Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ketakwaan Individu dan Sosial
8 April 2024 8:55 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Deni Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tujuan utama puasa Ramadan adalah menjadi orang-orang bertakwa. Ketakwaan tidak hanya berdimensi secara vertikal (Hablumminallah) tapi juga secara horizontal (hablumminnas). Kedua dimensi itu harus seimbang seperti kehidupan dunia dan akhirat.
ADVERTISEMENT
Ibadah puasa yang kita jalani akan memberikan proses internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter yang semuanya terangkum dalam karakter orang-orang bertakwa. Ketakwaan individu adalah proses penghambaan kepada Tuhan untuk memperkuat aspek rohaninya (spiritualitas) sebagai fitrah manusia sebagai hamba yang ber-Tuhan.
Ketakwaan individu seorang hamba terlihat ketika senantiasa ingat Allah kapan pun dan di mana pun dalam memelihara diri dan penuh kehati-hatian agar dirinya tidak terjerumus dalam dosa. Segala amaliyah di bulan Ramadan dilakukan sebagai bukti kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Ketakwaan individu menjadi proses penyucian jiwa yang dilakukannya dengan melaksanakan berbagai kegiatan amaliyah di bulan Ramadan agar semata-mata mendapat ridho-Nya dan menjadi orang yang beruntung dalam mengarungi kehidupan di dunia.
Proses penyucian jiwa akan menjadikan rohani kita penuh cahaya-Nya dan berdampak kepada hati setiap hamba-Nya sehingga hatinya menjadi bersih (qolbun salim) dalam menangkap sinyal-sinyal Tuhan, bersemayamnya cahaya illahi di hati dan mudah melakukan kebaikan.
Jika hatinya sudah bersih, sehat dan selamat. Maka, kebersihan hati akan berdampak dalam berkarya dan prestasi. Begitu banyak ulama yang bersih hatinya sehingga bisa melihat persoalan lebih jernih dan menguasai berbagai macam disiplin ilmu serta mampu menuliskannya dalam lembaran-lembaran hingga berjilid-jilid menjadi kitab dan buku.
ADVERTISEMENT
Ketakwaan individu juga akan melahirkan kecerdasan spiritual yang akan menjadikan hamba saleh secara individu dan sosial. Melahirkan kerja cerdas, ikhlas dan tulus dalam melakukan sesuatu hal. Memiliki kepedulian, tidak egois dan integritas moral yang tinggi serta komitmennya kepada Allah untuk terus melaksanakan perintah-Nya dan larangan-Nya.
Ketakwaan individu akan memunculkan kesadaran spiritual sehingga seorang hamba merasakan kekuatan ilahiyah, merasakan kelezatan dalam beribadah, menemukan makna kehidupan dan selalu siap menghadapi segala cobaan.
Seseorang yang mempunyai ketakwaan individual tidak akan mengalami kehampaan spiritual sehingga tidak mudah gelisah dalam menghadapi dinamika kehidupan, tidak mudah stres, apalagi sakit jiwa dan bunuh diri. Segala tantangan hidup bisa dilaluinya dengan tenang, karena ia mempunyai tujuan, prinsip dan makna hidup yang jelas.
ADVERTISEMENT
Nilai-nilai Ramadan berdampak pada dirinya, kemudian dijaga dan istikamah dalam menjalankan amaliyah-amaliyah diluar bulan Ramadan dan membuktikan selama sebelas bulan ke depan. Walaupun amalan tersebut sedikit, tapi ajeg, konsisten dan istikamah dilakukan. Itulah amal yang dicintai Allah, sedikit tapi berkelanjutan.
Ketakwaan tidak hanya berdimensi individual semata, tapi juga berdimensi sosial. Puasa melahirkan sifat penyayang antar sesama, kepedulian dan solidaritas sosial, mampu berempati sehingga bisa merasakan penderitaan orang-orang yang tidak mampu.
Di bulan Ramadan kita diberikan contoh oleh Rasulullah SAW agar suka berbagi, membantu dan menolong orang lain sesuai kemampuan kita. Walaupun hanya secuil kurma dan seteguk air untuk berbagi, pahala yang diberikan berlipat ganda dan sangat besar di sisi-Nya. (Qs. Annisa:40)
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW adalah orang yang sangat dermawan dan semakin dermawan ketika pada bulan Ramadan. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW mengingatkan kepada umatnya, bahwa sebaik-baik sedekah ada di bulan Ramadan. Seseorang yang mempunyai ketakwaan sosial akan mempunyai kepekaan terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.
Ketakwaan sosial akan melahirkan sebuah sikap dan perbuatan yang baik dan menghindari kerugian orang lain. Segala macam perbuatan seperti ghibah, dusta, berkata kotor, dan perbuatan negatif lainnya akan dijauhkan demi hubungan sosial yang sehat dan bermartabat. Sehingga ketakwaan sosial akan memberikan dampak pada lingkungan akan semakin kondusif, aman dan nyaman.
Kesuksesan seorang hamba dalam menjalankan ibadah dan amaliyah Ramadan adalah melekatnya karakter dan sifat ketakwaan dalam diri, baik ketakwaan secara individu atau sosial. Nilai-nilai pendidikan karakter yang sudah terinternalisasi akan dibuktikan selama sebelas bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
Ketakwaan seorang hamba tidak hanya diukur dengan banyaknya ibadah, tapi juga berdampak dan berdaya guna bagi lingkungannya dan antar sesama. Itulah makna ketakwaan secara individu dan sosial, yang kehadirannya selalu memberikan manfaat untuk orang lain dan lingkungan sekitar.
Ketakwaan individu dan sosial akan mengantarkan setiap hamba menjadi orang yang berbahagia. Kebahagiaan yang bukan bersifat majasi tapi hakiki, abadi, ukhrawi, yang hatinya selalu terkoneksi dengan ilahi.