Konten dari Pengguna

Bagaimana Pelanggaran Kode Etik Profesi Menghancurkan Kepercayaan Publik

Della Puspita Sari
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
4 Oktober 2024 18:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Della Puspita Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto From Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Foto From Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kepercayaan publik adalah fondasi esensial bagi setiap profesi. Tanpa kepercayaan ini, berbagai profesi mulai dari tenaga medis, hukum, akademis hingga pejabat publik akan kehilangan legitimasi dan otoritasnya di mata masyarakat. Untuk menjaga kepercayaan ini, kode etik diciptakan sebagai landasan moral dan pedoman perilaku. Kode etik bertujuan untuk menjaga integritas, mencegah penyalahgunaan kekuasaan, dan memastikan para tenaga kerja profesional bertanggung jawab dalam menjalankan tugas sesuai bidangnya. Namun, ketika kode etik ini dilanggar, dampaknya bukan hanya terhadap individu atau institusi, tetapi bisa berdampak luas dan menghancurkan kepercayaan publik secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Dampak Pelanggaran Kode Etik terhadap Kepercayaan Publik
Pelanggaran kode etik memiliki konsekuensi serius yang dapat merusak hubungan antara profesi dan masyarakat. Ketika seorang profesional melanggar kode etik, dampaknya dirasakan tidak hanya oleh individu yang menjadi korban langsung, tetapi juga oleh masyarakat luas yang menggantungkan harapannya pada profesional tersebut.
Sebagai contoh di bidang kesehatan, pelanggaran kode etik seperti malpraktik dapat mengakibatkan krisis kepercayaan publik. Kasus malpraktik medis, seperti kasus kain kasa yang tertinggal di tubuh pasien pascaoperasi, menciptakan ketakutan di kalangan masyarakat. Masyarakat mulai mempertanyakan kompetensi dan integritas para tenaga medis. Mereka bertanya, "Jika dokter yang telah diambil sumpah profesinya saja bisa melakukan pelanggaran, bagaimana masyarakat bisa merasa aman saat membutuhkan layanan kesehatan?" Kasus-kasus ini menciptakan ketidakpercayaan yang meluas, tidak hanya terhadap individu dokter, tetapi juga terhadap sistem kesehatan secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia hukum, salah satu contohnya seperti pelanggaran kode etik oleh advokat, jaksa, atau hakim juga dapat merusak kepercayaan publik. Misalnya, ketika seorang pengacara menerima suap untuk memanipulasi hasil persidangan atau ketika seorang hakim memutuskan perkara berdasarkan kepentingan pribadi daripada fakta hukum, publik mulai meragukan sistem peradilan. Rasa ketidakpercayaan ini berpotensi melemahkan keyakinan masyarakat bahwa hukum dapat menegakkan keadilan. Tanpa kepercayaan ini, masyarakat mulai berpikir bahwa keadilan hanya milik mereka yang memiliki kekuasaan atau uang, dan sistem peradilan menjadi tidak relevan bagi rakyat biasa.
Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh pejabat publik bahkan memiliki dampak yang lebih luas dan dalam. Di Indonesia, kita telah menyaksikan bagaimana pelanggaran kode etik oleh pejabat publik telah menghancurkan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga negara yang diharapkan menjadi penjaga keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan rakyat. Salah satu contoh yang menghebohkan adalah ketika seorang anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diketahui membocorkan informasi rahasia terkait penyelidikan korupsi kepada pihak yang sedang diinvestigasi. Tindakan ini bukan hanya pelanggaran terhadap sumpah jabatan, tetapi juga menghancurkan reputasi KPK sebagai lembaga yang bertugas memerangi korupsi. Akibatnya, masyarakat mulai meragukan kemampuan KPK untuk melaksanakan tugasnya dengan integritas. Jika lembaga yang seharusnya menegakkan hukum justru terlibat dalam pelanggaran etika, publik merasa dikhianati. Kepercayaan terhadap sistem hukum dan kemampuan negara untuk memerangi korupsi menjadi sangat terancam.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Menegakkan Kode Etik dan Menjaga Kepercayaan Publik
Kepercayaan publik adalah pondasi keberlangsungan setiap profesi. Sebuah profesi tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa dukungan dan keyakinan dari masyarakat. Profesi hukum, kesehatan, dan pejabat publi yang bekerja untuk melayani masyarakat sangat bergantung pada kepercayaan ini. Ketika kepercayaan itu hilang, kemampuan profesi tersebut untuk menjalankan fungsinya dengan efektif juga ikut hancur. Dalam dunia kesehatan, jika masyarakat tidak mempercayai dokter atau rumah sakit, mereka akan enggan mencari pertolongan medis. Dalam dunia hukum, jika masyarakat tidak lagi percaya pada sistem peradilan, maka kepatuhan terhadap hukum akan menurun, dan ketidakadilan akan merajalela.
Kode etik bukan hanya sebuah aturan tertulis yang harus diikuti, melainkan merupakan kompas moral yang menuntun profesional dalam menjalankan tugas mereka dengan integritas. Setiap pelanggaran terhadap kode etik, sekecil apa pun, akan berdampak besar pada kepercayaan publik. Oleh karena itu, perlu ada mekanisme pengawasan dan penegakan yang tegas untuk mencegah pelanggaran etika.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, masyarakat juga memiliki peran penting dalam menuntut transparansi dan akuntabilitas dari para profesional di berbagai sektor. Dengan demikian, kolaborasi antara masyarakat, lembaga pengawas, dan para profesional sendiri sangat diperlukan untuk menjaga standar etika tetap tinggi. Penegakan kode etik harus diprioritaskan, tidak hanya sebagai bentuk tanggung jawab profesi, tetapi juga untuk melindungi kepentingan publik dan memastikan bahwa layanan yang diberikan benar-benar sesuai dengan harapan dan standar yang telah ditetapkan.
Pelanggaran kode etik profesi tidak boleh dianggap sepele, karena dampaknya jauh melampaui individu pelaku. Kepercayaan publik adalah aset yang sangat berharga, dan begitu hilang, sangat sulit untuk diperbaiki. Profesi yang melanggar kode etik akan menghadapi krisis legitimasi, dan masyarakat akan mulai meragukan keandalan profesi tersebut. Oleh karena itu, penegakan kode etik harus diprioritaskan dan diiringi dengan transparansi dan akuntabilitas. Dengan menjaga standar etika yang tinggi, profesi-profesi ini dapat terus menjalankan tugasnya dengan baik dan mempertahankan kepercayaan publik yang menjadi fondasi keberlanjutan mereka.
ADVERTISEMENT