Idul Kurban dan Ujian Hidup

Deni Darmawan
Standardisasi Dai MUI Angkatan ke-24 dan Penulis Buku Religi dan Literasi
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2020 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deni Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hewan kurban untuk Idul Adha di Turki didandani sebelum disembelih Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Hewan kurban untuk Idul Adha di Turki didandani sebelum disembelih Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dalam setiap bulan Zulhijah atau dalam hari raya Idul Kurban mengingatkan kita pada sosok kekasih Allah, bapaknya para nabi yaitu Nabi Ibrahim As. Seorang nabi yang memberikan keteladanan dan nabi yang masuk dalam golongan ulul azmi. Keteladanan nabi Ibrahim juga selalu disandingkan dengan Rasulullah Saw. Disebut oleh Al-Quran sebagai teladan umat manusia. Allah Swt berfirman dalam surat mumtahanah ayat 4 “Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya”
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan hidupnya, banyak keteladanan yang kita bisa pelajari dan mengambil hikmah dari setiap ujian yang dilaluinya. Semua ujian yang dilaluinya selalu dihadapi dengan kesabaran, kerelaan, keridhoan dan keikhlasan kepada Allah Swt. Di antara ujian-ujian itu ketika Nabi Ibrahim As yang masih kecil mempunyai seorang ayah yang bernama Azar yang profesinya membuat patung atau berhala untuk dijual dan jadikan sesembahan. Namun Ibrahim kecil tetap menghormati dan menjaga adabnya seraya berdoa agar ayahnya mendapat hidayah dan memperingatkan sebaik mungkin. Dalam surat Maryam ayat 47 Allah Swt berfirman. Dia (Ibrahim) berkata, “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku”
Ibrahim kecil tetap mempertahankan tauhidnya kepada Allah Swt, walaupun lingkungannya mempengaruhinya termasuk ayahnya untuk menyembah berhala. Namun ibrahim tetap istiqomah beriman kepada Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Ujian datang kembali ketika nabi Ibrahim As berhadapan dengan raja Namrud. Nabi Ibrahim As ingin dibakar hidup-hidup oleh raja Namrud karena menghancurkan semua berhala kesayangan Namrud. Namun, karena kepasrahannya dan ketawakalannya kepada Allah, maka Api menjadi dingin. (Cari ayatnya) maka selamatlah nabi Ibrahim As. Hal tertera dalam surat Al-Anbiya ayat 69. Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!”
Tidak sampai disitu, ujian selanjutnya datang ketika Ibrahim harus menunggu sekian lama mendambakan seorang anak. Ketika bayi yang ditunggu itu lahir, Ismail namanya, Allah memerintahkan untuk meletakkan Ismail dan istri Siti Hajar di suatu lembah yang kering dan tandus. Ujian ini mampu dilewati Nabi Ibrahim, suka tidak suga, tega tidak tega, ia harus meninggalkan istri dan anak yang dicintainya di lembah tandus itu karena ketaatannya kepada Allah Swt. Hal ini juga digambarkan dalam surat Ibrahim ayat 37. “Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati”
ADVERTISEMENT
Lembah tandus itu, saat ini bernama makkah, sebuah tempat yang diberkahi. Terdapat air zam-zam yang terus memancar. Munculnya air zam-zam karena hentakan kaki Ismail kecil yang menangis kehausan di saat Siti Hajar mencari air berlari-lari dari bukit Shafa ke Marwah tujuh kali. Peristiwa ini mejadi syiar-syiar Allah. Dalam surat Al-baqarah ayat 158 “Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi‘ar (agama) Allah”
Ujian tidak hanya sampai disana, Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah Swt untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail As. Anak yang selama ini ditunggu kehadirannya, anak yang sholeh, tampan dan bagus akhlaknya. Kini anak kesayangnnya itu harus disembelih. Hal ini dipotret oleh Al-Quran pada surat As-shafat ayat 102. “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” Ujian berat ini bisa dilewati oleh Nabi ibrahim As. Dan Allah Swt menggantinya dengan se-ekor domba/kambing. Peristiwa ini kita kenal sebagai hari raya kurban. Semua umat Islam memperingatinya setiap tanggal 10 Zulhijah dengan penuh kebahagiaan dan suka cita.
ADVERTISEMENT
Ujian demi ujian dilalui oleh Nabi Ibrahim As. Ujian merupakan tanda cinta kepada Allah Swt. Setiap orang akan diuji sesuai kadarnya. Allah tidak memberikan ujian diluar kesanggupannya. Dalam setiap ujian ada pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil.
Ujian pandemi corona
Kalo saja Nabi Ibrahim As diuji dengan berbagai macam ujian. Bagaimana dengan kita. Kita pun saat ini diuji oleh virus Corona (Covid-19). Inilah yang menjadikan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Virus ini ada di sekitar kita. Mau tidak mau, suka tidak suka, maka kita harus disiplin untuk mematuhi protokol kesehatan dengan selalu memakai masker.
Tercatat dari berbagai media bahwa Indonesia mencapai 100.000 lebih kasus positif Corona. Meninggal sekitar 4.000 lebih. Sembuh 58.000 lebih. Angka ini lebih besar dari asal virus itu berasal yaitu di Wuhan, China.
ADVERTISEMENT
Didalam agama, keselamatan jiwa menjadi sebuah prioritas utama karena menyangkut nyawa manusia. Hal inilah yang menyebabkan Kemenag menunda keberangkatan haji tahun 2020. Disisi lain, sedih memang, sedari dulu kita ingin pergi haji wukuf di Arafah, menginap di mina dan mudzalidah, melempar jumrah, keliling ka’bah, sa’i di bukit shafa dan marwah dan tahalul. Namun, karena pandemi Corona, kesehatan dan keselamatan menjadi pertimbangan utama calon jemaah haji Indonesia.
Jemaah haji yang melaksanakan ibadah haji hanya penduduk Makkah saja. Terbatas dan harus mengikuti protokol yang sangat ketat, di mana para jemaah harus dikarantina atau diisolasi sebelum pelaksanaan haji. Tidak diperkenankan jemaah yang mempunyai riwayat penyakit sebelumnya dan tidak diperkenankan jemaah haji yang usia di atas 65 tahun. Ketahuilah, bagi tahun ini yang sudah berniat untuk berangkat haji sesuai jadwal. InsyaAllah, niat baiknya sudah mencatat disisi Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Deni Darmawan, Dosen Universitas Pamulang, Pemerhati Pendidikan dan Kebudayaan Islam