Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Kegagalan Parenting Dan Pengaruhnya Pada Mental Anak
26 Desember 2024 16:36 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Della Puspita sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Parenting adalah pola asuh dan tanggung jawab besar yang diberikan kepada orang tua untuk membesarkan anak-anak mereka. Pola asuh yang diberikan tidak hanya membentuk kepribadian anak juga memengaruhi kesehatan mental mereka secara mendalam tapi tidak semua orang tua bisa memberikan pola asuh yang baik.
ADVERTISEMENT
Kegagalan parenting dapat terjadi dalam berbagai bentuk dari pola asuh yang terlalu keras sehingga menyebabkan emosional, salah satu bentuk yang sering terjadi adalah pola asuh otoriter yang dimana orang tua menerapkan aturan yang ketat dan memberikan hukuman yang berat tanpa memberikan celah dan kesempatan untuk berkomunikasi. Anak-anak yang tumbuh dibawah tekanan pola asuh seperti ini cenderung merasa takut dan juga tidak percaya diri, pengabaian emosional juga menjadi bentuk kegagalan parenting yang sangat signifikan orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan atau urusan pribadi sering kali tidak memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak mereka.
Pada pengalaman orang lain, kegagalan parenting bisa mempengaruhi perkembangan pada mental anak seperti traumatis pada anak yang mengalami kekerasan orang tua akibat tindakan pola asuh yang salah. Terdapat beberapa bentuk-bentuk kegagalan parenting yang bisa mempengaruhi kesehatan mental anak, diantaranya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1.Kekerasan pada fisik
Seperti bentuk kekerasan yang digunakan untuk kedisiplinan pada anak, kekerasan juga sering menyebabkan anak merasa seperti tidak nyaman dan aman saat berada dilingkungan rumah, yang dimana seharusnya rumah itu menjadi tempat berlindung untuk mereka. Jadinya anak dapat menjadikan rasa trauma itu dengan rasa takut akan hal-hal yang akan dia lakukan nantinya yang semakin mendalam dan bisa juga menjadikan perilaku agresif pada anak.
2.Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter juga bisa menjadikan anak tidak nyaman karena dengan orang tua yang selalu mengatur dan mengontrol penuh pada anak dengan tidak memberikan kesempatan pada anak untuk berbicara dan menjelaskan apa yang terjadi, dengan pola asuh otoriter itu yang menuntut anak selalu harus patuh terhadap apapun yang orang tua katakan yang bisa menghambat perlakuan atau kemampuan anak untuk berpikir dan mengambil keputusannya sendiri.
ADVERTISEMENT
3.Harus mencapai batas kemampuan
Perilaku orang tua yang mengharuskan anak untuk mencapai batas kemampuan yang tinggi tanpa memikirkan kemampuan anak sering menyebabkan anak gampang stress dan tertekan, menjadikan anak merasa kurang percaya diri akan hasilnya sendiri yang setelahnya bisa memicu pikiran kecemasan dan depresi pada mental sang anak.
Dampak dari kegagalan parenting brdampak pada mental anak seperti: anak yang tumbuh tanpa dukungan dan selalu dicela bisa mengakibatkan anak merasa kurang percaya diri dan kurang baik. Kejadian ini dapat mempengaruhi kepercayaan bagi seorang anak untuk bersosialisasi, pola asuh yang penuh tekanan dan kekerasan bisa membuat seorang anak merasa tidak aman secara emosionalnya, pola asuh ini sering kali menyebabkan kecemasan dan depresi pada anak, yang bisa bertahan hingga dewasa, ada juga beberapa anak merespons pada pola asuh yang salah dengan cara menunjukkan perilaku yang salah seperti: suka berbohong, suka malas menjawab pertanyaan dari orang tua, suka mencuri dan juga menjadi seseorang yang agresif dan emosional
ADVERTISEMENT
Pada data dan fakta dari lingkungan sekitar seperti pola asuhan yang penuh dengan kekerasan verbal atau fisik yang bisa membuat anak tumbuh berkembang dengan sulit mengatur emosi dan lebih rentan terhadap konflik yang ada disekitarnya, karena anak belajar mengendalikan emosinya dari bagaimana cara orang tua mengajari, menanggapi, dan memahami emosinya. Pada saat pola asuh yang tidak konsisten terhadap kebutuhan anak, mereka yang kesulitan untuk mengembangkan emosionalnya.
Dari para ahli Dr’Diana Baumrind adalah psikolog yang dikenal dengan klasifikasi pola asuh: otoriter, permisif, dan otoritatif. Dia menemukan bahwa pola asuh otoriter yang terlalu keras, yang tidak memperhatikan kebutuhan emosional anak, bisa membuat anak tumbuh menjadi seorang individu yang pasif atau justru pemberontak dan sulit bersosialisasi. Dan dari Dr. Karen Young, seorang psikolog klinik, menekankan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan dengan pola asuh yang kurang suportif cenderung mengalami gangguan kecemasan dan depresi sejak dini, ia menyebutkan bahwa pola pengasuhan yang penuhkekerasan, penolakna emosional, dan kurangnya kehangatan didalam keluarga yang dapat mengganggu perkembangan korteks prefrontal pada anak, pada bagian otak yang berfungsi dalam mengatur emosinnya.
ADVERTISEMENT
Terdapat langkah-langkah untuk mengatasi dan mencegah pada kegagalan parenting seperti: orang tua yang perlu mengevaluasi pola asuh mereka dengan jujur dan bisa memahami bagimana tindakan mereka untuk memengaruhi anakanya, refleksi dengan dibantu dukungan dari teman, bida juga dengan mengikuti seminar, dengan membaca buku cara menjadi orang tua yang baik, atau juga bisa berkonsultasi dengan psikolog yang dapat membantu orang tua memahami anaknya disetiap perkembangan anak.
Kegagalan parenting bukan hanya tentang apa yang dilakukan orang tua terhadap kesalahan, tetapi juga tentang apa yang tidak mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan anak mereka. Dampaknya pada mental sang anak, mulai dari gangguan emosional hingga masalah perilakunya seperti: agresif, suka berbohong, mencuri dan membantah. Kegagalan parenting terjadi ketika orang tua yang menerapkan pola asuh yang kurang baik atau sesuai, seperti pola otoriter atau kekerasan pada fisik, yang berdampak negatif pada kesehatan mental anak. Hal ini dapat memicu trauma, rasa takut, rendah diri, juga tidak percaya diri dan bahkan bisa menyebabkan perilaku agresif. Sangat penting bagi orang tua untuk menciptakan pola asuh yang mendukung komunikasi, kepercayaan, juga memperhatikan batas kemampuan anak agar tumbuh dengan mental yang sehat dan percaya diri.
ADVERTISEMENT