Konten dari Pengguna

Perang Saudara Amerika dan Dampaknya bagi Indonesia

Abdollah
Doktor Mamajemen Pendidikan, Penulis Artikel dan Buku Pendidikan.
12 Agustus 2023 9:58 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdollah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perang Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perang Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pada 4 Februari 1861, sebelum Lincoln disumpah, tujuh negara bagian sudah menyatakan bergabung dengan Uni. Keadaan meruncing pada 4 Maret dan pemberontakan kecil pun mulai bermunculan. Hingga akhir tahun 1861, Missouri dan Kentucky dibagi, Pro-Selatan (konfenderasi) dan Pro-Utara (Uni/pemerintah).
ADVERTISEMENT
Ada 23 negara bagian yang setia pada Uni selama perang, yaitu: California, Delaware, Illinois, Indiana, Iowa, Kansas, Kentuky, Maine, Maryland, Massachusetts, Michigan, Minnesota, Missouri, New Hampshire, New Jersey, New York, Ohio, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, dan Wisconsin.
Sementara tujuh negara bagian merupakan anggota Konfederasi, yaitu South Carolina, Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, Louisiana, dan Texas. Dalam perang saudara ini, Virginia, Arkansas, Tennessee, dan North Carolina menyusul untuk bergabung dalam Konfederasi. Untuk menghadapi peperangan, negara Konfederasi membentuk Tentara Konfederasi.
Di wilayah timur, ada ibukota AS, Washington, District of Columbia, dan ibukota Konfederasi di Richmond. Kedua kota itu hanya berjarak 90 mil. Di daerah ini, pemimpin militer Konfederasi ialah Robert E. Lee. Lee adalah jenderal yang baik, dan banyak memenangkan pertempuran. Meski memiliki banyak prajurit, utara tak bisa menduduki Richmond dengan mudah hingga akhir perang pada 1865.
ADVERTISEMENT
Di wilayah barat, ada sungai besar, Sungai Mississippi. Ulysses Grant (yang kemudian menjadi Presiden AS) banyak memenangkan pertempuran di sini. Pasukan utara menduduki hampir semua kota di sungai Mississippi, namun Konfederasi masih memegang Vicksburg. Pada 4 Juli 1863, Vicksburg menyerah pada Ulysses.
Ini membagi Konfederasi menjadi dua. Lincoln memutuskan bahwa Ulysses ialah jenderal terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses jenderal di bagian timur. Grant menyerang Lee kembali. Lee menyadari pasukannya kalah banyak dan ia menyerah pada Grant.
Ada dua daerah penting di mana perang itu terjadi-di wilayah barat dan di wilayah timur. Di wilayah timur, ada ibukota AS, Washington, District of Columbia, dan ibukota Konfederasi di Richmond. Kedua kota itu hanya berjarak 90 mil.
ADVERTISEMENT
Di daerah ini, pemimpin militer Konfederasi ialah Robert E. Lee. Lee adalah jenderal yang jenius dan banyak memenangkan pertempuran, termasuk Pertempuran Bull Run Pertama, dan Pertempuran Bull Run Kedua dan berhasil menekan pasukan Uni mundur, hingga berhasil dihambat oleh pasukan Uni dalam Pertempuran Antietam.
Akan tetapi, Pertempuran Gettysburglah yang merupakan titik balik perang ini. Pertempuran Gettysburg banyak memakan korban jiwa, baik dari Uni dan Konfederasi, tetapi jumlah pasukan Konfederasi lebih sedikit jika dibandingkan pasukan Uni, sehingga jelas kerugian berada di Konfederasi. Sejak perang ini, Konfederasi hampir tidak pernah lagi melancarkan serangan.
Di wilayah barat, daerah Sungai Mississippi. Di wilayah ini, pasukan Konfederasi banyak mengalami kekalahan. Pasukan Uni yang dipimpin oleh Ulysses Grant (yang kemudian menjadi Presiden AS) banyak memenangkan pertempuran di sini.
ADVERTISEMENT
Pasukan Uni menduduki hampir semua kota di sungai Mississippi, namun Konfederasi masih memegang Vicksburg. Pada 4 Juli 1863, Vicksburg akhirnya menyerah kepada Ulysses. Ini membagi wilayah Konfederasi menjadi dua bagian dan membuka jalan.
