Politik Etis dan Terbukanya Pemikiran Maju Bangsa Indonesia

Della Nur Fauziah Syadiyah
Mahasiswa Pendidikan Sejarah S1 Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
23 Februari 2022 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Della Nur Fauziah Syadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gedung Stovia (Sekolah Dokter Jawa), Batavia. Sumber foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Stovia (Sekolah Dokter Jawa), Batavia. Sumber foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Salah satu kebijakan yang dicetuskan oleh Ratu Willhemina dalam pidatonya pada tanggal 17 September 1902 merupakan langkah awal rakyat pribumi dalam melawan penjajahan di Indonesia. Lahirnya kaum intelektual yang sadar akan kondisi sulit selama ini dihadapi rakyat Indonesia akibat kekuasaan pemerintahan kolonial menyebabkan mereka mulai membentuk suatu organisasi pergerakan nasional guna merubah rakyat pribumi yang mengerti akan adat istiadat.
ADVERTISEMENT
Lahirnya Politik Etis
Politik etis lahir atas rasa prihatin orang – orang Belanda terhadap kesejahteraan rakyat pribumi yang semakin menurun, padahal pemerintahan Belanda telah memanfaatkan Hindia – Belanda sebagai tambang emas untuk negaranya.
Salah satu yang mendukung lahirnya politik etis ialah C.Th.Van Deventer, ia mengatakan bahwa kala itu rakyat pribumi sudah sangat lama merasakan penderitaan tanpa imbalan kesejahteraan, disisi lain Hindia – Belanda sudah dimanfaatkan untuk memakmurkan negara Belanda.
Daventer mengungkapkan bahwa sudah waktunya pemerintahan kolonial Belanda lebih memberi perhatian khusus kepada kesejahteraan rakyat di Hindia – Belanda.
Belanda takut akan banyaknya massa yang setuju atas kritikan tersebut, membuatnya menyetujui dibentuk kebijakan politik etis. Kebijakan ini meliputi beberapa aspek penting, diantaranya pemberian pendidikan, sistem irigasi dan perpindahan penduduk.
ADVERTISEMENT
Meskipun dalam praktiknya pemerintahan Belanda tetap melakukan penyelewengan, Pertama dalam bidang pengairan bahwa tidak semua wilayah mendapatkan pengairan yang baik, melainkan hanya lahan – lahan milik pemerintah yang diairi. Kedua, Pendidikan diberlakukan untuk para bangsawan belanda dan para rakyat lokal yang mampu menempuh pendidikan. Ketiga, Perpindahan penduduk diberlakukan hanya untuk mempercepat proyek yang dilakukan Belanda. Setelah proyek setelah, para pribumi dikembalikan ke daerah asalnya.
Lahirnya Pribumi yang Intelektual
Meskipun banyak penyelewengan yang dilakukan Belanda kala itu, akibat lahirnya kebijakan politik etis terutama dalam aspek pendidikan banyak melahirkan rakyat pribumi yang intelektual. Mereka yang mampu menempuh pendidikan tinggi seperti Pendidikan Kedokteran di School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen dan sekolah – sekolah lainnya.
ADVERTISEMENT
Mereka sadar bahwa rakyat pribumi mengalami ketepurukan ekonomi, sosial - budaya dan melihat langsung adanya diskriminasi dimana rakyat pribumi dianggap lebih rendah dibanding orang Eropa.
Melihat kondisi ini, membuat mereka tidak tinggal diam dengan mengajak para kaum pribumi untuk melakukan penolakan terhadap perilaku yang sewena – wena dan tidak manusiawi. Mereka juga mengajak kaum pribumi untuk melawan penjajahan yang ada di Indonesia. Inilah, awal terbentuknya organisasi – organisasi pergerakan nasional Indonesia demi mencapai kemerdekaan, diantaranya:
1. Budi Utomo
Organisasi ini dibentuk pada tanggal 20 Mei 1908. Bertujuan memberikan beasiswa (Studie Fonds) kepada kaum pribumi yang tidak mampu menempuh pendidikan.
2. Sarekat Islam
Didirikan pada 10 September 1912. Organisasi ini bertujuan untuk memperkuat kesatuan dan persatuan rakyat pribumi guna melawan hinaan yang dilakukan oleh Belanda bahwa rakyat Indonesia memiliki kepercayaan agama yang tipis dan para pedagang tianghoa yang melakukan kecurangan dalam sistem berdagang di Hindia – Belanda.
ADVERTISEMENT
3. Indische Partij
Didirikan pada tanggal 25 Desember 1912. Organisasi ini didirikan guna membentuk persatuan nasional Indonesia untuk melangkah menuju kemerdekaan.
Saat ini, kita dapat dengan mudah mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak, pendidikan kala itu diperuntukan kepada golongan penduduk atas. Saat ini, dapat dirasakan bahwa setiap kalangan dapat menempuh pendidikan yang layak tanpa melihat status sosial.
Hasil dari kebijakan politik etis telah menghasilkan para cendekiawan muda yang mampu mendobrak pintu menuju pemikiran yang lebih maju dan kesadaran nasionalisme Indonesia.
Dari sebuah cerita singkat ini semoga pembaca dapat memahami perjuangan yang telah dilalui, sehingga tumbuh rasa tanggungjawab untuk mengharumkan nama bangsa. Membentuk persatuan dan kesatuan karena kita adalah bangsa yang satu yaitu bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT