Konten dari Pengguna

Hikmah Isra Miraj di Tengah Pandemi

Deni Darmawan
Standardisasi Dai MUI Angkatan ke-24, Trainer Pojok Literasi Sekolah, Dosen Unpam, Tuton FKIP-UT, dan Guru Intercultural School.
11 Maret 2021 6:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deni Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Deni Darmawan, Unpam
zoom-in-whitePerbesar
Deni Darmawan, Unpam
ADVERTISEMENT
Peringatan Isra Miraj mengingatkan kita pada sebuah peristiwa yang sangat fenomenal dan viral pada masa nabi Muhammad Saw. Peristiwa yang menggegerkan dan membuat heboh warga Makkah karena sulit diterima oleh akal dan logika. Peristiwa Isra Mikraj adalah mukjizat dan cara Allah untuk menghibur dan menyenangkan hati Nabi Saw di tengah kesedihan, kesulitan dan penderitaan yang dihadapi kala itu.
ADVERTISEMENT
Kado terindah dari perjalanannya dari Masjidil haram (Makkah) ke masjidil Aqsa (Palestina) hingga ke langit ke tujuh menuju Sidratul Muntaha adalah perintah salat. Peringatan Isra Miraj di tengah pandemi menjadi sebuah perenungan mendalam, bahwa di tengah kesusahan, penderitaan dan kesedihan yang dihadapi, perintah salat merupakan cara jitu untuk untuk memperoleh ketenangan, kesenangan, dan kekuatan untuk menghadapi semua ujian.
Sudah setahun kita melewati hari demi hari tanpa kepastian kapan pandemi akan berakhir. Berbagai persoalan hidup makin terasa semakin berat dan terhimpit di kala situasi yang terus mendera. Isra Miraj mengingatkan kita, bahwa ketika nabi mengalami tahun kesedihan (‘amul al-huzn) karena sang istri tercinta, Siti Khadijah dan sang Paman Abu Thalib meninggal dunia, serta pemboikotan terhadap kaum muslimin di kota Makkah, menjadi tahun kesedihan, masa sulit untuk Nabi Saw.
ADVERTISEMENT
Di tengah kesedihan dan kesulitan itu, Allah Swt memperjalankan Nabi Saw pada malam hari dari Masjidil Haram hingga ke Masjidil Aqsa di Palestina sampai menembus ke langit ke tujuh bersama Malaikat Jibril. Sampai pada puncaknya, Nabi Saw ke Sidratul Muntaha dan bertemu dengan Allah Swt. Setelah bertemu dan tawar-menawar, akhirnya Nabi Saw memperoleh “hadiah ilahiah” yaitu perintah salat yang semula 50 waktu menjadi 5 waktu.
Kesedihan dan kesulitan kini menjadi hal yang membahagiakan tatkala Nabi Saw sudah melakukan perjalanan Isra dan Miraj. Tentu peristiwa Isra Miraj tidak bisa dipahami oleh akal dan nalar manusia, melainkan dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Hal ini menjadi ujian keimanan di antara sahabat, ada yang kufur, dan ada yang percaya.
Ilustrasi perlengkapan salat. Foto: Shutterstock
Yang ingin penulis garis bawahi adalah, ketika Nabi Saw mengalami tahun kesedihan dan kesulitan, ditinggal oleh orang-orang yang dicintainya dan penderitaan secara fisik maupun psikis, Allah Swt memberikan sebuah “kado terindah” berupa perintah salat, buah hasil dari sebuah perjalanan Isra Miraj. Perintah salat turun dari langit menuju bumi sebagai bekal manusia untuk menghadapi segala ujian dan permasalahan hidup yang disertai proses ikhtiar dengan penuh kesabaran.
ADVERTISEMENT
Salat memberikan kekuatan, kesabaran dan pertolongan dalam mengarungi dunia ini dan menjadi bekal untuk mengatur bumi. Ketika ujian datang berupa virus yang menghancurkan tatanan kehidupan umat manusia, maka perintah salat mengajarkan kepada hambanya tentang kekuasaan dan ketetapannya. Salat mengajarkan kesabaran dan kepasrahan sekaligus ikhtiar dalam menghadapi segala kesulitan hidup. Salat mengajarkan ketaatan hamba dalam dalam melaksanakan perintah Allah Swt.
Salat mengajarkan manusia untuk terus menyucikan jiwa agar optimis menghadapi ujian hidup dan mencegah dari perbuatan buruk dan munkar. Salat juga membentuk nilai-nilai moralitas dan karakter seperti kepedulian, simpati, tangguh, kerja sama, dan nilai-nilai lainnya.
Pandemi bukan akhir dari segala-galanya sehingga membuat kita stress, depresi bahkan bunuh diri. Dengan memaknai peringatan Isra Miraj di tengah pandemi, maka semua persoalan akan mampu kita lewati selama kita istiqomah dalam menjalankan perintah salat.
ADVERTISEMENT
Salat merupakan ibadah seorang hamba untuk memirajkan dirinya menuju ilahi agar sisi-sisi rohani dipenuhi limpahan rahmat dan tidah terjadi kehampaan dalam hidupnya. Hikmah yang harus kita ambil dalam memperingati Isra Miraj di tengah pandemi adalah, seorang hamba terus istiqomah dalam melakukan perintah salat sebagai perjalanan dan pendakian spiritual menuju ridho-Nya dalam keadaan senang dan sulit.
Sabar dan salat merupakan sumber kekuatan dari ilahi untuk terus optimis dan tidak putus asa di tengah terpaan dan ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir. Salat akan memberikan hormon endorfin yang terus memberikan energi positif dan perasaan bahagia sehingga terhindar dari stress, depresi, bahkan bunuh diri.
Salat tidak hanya membentuk kesalehan individual, tetapi juga berimplikasi kepada kesalahen sosial. Pandemi mendorong kita agar peka terhadap lingkungan sekitar dan kepedulian sosial. Walaupun salat termasuk ibadah madhah, namun mampu berdampak pada ibadah ghairu madhah yang mampu mendongkrak jiwa sosial untuk saling berbagi tanpa melihat agama, suku dan etnis tertentu.
ADVERTISEMENT
Hikmah Isra Miraj membuka mata dan hati kita akan keagungan dan kebesaran Allah Swt yang harus kita yakini bahwa kebesaran-Nya meliputi seluruh alam semesta ini, termasuk adanya Covid-19. Kita berupaya untuk memohon ampun dan memperbaiki diri agar istiqomah menjalankan perintahnya dalam serba situasi lapang bahkan sempit dan sulit.
Oleh sebab itu, seorang muslim harus mampu mengambil hikmah dalam setiap ujian yang dilaluinya, sebagaimana ia mampu mengambil hikmah dalam peristiwa Isra dan Miraj. Sehingga hikmah itu bisa jadikan pelajaran untuk menjalani kehidupan di tengah pandemi saat ini.