Untuk menyerang jantung pertahanan dari Konfederasi.Lincoln memutuskan bahwa Ulysses ialah jenderal terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses sebagai jenderal di bagian timur. Grant menyerang Lee kembali dalam Operasi Appomattox. Lee menyadari pasukannya telah kalah banyak dan ia akhirnya menyerah pada Grant pada 9 April 1865. Menyerahnya Lee menandai kehancuran negara Konfederasi.
Kemenangan untuk Uni selain mengakhiri negara Konfederasi, juga mengakhiri praktik perbudakan di Amerika Serikat, dan memperkuat posisi pemerintah federal. Permasalahan sosial, politik, ekonomi, dan rasial setelah peperangan berhasil dituntaskan pada tahun 1877.
ADVERTISEMENT
Nama Perang Sipil sebenarnya menyesatkan karena perang itu bukan perjuangan kelas, tetapi perang sectional yang memiliki akarnya dalam elemen politik, ekonomi, sosial, dan psikologis begitu kompleks sehingga sejarawan masih tidak setuju tentang penyebab dasarnya. Telah ditandai, dalam kata-kata William H. Seward, sebagai "konflik tak tertahankan."
Dalam penilaian lain Perang Sipil dipandang sebagai pidana yang bodoh, yang tak perlu mengeluarkan darah dibawa oleh ekstrimis arogan dan politisi kurang tangkas. Kedua pandangan menerima kenyataan bahwa pada tahun 1861 ada sebuah situasi yang, benar atau salah, telah datang dianggap sebagai larut dengan cara damai. Pada zaman Revolusi Amerika dan adopsi dari Konstitusi, perbedaan antara Utara dan Selatan telah dikerdilkan oleh kepentingan bersama mereka dalam membangun negara baru.
ADVERTISEMENT
Tapi sectionalism terus tumbuh kuat. Selama abad ke-19 Selatan tetap hampir sepenuhnya pertanian, dengan ekonomi dan tatanan sosial yang sebagian besar didirikan pada perbudakan dan sistem perkebunan. Lembaga-lembaga ini saling tergantung menghasilkan bahan pokok, terutama kapas, asal dari kekayaan Selatan. Utara memiliki sumber daya pertanian besar sendiri, selalu lebih maju komersialitasnya, dan juga perluasan industri.
Permusuhan antara dua bagian tumbuh dapat dilihat setelah 1820, tahun Missouri Compromise, yang dimaksudkan sebagai solusi permanen untuk masalah di mana permusuhan yang paling jelas diekspresikan-pertanyaan tentang perpanjangan atau pelarangan perbudakan di wilayah federal Barat.
Kesulitan atas tarif (yang dipimpin John C. Calhoun dan South Carolina untuk pembatalan dan hak-hak suatu negara ekstrim 'berdiri) dan masalah selama perbaikan internal juga terlibat, tapi masalah teritorial hampir selalu menjulang terbesar.
ADVERTISEMENT
Dalam keberangan moral Utara meningkat dengan munculnya perbudakan di tahun 1830-an. Karena perbudakan adalah yang tak dpt diterima untuk banyak tanah teritorial, yang pada akhirnya akan diakui sebagai negara bebas, Selatan menjadi lebih cemas tentang mempertahankan posisinya sebagai yang sama dalam Uni. Selatan sehingga sangat mendukung aneksasi Texas (tertentu untuk menjadi negara budak) dan Perang Meksiko dan bahkan gelisah untuk aneksasi Kuba.
Kompromi tahun 1850 menandai akhir periode yang mungkin disebut era kompromi. Kematian pada tahun 1852 Henry Clay dan Daniel Webster tidak meninggalkan pemimpin bertubuh nasional, tetapi hanya juru bicara sectional, seperti WH Seward, Charles Sumner, dan Salmon P. Chase di Utara dan Jefferson Davis dan Robert Toombs di Selatan.
ADVERTISEMENT
Dengan Kansas-Nebraska Act (1854) dan perjuangan konsekuen atas "pendarahan" Kansas faksi pertama terpaksa menembak. Selatan pernah waspada untuk melindungi "Peculiar Institution", yang walaupun banyak Selatan diakui perbudakan sebagai anakronisme dalam usia yang seharusnya tercerahkan.
Nafsu terangsang oleh argumen atas hukum budak buronan dan lebih dari perbudakan pada umumnya lebih senang dengan kegiatan perbudakan John Brown dan Utara oleh ucapan-ucapan proslavery kuat dari Yancey L. William, salah satu fire-eaters Selatan terkemuka.

