Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Malaikat Tanpa Sayap Itu Kupanggil Ibu
19 Desember 2021 7:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Delvina Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sosok Ibu bagi saya adalah sosok malaikat tanpa sayap yang Tuhan hadirkan untuk menjaga kehidupan yang telah Ia beri di muka bumi ini. Di dunia ini, saya pikir tak ada yang bisa menandingi besarnya cinta melebihi cinta Ibu pada anak-anaknya. Cinta yang bertahan sampai akhir, hingga nantinya dipisahkan oleh takdir.
ADVERTISEMENT
Setiap hari, Ibu mengurus rumah sembari membesarkan anak-anaknya. Waktu saya kecil, kehidupan kami masih serba kekurangan. Namun, sesulit apapun Ibu tetap menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Untuk menambah pemasukan selain dari gaji Ayah, Ibu memutuskan untuk berjualan keliling. Sedikit demi sedikit, uang yang terkumpul bisa digunakan untuk biaya sekolah dan les kedua kakak perempuan saya.
Ibu punya mimpi yang besar. Beliau ingin anak-anaknya bersekolah hingga perguruan tinggi, supaya kelak memiliki kehidupan yang lebih baik. Beberapa orang mencemooh Ibu. Mereka bilang mimpi Ibu terlalu tinggi dan tidak akan pernah bisa diwujudkan. Namun, Ibu tak pernah sedikitpun goyah dengan cemoohan itu.
Kedua kakak saya bisa berkuliah di PTN favorit di kota. Tak berselang lama setelah kakak pertama saya lulus kuliah, ia ditetapkan lulus menjadi seorang ASN. Ketika itu, Ibu menangis terharu. Do’a dan usahanya selama ini tidak pernah Tuhan sia-siakan. Tuhan mendengar semuanya. Tuhan tahu tangisan Ibu di sela-sela do’a malam hari. Tuhan tahu bagaimana lelahnya kaki Ibu selama berkeliling untuk berjualan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kehidupan kami jauh lebih baik. Ibu tidak perlu lagi lelah berjualan. Di usianya yang sudah lebih dari lima puluh tahun ini, Ibu bisa menikmati masa tuanya dengan bahagia.
Kesuksesan saya, kelancaran segala aspek dalam kehidupan saya, tak pernah luput dari peran serta Ibu yang senantiasa mendo’akan dan menjaga saya, bahkan ketika saya jauh. Didikan yang Ibu terapkan pada saya dan kedua kakak perempuan saya amat baik. Kami tumbuh dengan kasih sayang penuh darinya setiap waktu. Ibu selalu memperhatikan kami, menunggu kedatangan kami apabila tengah pergi jauh darinya, dan senantiasa mendo’akan kebaikan untuk kami.
Maka kepada teman-teman semua yang masih Tuhan berikan seorang Ibu di sisi kalian, sempatkanlah menemuinya, berbicara dengannya, sesibuk apapun kita mengelola urusan dunia. Manfaatkan waktu yang Tuhan beri selagi Ibu masih ada, karena kita hanya manusia biasa yang tidak akan pernah tahu takdir Tuhan. Jangan sampai ketika Tuhan mengambilnya, kita menjadi manusia yang penuh penyesalan dan merasa paling berdosa.
ADVERTISEMENT