hampir di seluruh kota mojokerto, seperti pembangunan gapura – gapura.
ADVERTISEMENT
Masyarakat sekitar juga sangat ramah tamah terhadap wisatawan, baik wisatawan lokal maupun non lokal. Lokasi alun-alun kota Mojokerto sendiri cukup strategis karena sering dilalui oleh masyarakat. Di Sekitar alun-alun kota Mojokerto juga terdapat toko-toko penjual baju dan beberapa pedagang kaki lima. Dalam pembangunan alun-alun kota Mojokerto juga memiliki fasilitas seperti, toilet umum, perpustakaan, tempat bermain bagi anak-anak, dan adanya pembangunan tempat kuliner. Pembangunan tempat kuliner tersebut kemungkinan besar memiliki tujuan agar pedagang kaki lima yang berjualan di samping jalan lebih tertib dan terlihat lebih rapi.
Alun-alun kota mojokerto juga memiliki fasilitas pendukung seperti beberapa sport yang bisa digunakan untuk berfoto, penyewaan skuter dan mobil-mobilan bagi anak-anak.Pendopo yang dibangun sebagai fasilitas pendukung juga membantu wisatawan yang berkunjung dengan membawa banyak anggota. Pendopo dapat digunakan untuk tempat istirahat bagi wisatawan. Adanya pembangunan alun-alun dengan tema majapahit dapat menjadi peluang bagi masyarakat sekitar yang ingin melakukan usaha dengan menjual makanan khas dari kota Mojokerto dan menjadi identitas kota. Penggantian tugu sebelumnya dengan tugu proklamasi untuk mengenang perjuangan pada kala itu.
Fasilitas pendukung alun-alun Kota Mojokerto, Sumber: dokumen pribadi
Pembangunan tempat kuliner, sumber: dokumen pribadi
Hal tersebut juga tidak terlepas dari budaya Jawa karena budaya jawa sendiri tidak terlepas dari adanya kerajaan-kerajaan. Pengintepretasian unsur-unsur budaya dalam pembangunan dengan memperlihatkan pernak-pernik budaya Majapahit yang masih melekat merupakan suatu hal yang cukup bagus untuk menunjukkan identitas budaya yang ada. Dibangunnya miniatur candi di sudut alun-alun yang menjadi peninggalan sejarah juga dapat memperkenalkan kepada wisatawan bahwa kota mojokerto tidak dapat terlepas dari kerajaan Majapahit.
Miniatur candi Bajang Ratu, sumber: dokumen pribadi
Akan tetapi, meskipun adanya nuansa majapahit dalam pembangunan alun-alun tentunya ada satu hal yang menjadi kurang dalam pembangunan alun-alun. Penggantian tugu yang menjadi simbol kota Mojokerto rasanya kurang sesuai, karena majapahit sendiri merupakan suatu peninggalan sejarah dan tentunya ada pahlawan dalam sejarah tersebut. Jika nuansa majapahit digunakan dalam pembangunan alun-alun seharusnya simbol yang digunakan adalah raja yang mendirikan kerajaan majapahit itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Diharapkan bagi pemerintah kota Mojokerto dapat menambahkan beberapa miniatur tokoh yang berperan dalam kerajaan Majapahit, sehingga wisatawan mengerti siapa saja tokoh yang berperan dalam kerajaan Majapahit. Untuk wisatawan yang ingin berkunjung di alun-alun supaya memakai jasa tour guide agar mengetahui asal usul bangunan yang ada di dalam alun-alun.