Dampaknya bagi Indonesia di Bidang Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya

Politik

1. Sebagai inspirasi dan pembenaran untuk berevolusi dan menentang penjajahan kolonial,
2. Sebagai inspirasi penggunaan sistem presidensial dan negara republik. Pengaruh Revolusi Amerika Dengan demikian Revolusi Amerika telah mendorong munculnya gerakan untuk menentang penjajahan asing di Indonesia. Gerakan yang semula bersifat kedaerahan, kemudian berkembang menjadi gerakan nasional.
ADVERTISEMENT
Gerakan nasional di Indonesia bertujuan untuk memperoleh kemerdekaan dan membentuk pemerintahan yang demokratis. Atau Revolusi Amerika yang sering disebut juga dengan perang kemerdekaan Amerika merupakan suatu revolusi yang sangat penting artinya bagi umat manusia. Pentingnya revolusi ini karena merupakan peperangan untuk mempertahankan kebebasan, kemerdekaan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Selain itu juga merupakan bentuk penentangan terhadap penindasan terhadap sesama manusia. Pernyataan kemerdekaan itu di antaranya berbunyi: ...Dan dengan sendirinya terang bahwa semua orang diciptakan sama, bahwa mereka oleh Tuhan dikaruniai beberapa hak yang tidak dapat ditawar gugat. Di antaranya hak untuk hidup, kemerdekaan dan kehendak mencapai kebahagiaan.
Bahwa untuk melindungi hak-hak itu, pemerintah harus dilakukan oleh orang-orang yang menerima kekuasaan atas persetujuan mereka yang diperintah. Bahwa manakala sesuatu pemerintah membahayakan bagi pemeliharaan maksud itu adalah hak rakyat untuk mengganti atau menghapuskan pemerintah itu dan membentuk pemerintah baru.
ADVERTISEMENT

Ekonomi

Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga membawa dampak positif pada perekonomian dunia termasuk indonesia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya negara super power.
Dengan adanya negara super power, maka perekonomian ekonomi banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi.
Namun siapa sangka bahwa hal di atas juga berdampak baik bagi negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini.
Pada saat itu negara pemilik modal yang berlomba-lomba untuk menguasai dunia perekonomian, secara tidak langsung juga membawa unsur politik di dalamnya. Sehingga pemilik modal besar mendapatkan keuntungan besar, sementara negara yang modalnya terbatas keuntungannya juga kecil.
ADVERTISEMENT
Karena itu munculah istilah globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah beberapa tindakan seperti misalnya menyatukan mata uang. Contoh yang sangat terlihat adalah negara-negara di kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka menjadi euro.

Sosial dan Budaya

Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit mengglobal. Secara langsung adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui, karena itu rakyat menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat semakin percaya akan adanya demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi kaum lemah.